Haloo readers and CiGi,
Welcome to Blog My Princess Brigitta Cynthia ;)
Selamat soreeee semuanyaahhh, heyyoo adm mau ngelanjutin lagi nih cerbung CRAZY yang part terakhirr, udah siap bacanya?? ini panjang lohh, namanya juga last part haahaaha..
Oke oke capcusssss
Selamat soreeee semuanyaahhh, heyyoo adm mau ngelanjutin lagi nih cerbung CRAZY yang part terakhirr, udah siap bacanya?? ini panjang lohh, namanya juga last part haahaaha..
Oke oke capcusssss
Cast :
- Gigi Chibi
- Bisma Smash
- Member Chibi & Smash
- Other
REZA POV
Aku melihatnya tadi pagi. Mereka
sudah bersama, kembali seperti biasa, akrab, hangat. Secepat itukah mereka
kembali? Secepat itu mereka memupuskan harapanku untuk Gigi? bisma sudah
melesat pergi. Gigi membalikkan badan nya dan sedikit terkejut melihatku sudah
berada di hadapan nya. Mungkin saat ini waktu yg tepat untuk mengungkapkan
semuanya
“udah baikan sama Bisma?” tanya ku.
Walau aku sudah tau jawabannya
“he eh..” jawabnya singkat
“gue.. gue boleh ngomong sesuatu
nggak?” kata ku menatap lurus matanya
“ngomong apa?” tanya nya ringan
“TTTETTTTETTTTETTTT” bel berbunyi.
Kata2 yg sudah kupersiapkan sejak kemarin harus kupendam dalam2.
Mungkin waktu berjalan sangat lamban
hari ini. Menunggu jam istirahat saja aku sangat kesal karena waktu terasa
sangat lama. Aku mencari keberadaan nya. Aku tahu lambungnya yg bocor sehingga
tak pernah kenyang itu akan membawa nya ke kantin di saat2 laparnya. Aku
melihat gadis berambut pirang yg selalu berada di dekat Gigi sedang tersenyum
ke arahku dan mengatakan sesuatu pada Gigi yg berada di hadapan nya. Aku
melambaikan tangan, Gigi menoleh ke arahku
“Gi..” panggil ku lembut
“hmm?” kata Gigi mengangkat kedua
alisnya
“gue.. gue ga mau basa basi. Yg
jelas gue tau reaksi apa yg bakal terjadi sama lo saat gue bilang ini. Mungkin,
marah, benci, atau...” aku mulai berkeringat. Apa begini rasanya mengungkapkan
perasaan kepada orang yg di sayangi?
“aduh.. kata nya ga mau basa basi.
Ini namanya apa kalo bukan basa basi”
“mm.. gu-gue.. sayang sama lo. Lebih
sayang dari pada rasa sayang seorang teman, lebih dari sayang seorang sahabat,
gue CINTA sama lo” akhirnya kata2 yg sudah di ujung lidah bisa ku ungkapkan
“Ap-apa????” pekiknya. Aku tau ia
pasti terkejut. Aku menyadari perasaan ini, awalnya aku mengelak, tapi sekarang
aku tak bisa menolaknya lagi. Aku tau perasannku yg sebenarnya untuk Gigi. tapi
dia sudah memiliki Bisma, orang yg selalu ada di hatinya, orang yg selalu
membuatnya patah hati, sedih, tertawa, bahagia. Semua.. ia sudah merasakan nya
bersama Bisma, dan.... aku tau itu.
“tapi gue sadar, Gi.. lo pasti lebih
milih Bisma. Gue ga menuntut balesan cinta kok. Tapi gue udah lega bilang ini
ke elo”
“lo ga perlu jawab, karna gue udah
tau jawaban nya. Tenang aja, gue ga bakal usik hubungan lo sama Bisma. Lo
bahagia, gue bahagia. Itu aja udah cukup” kataku. Aku tau dia bingung, dia tak
tau harus bagaimana, dia tak tau harus berkata apa. Aku sudah mengerti
REZA POV End
“Hai.. udah lama nunggu?” ujar Bisma
setelah menghentikan laju motornya tepat dihadapanku
“nggak..” jawabku dengan senyum
paksa masih teringat kata2 Reza tadi
“kenapa sih?” tanya Bisma berhasil
membaca perubahan eksresi wajahku
“nggak banyak tugas. Stress nih..”
“oh iya.. soal tadi. Gue serius
lhoh..” kata Bisma
"apa?”
“kok apa? Yg tadi.. Candle Light
Dinner” kata Bisma akirnya
“lho ga salah ngajak gue kan?
Mungkin maksud lo mau main PS bareng, main futsal, atau latihan?” ujarku masih
tak percaya
“aelah.. gue serius nih. Pacar
romantis kok heran. Okey.. gue tau kalo selama ini gue jarang bahkan ga pernah
romantis2an sama lo. Kali ini, gue coba bahagiain lo..” kata Bisma
“oouwwwh... so sweeetttt..” kataku
memiringkan kepala
“ya udah gih naik” kata Bisma. Aku
mengangguk. Aku mendekap punggungnya. Suasana hangat menyelimuti tubuhku. Harum
wangi tubuhnya menjalar kehidungku. Andai waktu bisa berhenti, aku ingin
selamanya seperti ini, dalam dekapan nya, segalanya tak berubah, dia
mencintaiku begitupun sebaliknya. Aku tak mau dia berpaling, aku ingin dia
selalu di sisiku. Walau aku tahu itu tak kan mungkin bisa terjadi
“makasih ya..” kataku setelah turun
dari motor nya. Bisma tersenyum ramah dan bergumam tak jelas, setelah itu pergi
dengan laju motornya. aku bergegas masuk rumah
“Gigi..”
“Mama? Mama udah di sini? Katanya
mama kesini nya male...m”
“Sini gabung sama kita. Mama udah
siapin makanan. Kamu udah makan?” kata Mama tak menjaawab pertanyaanku. Aku
menurut dan duduk dihadapan nya. Papa dan Cherly juga sudah menunggu. Makanan
ini, mengingatkan ku ketika Mama dan Papa masih bersama. Dulu, Mama selalu
memasakkan kita bertiga sayuran, dan makanan rumahan lain nya. Tapi itu dulu,
sebelum orang tua kita berpisah dan sibuk dengan pekerjaan masing2. Entah sudah
berapa lama aku tidak merasakan hangat nya suasana makan siang bersama
keluarga. Bahkan aku sudah tidak ingat terakhir kali seperti ini
“Gigi.. kok bengong? Dimakan dong”
kata Mama halus. Persis seperti dulu
“iy..iya Mah. Aku menyendokkan
makanan yg ada di hadapan ku. Lalu kumasukkan sedikit demi sedikit. Bahkan rasa
nya tidak berubah, aku masih mengingat jelas. Ini.. seperti mimpi yg telah
usang dan hari ini, terwujud
“Gi, apa kamu bener2 ga mau terjun
di dunia bussines?” tanya Mama tiba2
Deg.. apa mama melakukan ini semua
demi membujukku untuk melakukan apa yg dia mau? Papa dan Cherly menatap Mama
heran
“apa mama kesini Cuma buat ini? Gigi
kira Mama udah berubah! Tapi..”
“BRAKK!” aku membanting sendok dan
garpu ke ke meja dan berlari menuju kamar
“Mah.. Gigi baru aja sembuh dari
luka nya. Kenapa Mama tiba2 ngomong gitu?” suara Cherly samar2 ku dengar
S
K
I
P
“Jangan lupa nanti malem. Gue jemput
jam 7. Oke? Oh iya, ini.” Kata Bisma menyodorkan tas kertas bertuliskan merk
ternama. aku mulai membuka ikatan plastiknya, dan di dalamnya ada sebuah kain
berwarna hitam. saat kuangkat keluar, ternyata itu gaun. gaun yang amat cantik.
Gaun dengan panjang 5cm diatas lutut, dengan jahitan2 berwarna biru menawan dan
dengan lipatan2 yang sempurna. gaun ini pasti amat pas dengan higheels yg
dibelikan mama dulu
“apa ini?” tanyaku heran
“ini nanti yg harus lo pake. Gue ga
mau pacaran kalo lo nanti pake celana pendek, kaos oblong, atau sepatu ket”
kata Bisma
"iihh.. emang kenapa? Itukan
gaya gue” protesku
“gue tau. Dan gue suka gaya lo..
tapi ini Candle Light Dinner, Gigi” katanya
“oh, Cuma dinner aja harus pake
dress ya?”
“aduh... udah deh, nurut aja
kenapa!” kata Bisma jengkel
“haha.. iya iya. Ya udah gue masuk
dulu”setelah Bisma pergi, aku masuk ke kelas. Di sambut dengan senyum hangat
gadis berambut pirang menyala. Aku duduk di sebelahnya.
“cie.. ada yg lagi seneng nih” goda
Steffy
“apaan deh.. biasa ajah!” elakku
“halah.. ngaku aja deh”
“haha.. iya, gue di ajak Candle
Light Dinner sama Bisma"
"wah.. so sweett.. eh, Gi. ada
yg nyariin lo tuh” kata Steffy menunjuk pintu kelas
“Reza?” gumamku. Aku menghampirinya
dengan sedikit keraguan
“pletakk!” Reza berhasil mendaratkan
jitakan nya di kepalaku. Aku merintih pelan
“kenapa muke lo takut gitu liat gue?
Emang gue ada tampang penculik? Lagian siapa lagi yg mau nyulik cewek abal2
kaya lo” ujar Reza. Aku tercengang mendengarnnya. Dia sudah kembali. Reza yg
dulu sering mengejekku sudah kembali..
“tentang yg kemaren, anggep aja ga
pernah gue omongin” kata Reza cenderung berbisik. Mendengarnya, aku tersenyum
lebar. Syukurlah..
“ihh.. sakit tau!” ujarku mengelus
kepalaku
“wah.. ada apa nih? Kayaknya seru
banget?” kata Steffy yg sekarang berada di sampingku
“mau tau aja lo”
Tak terasa waktu berjalan begitu
cepat, walau aku pulang jam setengah 6 sore. Pulang sekolah, aku langsung
pulang ke rumah dan bersiap untuk makan malam. Kenapa aku senang sekali? ya,
memang seharusnya begitu. Papa masih bekerja, Mama sudah pulang ke rumahnya,
Cherly pergi belanja. Hh.. rasanya aku tak bisa berdandan sendirian. Steffy,
dia les bahasa mandarin. Ah! Ryn! Kenapa aku lupa dengan sahabatku dulu?
Sahabat sekolah lamaku! Di antara teman2 ku, dialah yg paling pintar bersolek.
Aku segera menelfon nya. Tak berapa lama, dia sudah sampai di rumahku
“masih sepi aja rumah lo?” ujar Ryn
setelah sampa di rumahku
“hehe.. bisa dimulai sekarang?”
tanyaku
“oh oke oke”
“nah.. wajah lo yg tirus,mm..
enaknya rambut lo diapain yah? Masalahnya rambut lo pendek sih, jadi gue
bingung” ujar Ryn. Aku hanya menatap Ryn heran lewat kaca besar
“aha!” setelah berseru begitu, ia
mulai bekerja. Tangan nya gesit mengotak atik rambutku.
“nah.. lo cantik banget, Gi. gue
baru sadar. Haha” kata Ryn. aku menatap tajam matanya, masih lewat kaca besar
yg ada di hadapanku
“hehe.. becanda, Gi. sekarang, make
up. Cewek kaya lo, ga perlu make up tebel2.” Gumam Ryn
“gue tau. Dan gue juga ga suka make
up tebel”
Ryn menaburkan bedak tipis di
seluruh wajahku. menyapukan eye shadow berwarna oranye yang hampir sama dengan
warna kulit. Blush on tipis di permukaan pipi. Dan menyelimuti bibirku dengan
Lipstick pink transparan
“selesai” katany sambil menepuk
pipiku pelan
“sekrang, lo pake gaun dari Bisma”
kata Ryn. aku menurut dan menuju kamar mandi
“gimana?” tanyaku setelah keluar dari
kamar mandi
“gilak.. lo cantik banget! Sip,
sekarang sepatu nya pake” aku menurut
Sudah jam setengah 7
“rambut tergerai dengan ikal, check!
bedak wajah, check!
parfum,check!
gaun rapi dan anggun,check!
sepatu mengkilap,check!
nah, semuanya udah sempurna, tinggal
nunggu Bisma” kata Ryn
“ya udah, gue pulang dulu ya..”
“thanks ya Ryn. keren!” gumamku
BISMA POV
Hari sudah mulai gelap. Semoga Gigi
sudah bersiap siap
“Bis!” aku terkejut mendengar suara
itu. Christy? Sedang apa dia di sini?
“lo mau kemana? Rapi banget” tanya
Christy
“gue mau dinner sama Gigi.” Christy
terkejut. Aku bisa melihat perubahan ekspresi wajahnya.
“oh.. have fun ya” kata Christy dan
berlalu begitu saja. Ada apa dengan nya? Biasanya dia sudah uring2an tak jelas
jika aku menyebut nama ‘Gigi’
“aneh” aku bergegas menjemput Gigi,
dia pasti sudah menungguku.
“Gigi?” gumamku melihat sesosok
perempuan cantik dengan rambut ikal dan wajah merona dengan gaun hitam elegan
yg kubelikan. aku hampir tak percaya itu Gigi. malam ini, dia benar2
PEREMPUAN.. ya, aku sudah sampai dan masih ada di dalam mobil
“hei! Masih mau nunggu berapa lama
lagi? Cepet masuk??!” pekikku. Haha.. aku ini benar2 tak bisa romantis
BISMA POV End
Bisma sudah menjemputku. Dia
menggunakan setelan jas hitam, nampak keren dan elegan
“hei! Masih mau nunggu berapa lama
lagi? Cepet masuk??!” pekik Bisma. Hah? ku kira ini awal dari keromantisan
hubungan ini. Setidaknya dia membukakan pintu untukku! Anak itu benar2...
“lo ga liat! Gue ga bisa jalan dengan
sepatu berhak 5 meter ini!!” pekikku
“hah? dasar!” desah Bisma. Dia turun
dan memapahku masuk ke dalam mobil
“gue kira lo udah latihan jalan pake
higheels!” gerutu Bisma
“emang penting ya?”
“ya penting lah.. malu2in tau ga,
pacar seorang Bisma ga bisa pake higheels!” komentarnya
“iye..iye”
“lo cantik..” ucap Bisma tanpa
melihatku, matanya tetap fokus menatap jalan di hadapannya. Apa anak itu sadar
sedang berbicara seperti itu?
“hah?” keningku berkerut
“bukan nya terima kasih malah ‘hah’?”
geram Bisma
“iya, iya, makasih. Lo juga keren!”
ini pertama kalinya kita saling memuji
Ia membuka pintu mobil dan langsung
masuk ke dalam cafe tanpa memperdulikanku. Ha? Pria ini benar2.. aku ini
perempuan dan aku ini pacarnya! Hhh.. aku mendesah keras. Berusaha berjalan
dengan heels keparat ini. Aku benar2 tidak bisa memakainya lebih dari satu
setengah jam. Kakiku sudah pegal
“woy! Tunggu woy!” astaga.. Bisma
memang benar2 berniat meninggaalkanku. Aku pun tersadar bahwa ini adalah tempat
umum kalangan orang2 elit yg tak mungkin berteriak seperti yg barusan
kulakukan. Gigi.. memalukan! Bisma kembali keluar, mungkin dia kesal menungguku
tak kunjung masuk. Ia mendesah keras, menahan tawa melihatku berjalan
kelimpungan dengan higheels ini. Bisma menghampiriku dan melingkarkan tangan
nya di pinggangku. Aku tercekat melihat apa yg ia lakukan
“ini hal wajar, bodoh! Ga pernah
liat orang pacaran?” kata Bisma. Jangan salahkan aku, karena aku memang tidak
pernah kau lakukan seperti itu!
“hahhaa.. geli tau!”
“hhh...” Bisma menghela nafas dan
akhirnya ia menggenggam tanganku masuk ke dalam
“ehem..” Bisma berdeham sambil
duduk. Lilin2 tersebar di sekitar meja. Meja kami terlihat berbeda dan spesial
dari meja2 yg lain. Seorang pelayan menghampiri kami. Bisma menyebutkan menu yg
ia pilih, ia melirikku sejenak dan...
“pasta dan air putih” kata Bisma.
Hah? jadi kita kesini hanya untuk makan pasta?
“Bis kok pasta sih? pasta disini tuh
porsinya Cuma se upil” ujar ku mencondongkan badan ke depan, berusaha supaya
suaranya tak terdengar oleh siapapun kecuali Bisma
"ada yg lain?” tanya pelayan
tersebut.
“silo....”
“eh! Udah, itu aja” kata Bisma.
Pelayan tsb pergi. Hah? bahkan aku tak bisa memilih sendiri menu yg akan ku
makan
“gue Cuma pengen malem ini lo jadi
CEWEK.. dengan porsi makan lo yg kaya kuli itu sama sekali ga nunjukin
keanggunan lo tau ga?!”
“hufft.. “ bahuku merosot
“tegapin badan!” bisik Bisma tegak.
Aku menurut..
Tak perlu menunggu lama, pesanan
datang. Seporsi pasta dan salmon steak. Segelas air putih, jus alpukat, dan
sebuah kotak kecil berwarna putih.
“makasih..” ucap Bisma kepada
pelayan
“tuh kan.. apa gue bilang! Mana
kenyang gue kalo kaya gini!” protesku
“udah, makan aja! atau gue yg
makan?”
“ih.. iya iya..” kataku lalu
menyuapkan pasta kedalam mulut. Benar saja, tak kurang dari 2 menit, piring yg
ada di hadapanku sudah bersih tak tersisa
“Bis..” aku menaikkan kedua alisku
“apa?” kata Bisma tanpa menatapku,
masih sibuk dengan makanan nya
“minta dong.. masih laper nih”
kataku sambil nyengir ala kuda
“hhh... AAK!” gumam Bisma
menyodorkan sesuap salmon
“hehe..” aku tersenyum lebar.
Alhasil, adegan suap2an pun terjadi selama makan malam.
“ini apa?” tanyaku mengacungkan
sebuah kotak kecil berwarna putih
“buka aja” ujar Bisma ringan
“jam tangan? Pink?” ujarku
menyernyit
“kenapa?” tanya Bisma
"kenapa jam tangan? Kenapa
harus pink?” tanyaku. Aku sekarang au kenapa dia meninggalkanku tadi. Dia
meminta pelayan untuk mengantar jam tangan itu.
“kenapa jam tangan? Karena gue mau,
tiap menit dan detik lo selalu inget gue. Kenapa pink? Karena gue pengen
milikin lo sebagai wanita. Pink itu mencerminkan keanggunan dan feminin nya
seorang wanita” jelas Bisma. Dia membuatku tercekat. Kata2 nya sungguh diluar
dugaan..
“pake gih” aku menurut. Mm.. tidak
buruk, sepertinya mulai sekarang aku akan suka sekali dengan warna pink
“bagus..” komentarku sambil melihat
seluruh lekuk dan detail jam tangan. Jam dengan warna dasar pink. Angka dan
jarum berwarna putih. Sangat cantik dan anggun. Sangat bertolak belakang dengan
kepribadianku
“gue simpen aja deh. Takutnya ujan,
basah, rusak deh jam nya” kataku
“terserah.. yg penting lo terima
itu. Mau lo simpen, lo pake, atau lo buang sekalipun. Itu terserah lo” Bisma
menatapku dan sesekali melirik jam tangan itu
“ishh..” aku mendesah
“pulang yuk Bis, kita udah lama nih
disini. Kaki gue perih nih” keluhku. Kita sudah 2 jam disini. Yak, seperti
perkiraanku, aku tak bisa memakai sepatu ini lebih dari satu setengah jam. Dan
setelah Bisma membayar dan keluar, aku langsung melepas sepatu ini.
“Aaaa..” pekikku. Kenapa sesakit
ini? Perih..
“kaki lo sakit?sini gue liat” Bisma
berjongkok untuk melihat tumit kaki ku. Lecet, mungkin aku belum terbiasa
“hhh.. dasar, bikin repot aja! cepet
naek!” kata Bisma yg masih berjongkok
“aduh..” pekik Bisma mengelus
kepalanya. Aku mendaratkan jitakan maut ala Reza di kepalanya
“jangan narik2 kaki gue! gue pake
rok dodol!”
“oh iya.. udah, ga apa2! Rok lo ga
sependek itu” setelah ragu sejenak, aku naik ke punggungnya. Bisma berjalan
melewati mobil
“lhoh? Kita ga naik mobil? Mobil nya
gimana?” tanyaku
“masih laper?”
“iya” jawabku enteng
“tunggu di sini!” kata Bisma
menurunkan ku di pinggir jalan. Kemana dia? Teganya ia meninggalkanku berduaan
dengan lampu taman..
“hey!” pekikku, percuma. Bisma sudah
menjauh
Tak lama, Bisma kembali dengan
membawa banyak makanan, saat kubuka bungkusnya, ternyata isinya adalah berbagai
macam makanan, mulai dari onigiri,sandwich,burger, hotdog, dan katsu. Aku duduk
di bangku yg ada di sekitar sana. Bisma berjongkok di hadapanku
“heh.. mau ngapain? Jangan ngintip!”
kataku ketus
“kaki lo lecet, dan lo masih mikir
gue bakal ngintip lo? Dasar..”
“ya..ya..ya..” kataku acuh tak acuh.
Aku sudah terlanjur tenggelam dalam makanan2ku
“huaahh.. ini baru yg namanya
kenyang! Makan banyak!” kataku sambil mengelus perutku
“lo bilang kenyang makan sebanyak
itu?kalo gue jadi lo, pasti gue udah muntah2.. dasar perut karet lambung bocor!
Cepet naik” cibir Bisma. Aku hanya bisa bergumam tak jelas. Bisma menggendongku
LAGI.. aku melingkarkan tanganku di lehernya
“kenapa?kenapa lo lakuin ini?”
kataku
“lakuin apa?”
“semua.. gendong gue, ngobatin kaki
gue, jam tangan, dan makan malam?” ujarku
“kenapa? Ya karena lo pacar gue. Lo
milik gue yg harus gue bahagia in dan gue lindungi! Dasar bodoh!”
“tapi kenapa? Kenapa kata2 lo itu
sama sekali ga bisa gue percaya. Apa jaminan untuk itu? Mungkin suatu saat lo
bakal lupa sama kata2 lo yg lo bilang barusan” kata2 itu tak mungkin
kuucapkan.cukup kusimpan jauh di dalam hati.
“BUUAKKH!!” dagu ku memberntur
kepalanya. Bisma berhenti tiba2
“Bis!! Kenapa sih?”
“..............” tak ada jawaban
“Bisma?”
“..............”masih tak ada
jawaban
“BISMAA!!!” ujarku mencoba melihat
wajah Bisma. Ekspresi Bisma tegang memandang lurus ke depan, aku berpikir apa
yang sedang dilihatnya itu.
“Chris.. Christy?” gumam Bisma. Aku
melihat apa yg ia lihat. Christy sedang dikerubungi 3 preman
jantungku berdetak amat kencang.
dari satu sisi, aku ingin menolong Christy karena aku tahu apa rasanya berada
di posisinya sekarang ini. tapi di sisi lain, aku tidak mau Bisma menolongnya.
karena aku tahu, kalau Bisma pergi kepadanya, dia takkan kembali lagi
kesisiku.perasaan sakit yang sudah hilang kembali lagi mengecamku. begitu
perih, begitu sakit.. ternyata selama ini, luka perih ini masih terkubur di
hatiku. dan sekarang dia mencuat lagi ke permukaan. Bagaimana ini? kumohon,
biarkan aku mempercayai Bisma. kumohon, jangan siksa aku begini. aku tahu ini
keegoisanku untuk menahannya di sisiku, tapi aku mencintai Bisma lebih daripada
Christy mencintai Bisma, aku tahu pasti itu. kumohon, biarkan Bisma di sisiku..
jangan siksa aku dengan perasaan ini lagi!
"Kyaaaaaa!!!!!" teriak
Christy, lalu dia berlari dan ke 3 pria itu mengejarnya. Bisma menggeram, dan
tubuhnya menegang.
“deg deg deg” jantungku berpacu amat
kencang.
Bisma mulai berjongkok bermaksud
untuk menurunkanku.
“deg deg deg”
Bisma menurunkanku dan mendudukkanku
di tanah di samping tiang listrik.
“deg deg deg”
"gue harus pergi" kata
Bisma. matanya tidak melihatku, dia masih mengarahkan pandangannya ke arah
dimana Christy berlari.
“DEG DEG DEG”
Bisma berdiri bersiap untuk lari,
tapi aku menangkap tangannya.
"jangan pergi..." kataku.
aku tahu aku egois, tapi aku tak bisa melepasmu begitu saja. kumohon Bisma,
jangan pergi.. jangan tinggalkan aku...
+DEG DEG DEG DEG+
"lepasin gue, Gi. gue harus
pergi nolongin dia" kata Bisma.
ya, aku tahu. aku tahu pasti bahwa
Christy memang amat membutuhkan bantuan saat ini. tapi bukan itu masalahnya.
aku sama sekali tidak peduli kalau kau menolongnya, aku sama sekali tidak keberatan.
tapi bisakah kau menolong dia dengan dirimu yang tidak mencintainya? aku takkan
keberatan kalau kau menolong perempuan yang kau sama sekali tak punya perasaan
khusus terhadapnya. tapi ini Christy. aku tahu, ah bukan, aku berusaha menutup
mataku akan kebenaran bahwa jauh di dalam hati kecilmu, kau masih mencintai
dia. Jadi aku tidak rela membiarkanmu menolongnya. maafkan kecemburuanku, dan
keegoisanku, Bisma. tapi aku tidak bisa menahan ego-ku. maafkan aku.
+DEG! DEG! DEG!+
"jangan pergi.. gue mohon,
jangan pergi..."
+DEG! DEG! DEG!+
“kaki lo udah gue obatin kan? Lo
udah bisa jalan sekarang.”
“apa lo cinta sama gue?” tanyaku
saat itu, gerimis mulai turun
membasahi rambutku. seakan langit juga ikut
menangis merasakan kepedihanku.
“..................” tak ada jawaban
Tolong, bilang saja kau mencintaiku,
berbohong-pun tak apa, katakan kau
mencintaiku dan aku akan
membiarkanmu menolongnya. tolong....
“ma-maaf, Gi” kata Bisma sambil
menarik tangan nya dari genggamanku dan berlari ke arah Christy
+deg.... deg..... deg.....
deg......+
begitu Bisma berlari meninggalkanku,
badanku langsung terkulai lemas tersandar di tembok. tubuh ini tak bisa
bergerak, terlalu lemas- terlalu perih untuk dapat
bergerak. detak jantungku-pun mereda
beriringan dengan jatuhnya rintik2 hujan di
wajahku. pandanganku kabur terhalang
oleh air mata yang satu per satu mulai
membasahi pipiku.
kenapa air mata ini keluar? padahal
aku sama sekali tidak bermaksud untuk
menangis. begitu perih-kah hingga
air mata ini keluar tanpa menunggu perintah dariku?
Kenangan bersama Bisma..
“kenapa jam tangan? Karena gue mau,
tiap menit dan detik lo selalu inget gue. Kenapa pink? Karena gue pengen
milikin lo sebagai wanita. Pink itu mencerminkan keanggunan dan feminin nya
seorang wanita”
Bohong!
“kenapa? Ya karena lo pacar gue. Lo
milik gue yg harus gue bahagia in dan gue lindungi! Dasar bodoh!”
Bohong
Pelukan hangat di tengah hujan waktu
itu.. saat itu.. baru saja ia meyakinkanku tentang perasaan nya. Tapi kenapa
sekarang...
Semua itu BOHONG!!!
bisa2nya kau berkata padaku begitu,
padahal hatimu mencintai Christy.
berarti, selama ini, kata2 yang kau
keluarkan itu semua untuk Christy?
dan berarti, selama ini aku hanya
penggantinya dan tidak lebih?
apa gunanya selama ini aku tulus
mencintaimu? kenapa kau mempermainkan ketulusanku dan membuatku terikat padamu?
tidak bisakah kau rasakan ketulusanku? tetapi bagaimana kau bisa begini kejam?
padahal setelah kejadian itu,
mataku selalu terpaku kepadamu dan
sama sekali tidak pernah melihat ke
arah lain.ternyata ini bukan hanya
kecurigaanku, semuanya terbukti. Kau masih mencintai nya?! terlalu perih...
terlalu sakit......kumohon, tolong aku.... kumohon.... kumohon......
"Huwaaaaa....." tangisku,
aku sudah tak dapat lagi menahan perasaan sedih ini.
"HUWAAAAAAA!!!!"
aku menangis malam itu diiringi
hujan besar yang ikut merasakan kepedihanku.
S
K
I
P
“Gue.. gue dimana?” suaraku serak
“Gigi? lo udah bangun?” aku
mendapati Steffy sedang di hadapnku
“Gigi.........” pekik Steffy memelukku
“Steff? Kenapa sih?!”
“Cherly nemuin lo pingsan di pinggir
jalan deket tiang listrik semalem, kehujanan, dan masih pake gaun! Apa yg
terjadi??” tanya Steffy menangis
“pingsan? Di jalan?” NYUT!!
Mengingat kejadian itu. Tanpa ku minta, airmata deras mengalir di pipi. Aku
harus terima bahwa Bisma memang masih mencintainya, aku hanya menjadi pelarian
nya saja
“Gigi.. lo ga apa2? Apa ini gara2
Bisma? Bisa2 nya dia ninggalin lo sendirian di jalan! Kalo terjadi apa2 sama lo
gimana?! Kenapa sih tuh anak suka banget bikin lo nangis bombay kaya gini!”
geram Steffy mengeluarkan ponselnya
“mau ngapain?” tanyaku
“mau telfon Bisma lah.. minta
pertanggung jawaban atas semua ini!” kata Steffy makin memanas(?)
“Jangan!!!!” pekikku meraih tangan
Steffy. Aakhh.. kepalaku sangat berat, pening, dan pandanganku berputar. Aku
melepas kembali tangan Steffy dan kembali berbaring
“lo kenapa sih, Gi??”
“percuma, lo telfon dia beratus2
kali juga percuma, Steff. Dia ga bakal peduli sama gue.. dia lebih milih Christy.
Sekarang gue udah tau perasaan dia sama gue”
“hah?? maksud lo apa?”
“apa yg lain udah tau?” tanyaku tak
ingin menjawab pertanyaannya
“belum. Waktu Cherly telfon gue, gue
langsung kesini dan belum kasih kabar sama temen2”
“kalo gitu jangan kasih tau!” jika
yg lain tau, pasti Bisma juga akan tau, aku tak ingin bertemu dengan nya saat
ini
“kenapa?” tanya Steffy. Aku menatap
mata nya tajam. Steffy menutup mulutnya rapat2
“iya.. ya udah, lo istirahat aja.
gue pulang dulu” kata Steffy. Aku mengangguk. Setelah Steffy keluar dari kamar,
aku menarik selimut dan tidur..
+++
“Gi.. bangun, minum obat dulu” suara
itu samar2 kudengar. Aku membuka mata. aku mengangkat tubuhku dan berhenti
dalam posisi duduk. aku menerima obat yang dibawakan Cherly dan meneguknya
dengan air.
"ini.. terimakasih ya."
kataku sambil menyerahkan gelas kosong ke Cherly
"dasar! Kok bisa lo sakit?
Cepet sembuh dodol!” Cherly keluar dari kamar. walau kata2 nya tajam, tapi aku
yakin dia tulus
“Ceklek” Cherly membuka pintu lagi
“ada apa lagi?”
“tadi Bisma nyariin lo”
“hahh?? Terus lo bilang apa?”
“ya gue bilang lo sakit..” sekarang
dia sudah tau. Kenapa dia masih peduli denganku setelah dia mencampakkanku
kemarin?
“eh tapi tadi dia dateng sama
cewek.. kalo ga salah namanya Christy..”
DEG
Ternyata.. dia kesini hanya untuk
melihat ku menangis? Menangis dalam kebahagiaan mereka? Bahkan aku belum
memutuskan hubungan ini, tapi dia sudah membawa wanita lain di hadapan
pacarnya?
“eh.. Christy apa Christin ya?”
“Christy, Cher..” jawabku lunglai.
Menyebut namanya saja sudah membuatku lemas
“oh.. lo kenal sama dia?” kata
Cherly
"udah ah! Keluar sana! Gue mau
tidur!"
“okey” Cherly mengangkat tangan nya.
Dan menutup pintu kamar
Kepalaku masih sakit, badanku
berkeringat.. apa aku demam?
tapi ini tidak sakit, sama sekali
tidak sakit dibandingkan dengan hatiku. andai saja hati yang sakit bisa
disembuhkan dengan obat, pasti akan bagus sekali.
Lalu sekarang apa yg harus
kulakukan? Apa yg harus kulakukan jika bertemu Bisma? Mungkin aku akan
merelakan dia pergi terlebih dahulu.. aku tidak mau menjadi penghalang baginya
tidak, sebenarnya bukan itu
alasannya. bukan 'aku tidak mau menjadi penghalang' alasannya. alasan
sebenarnya adalah karena ke-pengecutanku. aku terlalu takut untuk disakiti lagi
oleh Bisma. Hp ku berdering, di meja belajar. Aku turun dari ranjang! Ukkh..
kepalaku sakitnya bukan main? Semua terasa berguncang, berputar putar, tubuhku
gemetar. Aku terduduk di lantai.. sebegitu parahkan sakit ini?
“Gigi!!!” pekik Papa setelah
melihatku
“kamu kenapa nak? Muka kamu pucet
banget!” Papa semakin panik
“nggak apa2, Pah.” Jawabku tersenyum
lemah
“ke rumah sakit ya..”
“nggak usah, Pah. Gigi biak2 aja
kok”
“Gi.. kali ini tolong nurut sama
Papa”
“Cherly!!!! Siapin mobil!!” pekik
Papa
“iya, Pa!!” teriak Cherly dari ruang
tengah
Papa memapahku masuk ke mobil. Di
saat itu, aku berharap itu hanya bayangan, tetapi Bisma terlihat amat jelas
dihadapanku
“Gi.. maaf, ga seharusnya lo kaya
gini.. gue tau, tapi malam itu.....”
“cukup, Bis.. semoga lo bahagia sama
Christy! Kita putuss!!” kataku tegas. Aku berusaha sekuat tenaga menahan air
mata. Papa yg memapahku memandang Bisma penuh harap. Seakan berkata tolong
biarkan Gigi tenang. Aku masuk mobil diikuti Papa. Ku lihat dari kaca spion,
Cherly menepuk pundak Bisma dan mengatakan sesuatu setelah itu masuk ke mobil
BISMA POV
“PLAKK!!”
“bisa2 nya lo lakuin ini semua!! Lo
jebak gue??!! Semalem preman2 itu suruhan lo?? Jadi waktu lo bilang telfon dari
temen lo itu ternyata dari anak buah lo?? Lo suruh mereka keroyok Gigi?? lo
sadar ga sih, dia itu cewek, dia juga punya perasaan! Sekarang kalo lo di
posisi nya gimana?” aku tak tahan lagi dengan kelakuan nya. Christy nampak
ketakutan..
“ma-maaf.. ta-tapi gue sayang sama
lo..”
“coba buka hati lo buat cowok lain,
dan rubah sikap lo. Lo itu cantik, Chris.. banyak yg mau sama lo, banyak jug
cowok yg lebih baik dari gue..” Christy terperanga dengan ucapanku. Aku harap
dia sadar..
“bawa gue ke rumah Gigi!” pekiknya
“lo mu ngapain lagi?” tanyaku
“gue mau minta maaf.. karna gue
semua jadi kacau” kurasa dia mengerti apa maksudku
Hari itu juga aku dan Christy ke
rumah Gigi. Cherly sedang menyirami tanaman yg ada di halaman depan
“Cher.. Gigi ada?” tanyaku. Cherly menatap
Christy
“oh iya, ini Christy.. Chris, ini
Cherly. Kakak Gigi”
“lo belum tau? Gigi sakit, gara2
semalem kehujanan. Dia pingsan semalem” jelas Cherly
"hah?? sakit? Pingsan?
Semalem?” berarti itu karena aku? Aku meninggalkan nya sendiri di tengah hujan?
Dan dia tidak langsung pulang? Dasar Gigi bodoh.. Christy menatapku.. tatapan
bersalah, ya Christy sudah berubah
“ya udah Cher. Gue pulang aja. besok
ke sini lagi” Cherly mengangguk
“sebaiknya kita pulang aja. biarin
Gigi istirahat dulu” kataku. Aku menyesal, menyesal karena meninggalkan nya,
menyesal karena membiarkan nya diguyur hujan, menyesal karena telah membuat nya
sakit.... hati
Besoknya aku kembali.. sebuah mobil
hitam sudah bersiap di depan pintu. Aku melihat Papa Gigi memapahnya keluar
menuju mobil. Wajah Gigi pucat, sembab, dan.. tak bersemangat. Dia benar2
sakit.. benar2 kacau!
“Gi.. maaf, ga seharusnya lo kaya
gini.. gue tau, tapi malam itu.....” aku mencoba menjelaskannya
“cukup, Bis.. semoga lo bahagia sama
Christy! Kita putuss!!” kata Gigi tegas
DEG
Kenpa? Kenapa semua jadi begini? Aku
tahu aku telah menyakitinya. Apa dia tak bisa memberiku kesempatan? Lututku
melemas.ia sudah masuk ke mobil. Cherly menepuk pundakku
“berusahalah! Gue yakin Gigi cinta
banget sama lo! Dateng ke rumah sakit besok, dan jelasin semua. Gue percaya
sama lo”
CHERLY POV
Gigi sedang berbaring di ranjang,
wajahnya pucat. Aku tau dia sangat terluka. Gadis manis seperti dia, tak akan
berfikir sedangkal itu. Aku tahu alasan nya memutuskan hubungan nya dengan
Bisma, bukan karena ia sudah bosan dengan Bisma, bukan karena perasaan nya yg
sudah berubah, bukan karena wanita lain, Christy? Bukan karena itu. Tapi karena
perasaan Bisma. Perasaan yg menurutnya belum sepenuh nya mencintai nya. Ia
takut terluka untuk yg kesekian kalinya.. aku tau itu
“gimana Cher?” tanya Mama membuka
pintu
“masih tidur”
“apa Mama masih memaksakan diri buat
bujuk Gigi masuk ke dalam dunia bussines?”
“Cher, ga ada pilihan lain.. hanya
itu satu2 nya cara buat pertahanin perekonomian keluarga kita” kata Mama
“Ma.. Gigi punya impian. Dan impian
nya bukan di dunia itu. Manusia itu bagaikan burung. Dan mimipi sebagai
sayapnya. Gimana burung itu bisa terbang kalau Mama patahkan sayap itu? Gimana
manusia bisa sukses kalau mimpinya dipatahin? Burung tanpa sayap itu bukan
burung, dan manusia tanpa mimipi itu bukan manusia!”
“mama harus liat ini. Anak Mama itu
berbakat! Cherly bisa bantu Mama ngurus semua perusahaan” kataku aku
menunjukkan video pertunjukan Brekdance yg Gigi meminta ku untuk mengambil
video. Sekarang, aku tahu untuk apa video itu
Mama membekap mulutnya dengan tangan
kanan nya. Ia tercekat melihatnya
“Gigi punya kemauan keras, ga mudah
menyerah”
“baiklah.. Mama ga akan maksa Gigi
lagi” aku tersenyum lebar. Gigi.. kamu bebas
CHERLY POV End
Aku membuka mata. Cherly dan Mama
tertidur pulas di sofa ruangan. Sekarang sudah malam. Apa Bisma datang
menjengukku? Aah! Jangan pikirkan Bisma!! Jangan ingat dia!!
“Yakk.. sekarang giliran siapa yg
mau request lagu. Silahkan kirim e-mail atau sms ke no 089XXXXXXXXX.. ya.. ayo
buruann!!”
Suara penyiar radio yg ceria itu
terdengar. Gigi berpikir sejenak lalu meraih ponsel yg ada di meja kecil dekat
ranjang. Ia menulis pesan singkat lalu menyebutkan lagu yg ingin di putarkan.
Ya, Gigi mengirimnya ke radio tsb
“yup! Sudah ada sms masuk! Hey hoo..
dari Gigi nih untuk Bisma. Waahh.. yak, Gigi request lagu nya Sammy Simorangkir
dengan judul Aku Kembali. Katanya, “lagu ini cocok buat ngungkapin perasaan
gue. Semoga lo bahagia dengan dia” wah.. jadi ikut sedih nih.. okey Gigi,
jangan khawatir, gue bakal puterin lagu itu buat lo. Check this out!”
“Ingin rasanya melihatmu mampu
bertahan bersama diriku
Walaupun akhirnya kau telah pupuskan
cintaku dengan bersamanya
Tak pernah ku bayangkan kau sanggup
tinggalkan diriku”
lagu sudah berdendang. Air mata ini
mengalir deras seiring lagu itu berputar
“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi
segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan
akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku
kembali”
kembali menata hidup, bersiap
kehilanganmu
“Lelah rasanya hati, lelah untuk
disakiti, namun telah ku jalani
Ingin ku berlalu mengejar cintaku
dan mencoba untuk bertahan bersama mimpiku
Tak pernah terbayangkan ku harus
lupakan semua cerita ini”
ya, hati ini sudah lelah, lelah
dengan semua kepahitan yg mulai menerpa, lelah dengan dirimu yg menyakitiku
berkali-kali. Aku mencoba melupakanmu, tapi, mungkin seumur hidupku pun aku tak
akan sanggup untuk itu
“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi
segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan
akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku
kembali Mungkin sudah saatnya tuk lupakan semua rasa kecewa
Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi
segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan
akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri, meskipun
kini aku sendiri namun aku kembali”
Dan untuk terakhir kalinya, ku
persembahkan lagu itu untukmu, sebelum kamu benar2 pergi meninggalkanku..
BISMA POV
Ini sudah larut, tapi mata ini
menolak untuk terpejam.
“yup! Sudah ada sms masuk! Hey hoo..
dari Gigi nih untuk Bisma. Waahh.. yak, Gigi request lagu nya Sammy Simorangkir
dengan judul Aku Kembali. Katanya, “lagu ini cocok buat ngungkapin perasaan
gue. Semoga lo bahagia dengan dia” wah.. jadi ikut sedih nih.. okey Gigi,
jangan khawatir, gue bakal puterin lagu itu buat lo. Check this out!”
suara nyaring itu tak sengaja ku
dengar dari radio kamarku. Aku terpaku seketika mendengar namanya. Gigi? untukku?
“Ingin rasanya melihatmu mampu
bertahan bersama diriku
Walaupun akhirnya kau telah pupuskan
cintaku dengan bersamanya
Tak pernah ku bayangkan kau sanggup
tinggalkan diriku”
mendengar lirik itu, hatiku serasa
disayat. Gigi.. aku masih ingin bertahan, aku tak pernah meninggalkanmmu
“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi
segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan
akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku
kembali”
Aku ingin bersama mu, berdiri di
sampingmu dengan segala kebahagiaan abadi..
“Lelah rasanya hati, lelah untuk
disakiti, namun telah ku jalani
Ingin ku berlalu mengejar cintaku
dan mencoba untuk bertahan bersama mimpiku
Tak pernah terbayangkan ku harus
lupakan semua cerita ini”
Maaf, maaf jika aku sudah membuatmu
lelah, menyakitimu. Aku tahu, selama ini kau menjalani dengan berat hati, sakit
itu mungkin sudah tak bisa di sembuhkan dengan kehadiranku disana. Luka lama mu
mencuak kembali
“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi
segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan
akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku
kembali
Mungkin sudah saatnya tuk lupakan
semua rasa kecewa
Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi
segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan
akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri, meskipun
kini aku sendiri namun aku kembali”
Aku harap kamu masih bisa
memaafkanku, menerimaku kembali, entah sebagai kekasih atau teman baik? Aku
rela HANYA menjadi teman baikmu, asalkan kamu tetap disisiku. Menghiasi hariku
dengan senyum manismu
+++
Keesokan harinya..
“Bis.. gue ikut ya? Gue kan belum
sempat minta maaf ke dia” ujar Christy. Aku mengangguk lemah.
“tenang aja, Bis. Gigi pasti maafin
lo, kok. Gue percaya dia masih sayang sama lo dan ga ada rasa benci
sedikitpun..” ujar Christy lembut
“tapi.. gue ga yakin dia bisa nerima
kehadiran gue”
“udah.. liat aja nanti. Gue bakal
bantu lo jelasin semua!” Christy tersenyum lebar. Aku hanya bisa membalas
senyumnya
#RumahSakit
“Cher, gimana keadaan Gigi?” tanyaku
kepada Cherly yg duduk di luar ruangan.
“Tenang aja, Gigi udah baikan kok”
jawab Cherly tenang
“Kak, gue boleh masuk?” tanya
Christy
“boleh, silahkan..” kata Cherly
membukakan pintu
“mau gue temenin?” tanyaku
“nggak usah, Bis”
+++
“hai Gi.. udah baikan?”
“Christy?? Lo- lo ngapain di sini?”
“gu-gue.. gue mau minta maaf sama
lo. Gara2 gue semua jadi kaya gini. Gara2 gue juga hubungan lo sama Bisma jadi
berantakan”
“................”
“gue tau gue udah keterlaluan. Gue
udah suruh orang buat pukulin lo, gue udah suruh preman buat ganggu gue supaya
Bisma nolongin gue dan akhirnya lo cemburu”
“ja jadi kemaren malem itu.....”
“iya, itu semua gue yg ngatur.
Sekali lagi maafin gue. Dan satu hal lagi, perasaan Bisma udah seutuhnya lo
milikin. Jadi, ga ada alesan lagi buat lo marah sama dia”
“gue ga marah.. Cuma gue ga mau jadi
penghalang lo berdua”
“penghalang? Semua udah jelas, Gi..
Bisma cinta mati sama lo! Dan gue, gue udah relain Bisma buat lo. Mungkin Bisma
emang bukan buat gue. Gue serahin semua ke elo. Jangan pernah lepasin Bisma
lagi. Jadi, jangan kecewain gue”
+++
“gimana Christ?” tanyaku setelah
Christy keluar dari ruang inap... dengan senyum lebar
“masuk aja” kata Christy. Aku
membuka pintu. Sesosok kurus berdiri menatap pemandangan kota Jakarta lewat
kaca besar. Rambutnya bersinar terkena pantulan sinar matahari. Kulitnya yg
putih bersih berkilau di tengah ruangan yg berbau obat2an ini.
“Gi...” gumamku. Ia tak menjawab.
Aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Tubuh kurusnya semakin
terlihat. Aku mencium rambutnya
“bodoh! Kenapa waktu itu lo ga
langsung pulang? Kenapa malah diem di sana! lo kan juga tau gimana keadaan lo
kalo udah kena yg namanya air hujan!!”
“karena gue terlalu sesak buat
bernafas, terlalu lemah buat berdiri, terlalu sakit buat berjalan, dan terlalu
rapuh untuk dihancurkan” dia masih menatap luar kaca dengan pandangan hampa
“maaf..” gumamku
“gue udah tau semua. Christy udah
bilang semua”
“bagus lah.. Christy nepatin
janjinya” kataku. Gigi berbalik badan cepat, aku merangkulkan kedua tanganku
dipinggangnya. dengan wajah konyol, ia berkata
“janji apa?”
“ehem.. ada yg cemburu..”
“ih.. apaan sih!” Gigi menepuk
lenganku, dengan wajah cemberut ia berbalik badan lagi. Tetapi aku segera
memeluknya
“ga apa2.. tolong bersikap kaya gitu
setiap lo cemburu. Tunjukin kalo lo sayang sama gue” Gigi tercekat, nafasnya
terengah. Aku menariknya dan menciumnya
“ehem..” Gigi berdeham
“ih.. dasar genit!” protesnya
“biarin, kan pacarnya..” kataku
ringan
Mungkin setelah ini, kami masih akan
bertengkar dan mendapat masalahmasalah lain yang tak pernah kami pikirkan
sebelumnya. Tapi aku yakin, dalam pertengkaran2 dan masalah2 yang akan kami
hadapi kedepannya, takkan membuat kami berpisah malah akan membuat hubungan
kami semakin kuat. Ku kui Gigi mengubah hidupku. Membuat hari2ku yang biasa2
saja menjadi berarti. Kesenangan2 dan kegilaan2 yang kami lewati, akan selalu
hidup menjadi kenangan manis bagiku. Bisa dibilang, Gigi membuatku jadi GILA!
Akannya
THE END---
Karya: ZulFa
Gimana CerBung nya CiGi?? Kasi
saran yah.
Kalau
gk bisa diblog ini, kasi saran lewat twitter aja yah,
Caranya
sukup mention SARAN kamu ke @PrincessCigi *
Post yang akan datang CerPen.. Pensaran??? Keep Waiting!!!
Okeee see you babayyyyy….
Sekian dan terima kasih
Sekian dan terima kasih