Senin, 13 Januari 2014

CINTA SEBERANG KAMAR ^_^

Haloo readers and CiGi, Welcome to Blog My Princess Brigitta Cynthia ;)
Selamat pagi menjelang siang CiGi dan Semuanya,Kangen CerPen/CerBung di blog ini gk?? Pastii dong kangen.. hihihi
Kali ini adm post CerPen dulu ya, kalau cerbung ntar ya setelah adm post 3 atau 4 cerpen. Seperti biasa CerPen yang Adm post di blog ini adalah Karya nya CiGi ;) Nah kalau kamu  mau CerPen/CerBung kamu di post di blog ini tinggal mensyen aja ke @PrincessCigi oke oke, 
Penasaran khan seperti apa cerpen nya ?? Yukkk capcussssssss
Okeee happy reading thisss CerPen……………………. ;)

Cast : Gigi Chibi
Bisma Smash
Cherly Chibi
Reza Smash, dll

Namaku Brigitta Cynthia. Orang orang memanggilku Gigi. aku sekarang ini duduk di bangku kuliah. Orang tua ku sekarang berada di Manado untuk urusan pekerjaan mereka. Alhasil aku dan Kakakku, Ryn. Hanya tinggal berdua saja di rumah. Namun aku ingin menjadikan diri ku ini tak seperti orang melihatku, mungkin dari sudut pandang mereka aku ini anak manja yg semua kebutuhan nya akan di penuhi, tinggal bilang, langsung ada. Resiko menjadi anak orang yg berada harus siap menerima remehan dan cercaan dari orang lain. Ya, aku memilih tinggal di kost an. Kakak ku sebenarnya melarang, tetapi aku tetap keukeh dengan pendirianku. Aku sudah berada di kost an ini kira2 selama 7 bulan. Gedung ini ada 2 lantai. Lantai pertama tepatnya ruang nomor 101 dihuni oleh sepasang suami istri yg sudah tua, kami biasa memanggilnya Kakek dan Nenek Osa. Kurasa mereka sepertiku, Chinese atau mungkin Japanese? Kamar di seberangnya, nomor 102 dihuni oleh kakak beradik, Cherly dan Reza. Sekarang, Cherly bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Sedangkan Reza, dia sebaya denganku, dia kuliah dan mengambil program study di bidang hukum. Kadang aku sendiri geli melihat tingkah laku mereka yg konyol. Tak jarang orang mengira mereka berpacaran mungkin karena usia mereka tak jauh berbeda. Di lantai 2, terdapat 2 kamar, kamar nomor 201 dan 202. Kamar nomor 201 ini lah yg sekarang ku tempati. Aku sedikit ngeri, pasalnya akulah satu2 nya orang yg tinggal di lantai 2. Yup, seberang kamarku yaitu nomor 202 sudah lama kosong. 6 bulan lalu, pasangan suami istri meninggalkan kamar ini dan membeli rumah baru. Tapi, kata kakek Osa, akan ada orang yg menempati kamar ini. Hh.. sukurlah jadi aku tidak akan sendiri lagi.
Sekarang, aku berada di kantin kampusku. Kurasa hari ini sudah tidak ada kuliah lagi, jadi aku memutuskan untuk duduk santai di sini dan menikmati teh dan sedikit snack. Aku menatap kaca besar yg mengarah ke halaman kantin sambil meneguk teh. Hujan? Apakah hari ini benar2 hujan? Tamatlah riwayatku!! Aku harus menunggunya sampai reda. Aku tak membawa payung ataupun jas hujan. Aku juga tak membawa uang banyak untuk ongkos pulang. Untuk membayar teh dan makanan kecil ini saja sudah cukup menguras kantongku. Memang, setiap bulan aku mendapat uang transfer dari orangtua ku. Tapi itu hanya untuk biaya kuliah saja. Mereka tak memberiku uang untuk kebutuhan sehari2. Beruntung jika uang yg mereka berikan tersisa, itupun tak seberapa. Jadi, setiap berangkat sekolah aku selalu jalan kaki. Aku juga malas berdesak desakan di kendaraan umum. Tak jarang aku mendapat tawaran tebengan dari Reza. Aku tau diri, aku tak mungkin merepotkan nya setiap pagi. Sepertinya hujan sudah reda, walaupun masih gerimis. Aku menutup kepalaku dengan topi jaket. Aku berjalan menuju halte dekat kampusku. Biasanya jam segini Cherly sudah pulang. Cherly hanya pegawai biasa yg jarang sekali melembur. Ya, aku selalu menunggunya di sini. Ia berangkat naik Bus yg tak jarang jalan kaki hanya untuk menemaniku. Karena tak enak dengan nya aku menyuruhnya naik Bus saja setiap pagi. Nah..itu Cherly. Dia keluar dari Bus dengan tangan kiri yg tengkurap melindungi kepalanya dari air hujan yg tak lagi deras dan tangan kanan yg membawa barang2 yg cukup banyak. Aku membantu membawakan nya

“Hai, Gi!!” sapanya

“Hai, Cher! Gimana kerjaan lo?” tanyaku basa basi

“Lancar lah.. lo sendiri?” ujar Cherly

“yah.. gitu2 aja” ujarku beranjak dari halte diikuti Cherly

“heh, katanya penghuni kamar 202 udah dateng lho.. tapi kata Nenek Osa, dari kedatangan nya sampai sore ini dia belum keluar juga dari kamarnya” ujar Cherly

“oh ya? Mungkin Nek Osa kali yg belum liat dia keluar kamar” ujarku tak percaya

“aduh Gi! nenek Osa tuh pandangan nya ga pernah lepas dari pintu kamar nya. Lagian Reza yg pulang kuliah dari tadi juga belum liat batang hidungnya” jelas Cherly

“ngomong2 laki apa cewek?” tanyaku

“katanya sih laki” jawab Cherly. Aku hanya mengangguk. Angin bertiup agak kencang sore ini. Aku menggigil karena rasa dingin mulai menembus jaket tebalku. Aku ingin segera sampai di kamarku, minum secangkir teh hangat, dan makan mie instan. Memikirkan nya saja sudah membuat perutku keroncongan. Kami menyusuri jalan kecil yg mengarah ke rumah kost kami.

“bawaan lo banyak banget?” ujarku

“iya, adek gue bener2 manja. Tadi telfon suruh cepet2 pulang Cuma buat minta dimasakin pasta. Dan ini buat jaga2 gue juga bawa mie instan. Lo mau?” ujar Cherly

“wah.. kebetulan baru aja gue planning mau makan mie instan. Haha.. tapi ga usah, persediaan gue masih banyak kok” tolak ku
Beberapa menit kemudian kami tiba di rumah kost kami. Cherly membuka pintu kamarnya dan tersenyum

“gue harus kasih makan adik gue yg manja ini. Selamat sore” ujarnya

“selamat sore” balasku sambil melambaikan tanganku dan bergegas menaiki tangga sambil menggosokkan kedua tanganku yg terasa dingin. Ketika mencapai pintu kamarku, aku berhenti lalu menoleh dan menatap pintu kamar 202. Aku mengerutkan keningku. Aku sama sekali tidak mendengar suara apapun dari balik pintu. Benarkah sudah ada penyewa kamar ini? Kenapa tidak ada suara? Sama sekali tidak ada tanda bahwa ada orang di dalam. Tiba2 terlintas pikiran buruk di benakku. Bagaimana jika penyewa kamar ini sakit? Aku menggeleng cepat mengenyahkan gagasan itu. Jangan berpikir macam2 Gigi!! mungkin saja orang itu keluar saat nenek Osa tidak melihatnya, tapi tadi Cherly sudah mengatakan jika nenek osa terus memperhatikan kamar ini dan tak pernah lepas darinya. Bagaimana kalau orang ini sakit dan terlalu lemah untuk bangun? Bagaimana jika orang ini menderita sakit jantung? Pingsan? Kehabisan oksigen? Okeh Gigi, ini bukan bulan. Aku menggeleng memikirkan kemungkinan2 itu. Aku menepuk kepalaku yg masih tertutup topi jaketku. Ah tidak mungkin!! Sejak kecil aku memang memiliki daya imajinasi yg tinggi karena sering membaca buku. Kuputuskan untuk mengecek tanpa harus mengganggu penyewa itu. Aku menempelkan telingaku di daun pintu kamar itu. Hmm.. masih sunyi senyap di sana. Tiba2 pintu itu berayun terbuka, membuat kepala yg masih menempel di daun pintu kehilangan sandaran dan tubuhku terjatuh ke depan. Aku memekik kaget sebelum jatuh terduduk di lantai. Aku mendongak keatas. Mataku terbelalak menatap sesosok pria yg berdiri di ambang pintu. Oh My!! Dia tampan sekali!!

“ehem.. untuk apa kau di depan kamarku?” pria itu mendesah. Aku lalu berdiri. Sekejap sudah ada nenek dan kakek osa serta Cherly dan Reza

“ada apa ini? Ku dengar ada yg berteriak tadi” tanya kakek osa

“eh..anu.. saya kek.. saya yg teriak tadi. Saya khawatir dengan yg ada di kamar 202. Jadi saya cek, waktumau saya cek, pintu nya kebuka dan saya jatoh. Maaf udah ganggu waktu kalian” ujarku

“maafkan saya juga, pak. Saya baru sampai dari Tokyo dan capek sekali, jadi belum sempat saling menyapa” jelas pria tersebut

“kalau begitu silahkan perkenalkan diri kamu” ujar nenek osa

“nama saya Bisma. Saya baru pindah dari Tokyo. Orang tua saya sudah lama pinah ke Tokyo. Dan saya pulang kesiniuntuk mencari kesibukan. Di sana hanya bisa menghabiskan uang saja” jelas pria tersebut yg ternyata namanya Bisma

“eh, kok bahasa nya jadi formal begini. Santai aja sama kakek. Anak2 biasa panggil saya kakek osa, dan ini istri kakek” ujar kakaek Osa

“kalo gue Cherly dan ini adek gue, Reza” ujar Cherly memperkenalkan diri dan menjabat tangannya diikuti Reza melakukan hal yg sama. Setelah itu, semua pandangan tertuju padaku, aku segera tersadar

“oh, gue Gigi. maaf atas kejadian tadi”ujarku, semua orang tersenyum hangat

“ ya sudah, masuk ke kamar masing2, biarkan nak Bisma istirahat” ujar kakaek Osa
S
K
I
P
“Hoooaaam....” pagi dunia... hari yg cerah. Semoga hujan tak datang lagi nanti sore. Lagipula, Cherly ada janji dengan teman nya. Jadi aku tak ada teman untuk pulang bersama. Oh God!!! Aku baru ingat kejadian tadi malam!! Ohh.. itu kejadian paling memalukan!! Aku berharap tak akan bertemu dengan nya lagi. Aku masih punya malu. Atau aku berharap urat maluku ini putus saja. Selesai mandi aku bergegas pergi ke kampus, keluar kamar dengan mengendap- endap. Ku kibaskan rambut sebahuku, mengunci pintu kamar dan segera keluar.

“huft... akhirnya bisa keluar tanpa sepengetahuan orang itu” ujarku lega

“orang itu siapa?” ada suara dari belakangku. Aku menoleh cepat

“hah???? Eh.. eng..nggak kok” ujarku gelagapan sambil memalingkan wajahku dan tertunduk

“hey.. ada orang loh di sini. Seenggak nya di liat kek” ujar Bisma. Aku berbalik badan perlahan

“hah? Iya.. eh.. ada apa?” ujarku. Oh Tuhan!! Cabut nyawaku sekarang. Aku benar benar seperti orang terbodoh dengan mengatakan kata2 itu.aarrggghhh.. kenapa aku jadi kikuk seperti ini

“mau ke kampus? Butuh teman?” ujarnya

“nggak, nggak usah.. gue udah biasa sendiri” jawabku

“oh, oke” ujarnya lalu kembali dengan aktifitas semula yaitu duduk di teras sambil membaca majalah

Aku bergegas pergi menjauh. Aku mempercepat langkahku. Selesai kuliah, aku duduk di halte. Meskipu aku tau, Cherly tak akan pulang secepat seperti biasanya. Tapi.. rasanya aku ingin menghirup udara segar, tak ingin berlama2 di kamar sempit.

“minum??” tiba2 ada seseorang yg menyodorkan sekaleng minuman dingin

“Bisma? Kok lo? Lo bisa ada di sini?” tanyaku kaget

“gue tau.. lo bukan cewek biasa” ujarnya

“maksud lo? Gue nggak ngerti” ujarku menerima minuman dingin yg ditawarkan nya karena aku memang benar2 haus

“panas banget ya hari ini. Kemaren aja hujan” ujarnya mengalihkan pembicaraan. Aku juga tak mempedulikan apa yg dikatakan nya barusan

“biasa, pancaroba memang ga menentu” ujarku larut dalam pembicaraan nya

Cukup lama kami mengobrol di halte dan kamipun memutuskan untuk pulang.

“udah lama nge kost di sini?” tanya Bisma

“hmmm.. 7 bulan” jawabku

“lo sendiri kenapa lebih milih pulang? Setau gue di Tokyo adem2 aja” tanyaku

“lo pernah ke Tokyo?” ujar Bisma

“pernah,bahkan gue sama keluarga gue pernah tinggal di sana. tapi habis itu pindah ke Kyoto, tapi sekarang orang tua gue di Manado” ujarku

“waw!!” ujarnya

“eh lo belum jawab pertanyaan gue ya.. kenapa lo lebih milih pulang ke indo?” ujarku sekali lagi

“karena gue tau di sini ada cewek secantik lo. Hahaha..” ujarnya yg benar2 berhasil membuat semburat malu di wajahku terlihat

“ish..” desahku sembari meninju pelan lengan nya

“hahaha.. becanda kali” ujarnya. Hhh.. sudah kuduga, dia hanya bergurau. Tak mungkin pria sepertinya menganggap diriku ini cantik

“hey.. ngelamun aja” ujarnya menyenggol lenganku

“hah? eh..enggak kok” ujarku gelagapan

“ya udah gue masuk dulu” ujarku lalu masuk ke kamar

“oh, oke” jawabnya

#Kamar

“kriuk..kriuk..kriuk..” suara perutku.. nampaknya cacing di perutku sudah mulai protes meminta makan. Mie instan lagi? Kemarin sudah mie instan. Tak baik makan makanan siap saji terlalu banyak.. kebetulan uang ku masih cukup untuk membeli makanan di luar. Jadi kuutuskan untuk makan di luar saja. Aku mengambil jaket dan tas ku, memakainya dan berjalan ke luar rumah kost. Aduh.. kenapa ada dia lagi? Setiap aku melihatnya, aku selalu ingat kejadian kemarin lusa. Tapi entah kenapa setelah ada di dekatnya, rasa malu itu hilang dan berubah menjadi rasa nyaman. Kuharap aku tak jatuh cinta dengan nya. Lagipula dia belum tentu menyukaiku. Sudahlah.. tak perlu memikirkan nya. Aku sudah benar2 lapar

“hei! Mau kemana?” pekik Bisma yg berada di taman depan

“hah? Em.. gak.. nggak kemana2” ujarku mempercepat langkahku

“heii!! Tunggu!!” ujarnya berlari menyusulku

“apa?” tanyaku yg masih berada di depan nya, sementara dia, berjalan di belakangku

“lo mau kemana?” tanya Bisma

“mau makan” jawabku singkat

“boleh ikut?” tanya Bisma. Aku berhenti dan berbalik badan, aku mengerutkan keningku. Sebenarnya aku sedikit risih dengan perlakuanya padaku

“lo kenapa sih ngikutin gue mulu?” tanyaku

“hah? Nggak.. ga papa, gue kan ga ada temen di sini” jawabnya dengan alasan yg tak cukup logis

“Reza? Apa dia ga bisa jadi temen lo? Gue udah terbiasa kemana2 sendiri dan agak risih lo ikutin” ujarku kepadanya

“gue jarang ketemu Reza.. udahlah, gue juga udah laper” ujar Bisma menarik tanganku
S
K
I
P
“hhaahh... kenyang juga” ujarku

“gue ga nyangka porsi makan lo double” kata Bisma heran

“biarin. Udah yuk, pulang..” ajakku

“hah? Pulang nih?” kata Bisma

“habis mau kemana lagi?” tanyaku

“ke.......”

“ddrrrrttt......ddrrrtt...” ponselku bergetar

“eh, bentar ya” ujarku lalu menerima telfon yg ternyata dari Reza

“Gi, lo dimana?” tanya Reza

“lagi makan di luar” jawabku

“ooh.. yaudah” respon nya

“emang ada apa?” tanyaku

“gue mau tanya Cherly kemana? Tapi ya udah lah. udah dulu ya.. pulsa mau abis nih”

“tut..tut..tut..” heh? Apa2an ini? Bahkan aku belum sempat menjawabnya, dia sudah menutup telfon nya

“siapa Gi?’ tanya Bisma

“Reza” jawabku singkat

“lo tadi mau ngomong apa?” tanyaku

“nggak, nggak jadi” ujarnya

#RumahKost

“masuk dulu ya, selamat malam” ujarku

“malam juga” balasnya

Aku masuk ke kamar. Deg..deg.. heh? Kenapa ini? Jantungku berdetak tak seperti biasanya. Apa.. Bisma? Aku jatuh cinta padanya? Ah jangan menghayal Gigi!! dia tak mungkin suka dengan wanita sepertimu!! Memang, dia sering mengikuti, merecoki ku, tapi bukan berarti dia suka denagnku! Ayolah Gi.. okey, aku mengaku. Aku memang menyukainya sejak pertama aku melihatnya. Ku harap aku bisa mengontrol perasaanku ini.
Ada sms masuk

“Gi, 1minggu lagi kita akan pindah lagi ke Kyoto. Tolong bantu Mama dan Papa packing di Manado. Kalau bisa, lusa kamu berangkat ke Manado... Ryn”
hah? Kenapa? Kenapa aku tidak rela. Sebelumnya aku ingin sekali kembali ke Kyoto. Tapi sekarang, aku sudah nyaman di sini. Tapi aku tidak boleh egois. Lusa? Baiklah..

keesokan harinya..
aku melihat seorang perempuan datang ke rumah kost. Apa dia penghuni baru? Tapi, kamar sudah penuh. Atau dia saudara Cherly? Sepertinya bukan. Oh.. dia masuk ke kamar Bisma!! Apa mungkin dia.... pacarnya? Ya, dia cantik, menarik, dia juga lebih pantas disebut sebagai wanita dari pada aku. Ya, Pasti pacarnya.. sudah Gigi.. sebentar lagi kammu akan pergi dari sini, jadi untuk apa mengharap cinta yg tak pasti. Semenjak itu. Sikapku menjadi lebih dingin pada Bisma. Nampaknya dia juga menyadari perubahan sikapku. Besok aku akan ke Manado. Aku harus berpamitan dengan semua penghuni kamar di sini. Kecuali Bisma..

“besok gue berangkat subuh2. Jadi gue rasa pamitan sekarang aja”

“yaahh.. Gi. jadi setiap hari, gue harus pulang sendiri” rengek Cherly

“ga ada yg nebeng gue lagi nih” kata Reza

“haha.. maaf ya kalo ada kata dan perbuatan yg kurang berkenan..” ujarku

“tapi ga menutup kemungkinan kamu akan kembali ke sini lagi kan Gi? kakek sma nenek pasti bakal kangen banget sama kamu” ujar Kakek Osa

“haha.. iya kek. Kalo Gigi pulang, pasti mampir kok. Ya udah, Gigi beres2 dulu ya” ujarku lalu masuk ke kamarku

#Keesokan harinya

Ini memang sudah jalanku.. selamat tinggal Cher, Za, Nenek, Kakek, dan Bisma.. Missing You so much

BISMA POV

Sejak kedatangan sepupuku,kezia. kenapa sikap Gigi jadi dingin begitu. Apa dia memang benar2 risih dengan keberadaanku? Oh iya, kemarin aku tak melihatnya sama sekali. Dia juga terkesan menghindar dariku. Aku melihat Kamar Gigi yg terkunci rapat. Seperti tak ada orang di dalam. Lebih baik kutanyakan pada Cherly. Aku pun turun menuju kamarnya

“Cher, lo liat Gigi ga?” tanyaku

“lhoh lo ga dipamitin sama dia?” tanya Cherly

“pamit? Emang dia kemana?” tanyaku bingung

“dia ke manado dan besok minggu dia mau pergi ke Kyoto” jawab Cherly

“hah? Sejauh itu.. sejauh itu Gigi menghindar dariku?” ujarku dalam hati

“oh, ya udah makasih ya..” ujarku dan kembali ke kamarku
Apa aku harus menyusulnya? Aku sudah tergila gila dengan nya. Ku tau dia wanita super. Mandiri dan unik. Bisma.. ayo kejar cinta kamu.. !! jadi kuputuskan untuk terbang ke Manado sekarang juga, sebelum dia berangkat ke Kyoto. Oh iya, alamatnya? Dia pernah bercerita tentang rumahnya yg ada di Manado saat di halte. Oh ya aku ingat!! Setelah sampai di Manado, aku segera mencari alamat itu. Dan sampailah aku di rumahnya. Ku beranikan diri untuk mengetuk pintu rumah itu. Ah tidak, bagaimana jika Gigi tidak ada di dalam sana. Aku berbalik badan. Bisma!! Kau sudah sampai sejauh ini!! Ayo coba dulu, siapa tau ini benar2 rumah Gigi.

“thok..thok..thok..”

“iya, sia...pa.....?” ujar Gigi.. hah?? Ya itu Gigi. akhirnya perjuanganku tak sia2

“Gigi!!!” pekikku mendekap tubuh mungilnya

“Bis.. Bisma?? Lo? Kenapa lo ke sini?” tanya nya hampir tak bisa berkata apa2. Atau aku yg terlalu kencang memeluknya

“Gi.. kenapa lo pergi? Kenapa lo harus ngehindar dari gue” ujarku

“gue nggak ngehindar, Bis. Tapi gue cukup tau diri. Lo udah punya pacar dan gue? Gue ga mungkin..”

“ssttttt” ujarku menempelkan telunjuk ku di bibirnya. Aku kembali memeluknya

“gue itu ga punya pacar Gi.. lo salah.. lo salah” ujarku. Ia melepas pelukanku

“kemarin, cewek yg ke kamar lo itu?” tanya Gigi

" dia sepupu gue, Kezia .dia nganter barang titipan dari nyokap” jelasku

“ADA sesuatu yang ingin kukatakan padamu sejak dulu. Sampai sekarang aku
belum mengatakannya karena... yah, karena berbagai alasan. Dan alasan utamanya
adalah karena aku takut.
Kalau aku mengatakannya, reaksi apa yang akan kauberikan?
Apakah kau akan menerima pengakuanku?
Apakah kau akan percaya padaku?
Apakah kau masih akan menatapku seperti ini?
Tersenyum padaku seperti ini?
Atau apakah justru kau akan menjauh dariku?
Meninggalkanku?
Tapi aku tahu aku harus mengatakannya padamu. Aku tidak mungkin
menyimpannya selamanya. Entah bagaimana reaksimu nanti setelah
mendengarnya, aku hanya berharap satu hal padamu.
Jangan pergi dariku.
Tetaplah di sisiku” ujarku sambil menggenggam tangan nya

“nggak, Bis. Gue ga akan kemana2. Gue tetep sama lo. Karna gue juga sayang sama lo” ujarnya

“MAKASIH CINTA SEBERANG KAMARKU..”

The END


Karya : CiGi
*Gimana Twibies cerpennya??? Bagus gk?? Atau kependekan?? Hmmm
Kasi saran yah???
Kalau gk bisa diblog ini, kasi saran lewat twitter aja yah,
Caranya sukup mention SARAN kamu ke @PrincessCigi *beuhhhkayakiklanpula hehe
Okeee  see you babayyyyy…. Sampai jumpa di CerPen berikutnya.. ;)
Happy READING,…………

Maaf kalau pendek dan endingnya gaje… hihihi

Sekian dan terima kasih

Tidak ada komentar: