Rabu, 30 April 2014

*CRAZY Part 6* LAST PART

Haloo readers and CiGi, Welcome to Blog My Princess Brigitta Cynthia ;)

Selamat soreeee semuanyaahhh, heyyoo adm mau ngelanjutin lagi nih cerbung CRAZY yang part terakhirr, udah siap bacanya?? ini panjang lohh, namanya juga last part haahaaha..
Oke oke capcusssss 

 
Cast :
- Gigi Chibi
- Bisma Smash
- Member Chibi & Smash
- Other

 REZA POV

Aku melihatnya tadi pagi. Mereka sudah bersama, kembali seperti biasa, akrab, hangat. Secepat itukah mereka kembali? Secepat itu mereka memupuskan harapanku untuk Gigi? bisma sudah melesat pergi. Gigi membalikkan badan nya dan sedikit terkejut melihatku sudah berada di hadapan nya. Mungkin saat ini waktu yg tepat untuk mengungkapkan semuanya

“udah baikan sama Bisma?” tanya ku. Walau aku sudah tau jawabannya

“he eh..” jawabnya singkat
“gue.. gue boleh ngomong sesuatu nggak?” kata ku menatap lurus matanya

“ngomong apa?” tanya nya ringan

“TTTETTTTETTTTETTTT” bel berbunyi. Kata2 yg sudah kupersiapkan sejak kemarin harus kupendam dalam2.
Mungkin waktu berjalan sangat lamban hari ini. Menunggu jam istirahat saja aku sangat kesal karena waktu terasa sangat lama. Aku mencari keberadaan nya. Aku tahu lambungnya yg bocor sehingga tak pernah kenyang itu akan membawa nya ke kantin di saat2 laparnya. Aku melihat gadis berambut pirang yg selalu berada di dekat Gigi sedang tersenyum ke arahku dan mengatakan sesuatu pada Gigi yg berada di hadapan nya. Aku melambaikan tangan, Gigi menoleh ke arahku

“Gi..” panggil ku lembut

“hmm?” kata Gigi mengangkat kedua alisnya

“gue.. gue ga mau basa basi. Yg jelas gue tau reaksi apa yg bakal terjadi sama lo saat gue bilang ini. Mungkin, marah, benci, atau...” aku mulai berkeringat. Apa begini rasanya mengungkapkan perasaan kepada orang yg di sayangi?

“aduh.. kata nya ga mau basa basi. Ini namanya apa kalo bukan basa basi”

“mm.. gu-gue.. sayang sama lo. Lebih sayang dari pada rasa sayang seorang teman, lebih dari sayang seorang sahabat, gue CINTA sama lo” akhirnya kata2 yg sudah di ujung lidah bisa ku ungkapkan

“Ap-apa????” pekiknya. Aku tau ia pasti terkejut. Aku menyadari perasaan ini, awalnya aku mengelak, tapi sekarang aku tak bisa menolaknya lagi. Aku tau perasannku yg sebenarnya untuk Gigi. tapi dia sudah memiliki Bisma, orang yg selalu ada di hatinya, orang yg selalu membuatnya patah hati, sedih, tertawa, bahagia. Semua.. ia sudah merasakan nya bersama Bisma, dan.... aku tau itu.

“tapi gue sadar, Gi.. lo pasti lebih milih Bisma. Gue ga menuntut balesan cinta kok. Tapi gue udah lega bilang ini ke elo”

“lo ga perlu jawab, karna gue udah tau jawaban nya. Tenang aja, gue ga bakal usik hubungan lo sama Bisma. Lo bahagia, gue bahagia. Itu aja udah cukup” kataku. Aku tau dia bingung, dia tak tau harus bagaimana, dia tak tau harus berkata apa. Aku sudah mengerti

REZA POV End

“Hai.. udah lama nunggu?” ujar Bisma setelah menghentikan laju motornya tepat dihadapanku

“nggak..” jawabku dengan senyum paksa masih teringat kata2 Reza tadi

“kenapa sih?” tanya Bisma berhasil membaca perubahan eksresi wajahku

“nggak banyak tugas. Stress nih..”

“oh iya.. soal tadi. Gue serius lhoh..” kata Bisma

"apa?”

“kok apa? Yg tadi.. Candle Light Dinner” kata Bisma akirnya

“lho ga salah ngajak gue kan? Mungkin maksud lo mau main PS bareng, main futsal, atau latihan?” ujarku masih tak percaya

“aelah.. gue serius nih. Pacar romantis kok heran. Okey.. gue tau kalo selama ini gue jarang bahkan ga pernah romantis2an sama lo. Kali ini, gue coba bahagiain lo..” kata Bisma

“oouwwwh... so sweeetttt..” kataku memiringkan kepala

“ya udah gih naik” kata Bisma. Aku mengangguk. Aku mendekap punggungnya. Suasana hangat menyelimuti tubuhku. Harum wangi tubuhnya menjalar kehidungku. Andai waktu bisa berhenti, aku ingin selamanya seperti ini, dalam dekapan nya, segalanya tak berubah, dia mencintaiku begitupun sebaliknya. Aku tak mau dia berpaling, aku ingin dia selalu di sisiku. Walau aku tahu itu tak kan mungkin bisa terjadi

“makasih ya..” kataku setelah turun dari motor nya. Bisma tersenyum ramah dan bergumam tak jelas, setelah itu pergi dengan laju motornya. aku bergegas masuk rumah

“Gigi..”

“Mama? Mama udah di sini? Katanya mama kesini nya male...m”

“Sini gabung sama kita. Mama udah siapin makanan. Kamu udah makan?” kata Mama tak menjaawab pertanyaanku. Aku menurut dan duduk dihadapan nya. Papa dan Cherly juga sudah menunggu. Makanan ini, mengingatkan ku ketika Mama dan Papa masih bersama. Dulu, Mama selalu memasakkan kita bertiga sayuran, dan makanan rumahan lain nya. Tapi itu dulu, sebelum orang tua kita berpisah dan sibuk dengan pekerjaan masing2. Entah sudah berapa lama aku tidak merasakan hangat nya suasana makan siang bersama keluarga. Bahkan aku sudah tidak ingat terakhir kali seperti ini

“Gigi.. kok bengong? Dimakan dong” kata Mama halus. Persis seperti dulu

“iy..iya Mah. Aku menyendokkan makanan yg ada di hadapan ku. Lalu kumasukkan sedikit demi sedikit. Bahkan rasa nya tidak berubah, aku masih mengingat jelas. Ini.. seperti mimpi yg telah usang dan hari ini, terwujud

“Gi, apa kamu bener2 ga mau terjun di dunia bussines?” tanya Mama tiba2

Deg.. apa mama melakukan ini semua demi membujukku untuk melakukan apa yg dia mau? Papa dan Cherly menatap Mama heran

“apa mama kesini Cuma buat ini? Gigi kira Mama udah berubah! Tapi..”

“BRAKK!” aku membanting sendok dan garpu ke ke meja dan berlari menuju kamar

“Mah.. Gigi baru aja sembuh dari luka nya. Kenapa Mama tiba2 ngomong gitu?” suara Cherly samar2 ku dengar
S
K
I
P
“Jangan lupa nanti malem. Gue jemput jam 7. Oke? Oh iya, ini.” Kata Bisma menyodorkan tas kertas bertuliskan merk ternama. aku mulai membuka ikatan plastiknya, dan di dalamnya ada sebuah kain berwarna hitam. saat kuangkat keluar, ternyata itu gaun. gaun yang amat cantik. Gaun dengan panjang 5cm diatas lutut, dengan jahitan2 berwarna biru menawan dan dengan lipatan2 yang sempurna. gaun ini pasti amat pas dengan higheels yg dibelikan mama dulu
“apa ini?” tanyaku heran

“ini nanti yg harus lo pake. Gue ga mau pacaran kalo lo nanti pake celana pendek, kaos oblong, atau sepatu ket” kata Bisma

"iihh.. emang kenapa? Itukan gaya gue” protesku

“gue tau. Dan gue suka gaya lo.. tapi ini Candle Light Dinner, Gigi” katanya

“oh, Cuma dinner aja harus pake dress ya?”

“aduh... udah deh, nurut aja kenapa!” kata Bisma jengkel

“haha.. iya iya. Ya udah gue masuk dulu”setelah Bisma pergi, aku masuk ke kelas. Di sambut dengan senyum hangat gadis berambut pirang menyala. Aku duduk di sebelahnya.

“cie.. ada yg lagi seneng nih” goda Steffy

“apaan deh.. biasa ajah!” elakku

“halah.. ngaku aja deh”

“haha.. iya, gue di ajak Candle Light Dinner sama Bisma"

"wah.. so sweett.. eh, Gi. ada yg nyariin lo tuh” kata Steffy menunjuk pintu kelas

“Reza?” gumamku. Aku menghampirinya dengan sedikit keraguan

“pletakk!” Reza berhasil mendaratkan jitakan nya di kepalaku. Aku merintih pelan

“kenapa muke lo takut gitu liat gue? Emang gue ada tampang penculik? Lagian siapa lagi yg mau nyulik cewek abal2 kaya lo” ujar Reza. Aku tercengang mendengarnnya. Dia sudah kembali. Reza yg dulu sering mengejekku sudah kembali..

“tentang yg kemaren, anggep aja ga pernah gue omongin” kata Reza cenderung berbisik. Mendengarnya, aku tersenyum lebar. Syukurlah..

“ihh.. sakit tau!” ujarku mengelus kepalaku

“wah.. ada apa nih? Kayaknya seru banget?” kata Steffy yg sekarang berada di sampingku

“mau tau aja lo”

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, walau aku pulang jam setengah 6 sore. Pulang sekolah, aku langsung pulang ke rumah dan bersiap untuk makan malam. Kenapa aku senang sekali? ya, memang seharusnya begitu. Papa masih bekerja, Mama sudah pulang ke rumahnya, Cherly pergi belanja. Hh.. rasanya aku tak bisa berdandan sendirian. Steffy, dia les bahasa mandarin. Ah! Ryn! Kenapa aku lupa dengan sahabatku dulu? Sahabat sekolah lamaku! Di antara teman2 ku, dialah yg paling pintar bersolek. Aku segera menelfon nya. Tak berapa lama, dia sudah sampai di rumahku

“masih sepi aja rumah lo?” ujar Ryn setelah sampa di rumahku

“hehe.. bisa dimulai sekarang?” tanyaku

“oh oke oke”

“nah.. wajah lo yg tirus,mm.. enaknya rambut lo diapain yah? Masalahnya rambut lo pendek sih, jadi gue bingung” ujar Ryn. Aku hanya menatap Ryn heran lewat kaca besar

“aha!” setelah berseru begitu, ia mulai bekerja. Tangan nya gesit mengotak atik rambutku.

“nah.. lo cantik banget, Gi. gue baru sadar. Haha” kata Ryn. aku menatap tajam matanya, masih lewat kaca besar yg ada di hadapanku

“hehe.. becanda, Gi. sekarang, make up. Cewek kaya lo, ga perlu make up tebel2.” Gumam Ryn

“gue tau. Dan gue juga ga suka make up tebel”
Ryn menaburkan bedak tipis di seluruh wajahku. menyapukan eye shadow berwarna oranye yang hampir sama dengan warna kulit. Blush on tipis di permukaan pipi. Dan menyelimuti bibirku dengan Lipstick pink transparan

“selesai” katany sambil menepuk pipiku pelan

“sekrang, lo pake gaun dari Bisma” kata Ryn. aku menurut dan menuju kamar mandi

“gimana?” tanyaku setelah keluar dari kamar mandi

“gilak.. lo cantik banget! Sip, sekarang sepatu nya pake” aku menurut

Sudah jam setengah 7

“rambut tergerai dengan ikal, check!
bedak wajah, check!
parfum,check!
gaun rapi dan anggun,check!
sepatu mengkilap,check!
nah, semuanya udah sempurna, tinggal nunggu Bisma” kata Ryn

“ya udah, gue pulang dulu ya..”

“thanks ya Ryn. keren!” gumamku

BISMA POV

Hari sudah mulai gelap. Semoga Gigi sudah bersiap siap

“Bis!” aku terkejut mendengar suara itu. Christy? Sedang apa dia di sini?

“lo mau kemana? Rapi banget” tanya Christy

“gue mau dinner sama Gigi.” Christy terkejut. Aku bisa melihat perubahan ekspresi wajahnya.

“oh.. have fun ya” kata Christy dan berlalu begitu saja. Ada apa dengan nya? Biasanya dia sudah uring2an tak jelas jika aku menyebut nama ‘Gigi’

“aneh” aku bergegas menjemput Gigi, dia pasti sudah menungguku.

“Gigi?” gumamku melihat sesosok perempuan cantik dengan rambut ikal dan wajah merona dengan gaun hitam elegan yg kubelikan. aku hampir tak percaya itu Gigi. malam ini, dia benar2 PEREMPUAN.. ya, aku sudah sampai dan masih ada di dalam mobil

“hei! Masih mau nunggu berapa lama lagi? Cepet masuk??!” pekikku. Haha.. aku ini benar2 tak bisa romantis

BISMA POV End

Bisma sudah menjemputku. Dia menggunakan setelan jas hitam, nampak keren dan elegan

“hei! Masih mau nunggu berapa lama lagi? Cepet masuk??!” pekik Bisma. Hah? ku kira ini awal dari keromantisan hubungan ini. Setidaknya dia membukakan pintu untukku! Anak itu benar2...

“lo ga liat! Gue ga bisa jalan dengan sepatu berhak 5 meter ini!!” pekikku

“hah? dasar!” desah Bisma. Dia turun dan memapahku masuk ke dalam mobil

“gue kira lo udah latihan jalan pake higheels!” gerutu Bisma

“emang penting ya?”

“ya penting lah.. malu2in tau ga, pacar seorang Bisma ga bisa pake higheels!” komentarnya

“iye..iye”

“lo cantik..” ucap Bisma tanpa melihatku, matanya tetap fokus menatap jalan di hadapannya. Apa anak itu sadar sedang berbicara seperti itu?

“hah?” keningku berkerut

“bukan nya terima kasih malah ‘hah’?” geram Bisma

“iya, iya, makasih. Lo juga keren!” ini pertama kalinya kita saling memuji

Ia membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam cafe tanpa memperdulikanku. Ha? Pria ini benar2.. aku ini perempuan dan aku ini pacarnya! Hhh.. aku mendesah keras. Berusaha berjalan dengan heels keparat ini. Aku benar2 tidak bisa memakainya lebih dari satu setengah jam. Kakiku sudah pegal

“woy! Tunggu woy!” astaga.. Bisma memang benar2 berniat meninggaalkanku. Aku pun tersadar bahwa ini adalah tempat umum kalangan orang2 elit yg tak mungkin berteriak seperti yg barusan kulakukan. Gigi.. memalukan! Bisma kembali keluar, mungkin dia kesal menungguku tak kunjung masuk. Ia mendesah keras, menahan tawa melihatku berjalan kelimpungan dengan higheels ini. Bisma menghampiriku dan melingkarkan tangan nya di pinggangku. Aku tercekat melihat apa yg ia lakukan

“ini hal wajar, bodoh! Ga pernah liat orang pacaran?” kata Bisma. Jangan salahkan aku, karena aku memang tidak pernah kau lakukan seperti itu!

“hahhaa.. geli tau!”

“hhh...” Bisma menghela nafas dan akhirnya ia menggenggam tanganku masuk ke dalam

“ehem..” Bisma berdeham sambil duduk. Lilin2 tersebar di sekitar meja. Meja kami terlihat berbeda dan spesial dari meja2 yg lain. Seorang pelayan menghampiri kami. Bisma menyebutkan menu yg ia pilih, ia melirikku sejenak dan...

“pasta dan air putih” kata Bisma. Hah? jadi kita kesini hanya untuk makan pasta?

“Bis kok pasta sih? pasta disini tuh porsinya Cuma se upil” ujar ku mencondongkan badan ke depan, berusaha supaya suaranya tak terdengar oleh siapapun kecuali Bisma

"ada yg lain?” tanya pelayan tersebut.

“silo....”

“eh! Udah, itu aja” kata Bisma. Pelayan tsb pergi. Hah? bahkan aku tak bisa memilih sendiri menu yg akan ku makan

“gue Cuma pengen malem ini lo jadi CEWEK.. dengan porsi makan lo yg kaya kuli itu sama sekali ga nunjukin keanggunan lo tau ga?!”

“hufft.. “ bahuku merosot

“tegapin badan!” bisik Bisma tegak. Aku menurut..
Tak perlu menunggu lama, pesanan datang. Seporsi pasta dan salmon steak. Segelas air putih, jus alpukat, dan sebuah kotak kecil berwarna putih.

“makasih..” ucap Bisma kepada pelayan

“tuh kan.. apa gue bilang! Mana kenyang gue kalo kaya gini!” protesku

“udah, makan aja! atau gue yg makan?”

“ih.. iya iya..” kataku lalu menyuapkan pasta kedalam mulut. Benar saja, tak kurang dari 2 menit, piring yg ada di hadapanku sudah bersih tak tersisa

“Bis..” aku menaikkan kedua alisku

“apa?” kata Bisma tanpa menatapku, masih sibuk dengan makanan nya

“minta dong.. masih laper nih” kataku sambil nyengir ala kuda

“hhh... AAK!” gumam Bisma menyodorkan sesuap salmon

“hehe..” aku tersenyum lebar. Alhasil, adegan suap2an pun terjadi selama makan malam.

“ini apa?” tanyaku mengacungkan sebuah kotak kecil berwarna putih

“buka aja” ujar Bisma ringan

“jam tangan? Pink?” ujarku menyernyit

“kenapa?” tanya Bisma

"kenapa jam tangan? Kenapa harus pink?” tanyaku. Aku sekarang au kenapa dia meninggalkanku tadi. Dia meminta pelayan untuk mengantar jam tangan itu.

“kenapa jam tangan? Karena gue mau, tiap menit dan detik lo selalu inget gue. Kenapa pink? Karena gue pengen milikin lo sebagai wanita. Pink itu mencerminkan keanggunan dan feminin nya seorang wanita” jelas Bisma. Dia membuatku tercekat. Kata2 nya sungguh diluar dugaan..

“pake gih” aku menurut. Mm.. tidak buruk, sepertinya mulai sekarang aku akan suka sekali dengan warna pink

“bagus..” komentarku sambil melihat seluruh lekuk dan detail jam tangan. Jam dengan warna dasar pink. Angka dan jarum berwarna putih. Sangat cantik dan anggun. Sangat bertolak belakang dengan kepribadianku

“gue simpen aja deh. Takutnya ujan, basah, rusak deh jam nya” kataku

“terserah.. yg penting lo terima itu. Mau lo simpen, lo pake, atau lo buang sekalipun. Itu terserah lo” Bisma menatapku dan sesekali melirik jam tangan itu

“ishh..” aku mendesah

“pulang yuk Bis, kita udah lama nih disini. Kaki gue perih nih” keluhku. Kita sudah 2 jam disini. Yak, seperti perkiraanku, aku tak bisa memakai sepatu ini lebih dari satu setengah jam. Dan setelah Bisma membayar dan keluar, aku langsung melepas sepatu ini.

“Aaaa..” pekikku. Kenapa sesakit ini? Perih..

“kaki lo sakit?sini gue liat” Bisma berjongkok untuk melihat tumit kaki ku. Lecet, mungkin aku belum terbiasa

“hhh.. dasar, bikin repot aja! cepet naek!” kata Bisma yg masih berjongkok

“aduh..” pekik Bisma mengelus kepalanya. Aku mendaratkan jitakan maut ala Reza di kepalanya

“jangan narik2 kaki gue! gue pake rok dodol!”

“oh iya.. udah, ga apa2! Rok lo ga sependek itu” setelah ragu sejenak, aku naik ke punggungnya. Bisma berjalan melewati mobil

“lhoh? Kita ga naik mobil? Mobil nya gimana?” tanyaku

“masih laper?”

“iya” jawabku enteng

“tunggu di sini!” kata Bisma menurunkan ku di pinggir jalan. Kemana dia? Teganya ia meninggalkanku berduaan dengan lampu taman..

“hey!” pekikku, percuma. Bisma sudah menjauh
Tak lama, Bisma kembali dengan membawa banyak makanan, saat kubuka bungkusnya, ternyata isinya adalah berbagai macam makanan, mulai dari onigiri,sandwich,burger, hotdog, dan katsu. Aku duduk di bangku yg ada di sekitar sana. Bisma berjongkok di hadapanku

“heh.. mau ngapain? Jangan ngintip!” kataku ketus

“kaki lo lecet, dan lo masih mikir gue bakal ngintip lo? Dasar..”

“ya..ya..ya..” kataku acuh tak acuh. Aku sudah terlanjur tenggelam dalam makanan2ku

“huaahh.. ini baru yg namanya kenyang! Makan banyak!” kataku sambil mengelus perutku

“lo bilang kenyang makan sebanyak itu?kalo gue jadi lo, pasti gue udah muntah2.. dasar perut karet lambung bocor! Cepet naik” cibir Bisma. Aku hanya bisa bergumam tak jelas. Bisma menggendongku LAGI.. aku melingkarkan tanganku di lehernya

“kenapa?kenapa lo lakuin ini?” kataku

“lakuin apa?”

“semua.. gendong gue, ngobatin kaki gue, jam tangan, dan makan malam?” ujarku

“kenapa? Ya karena lo pacar gue. Lo milik gue yg harus gue bahagia in dan gue lindungi! Dasar bodoh!”

“tapi kenapa? Kenapa kata2 lo itu sama sekali ga bisa gue percaya. Apa jaminan untuk itu? Mungkin suatu saat lo bakal lupa sama kata2 lo yg lo bilang barusan” kata2 itu tak mungkin kuucapkan.cukup kusimpan jauh di dalam hati.

“BUUAKKH!!” dagu ku memberntur kepalanya. Bisma berhenti tiba2

“Bis!! Kenapa sih?”

“..............” tak ada jawaban

“Bisma?”

“..............”masih tak ada jawaban

“BISMAA!!!” ujarku mencoba melihat wajah Bisma. Ekspresi Bisma tegang memandang lurus ke depan, aku berpikir apa yang sedang dilihatnya itu.

“Chris.. Christy?” gumam Bisma. Aku melihat apa yg ia lihat. Christy sedang dikerubungi 3 preman
jantungku berdetak amat kencang. dari satu sisi, aku ingin menolong Christy karena aku tahu apa rasanya berada di posisinya sekarang ini. tapi di sisi lain, aku tidak mau Bisma menolongnya. karena aku tahu, kalau Bisma pergi kepadanya, dia takkan kembali lagi kesisiku.perasaan sakit yang sudah hilang kembali lagi mengecamku. begitu perih, begitu sakit.. ternyata selama ini, luka perih ini masih terkubur di hatiku. dan sekarang dia mencuat lagi ke permukaan. Bagaimana ini? kumohon, biarkan aku mempercayai Bisma. kumohon, jangan siksa aku begini. aku tahu ini keegoisanku untuk menahannya di sisiku, tapi aku mencintai Bisma lebih daripada Christy mencintai Bisma, aku tahu pasti itu. kumohon, biarkan Bisma di sisiku.. jangan siksa aku dengan perasaan ini lagi!

"Kyaaaaaa!!!!!" teriak Christy, lalu dia berlari dan ke 3 pria itu mengejarnya. Bisma menggeram, dan tubuhnya menegang.

“deg deg deg” jantungku berpacu amat kencang.

Bisma mulai berjongkok bermaksud untuk menurunkanku.

“deg deg deg”

Bisma menurunkanku dan mendudukkanku di tanah di samping tiang listrik.

“deg deg deg”

"gue harus pergi" kata Bisma. matanya tidak melihatku, dia masih mengarahkan pandangannya ke arah dimana Christy berlari.

“DEG DEG DEG”
Bisma berdiri bersiap untuk lari, tapi aku menangkap tangannya.

"jangan pergi..." kataku. aku tahu aku egois, tapi aku tak bisa melepasmu begitu saja. kumohon Bisma, jangan pergi.. jangan tinggalkan aku...

+DEG DEG DEG DEG+

"lepasin gue, Gi. gue harus pergi nolongin dia" kata Bisma.

ya, aku tahu. aku tahu pasti bahwa Christy memang amat membutuhkan bantuan saat ini. tapi bukan itu masalahnya. aku sama sekali tidak peduli kalau kau menolongnya, aku sama sekali tidak keberatan. tapi bisakah kau menolong dia dengan dirimu yang tidak mencintainya? aku takkan keberatan kalau kau menolong perempuan yang kau sama sekali tak punya perasaan khusus terhadapnya. tapi ini Christy. aku tahu, ah bukan, aku berusaha menutup mataku akan kebenaran bahwa jauh di dalam hati kecilmu, kau masih mencintai dia. Jadi aku tidak rela membiarkanmu menolongnya. maafkan kecemburuanku, dan keegoisanku, Bisma. tapi aku tidak bisa menahan ego-ku. maafkan aku.

+DEG! DEG! DEG!+

"jangan pergi.. gue mohon, jangan pergi..."

+DEG! DEG! DEG!+

“kaki lo udah gue obatin kan? Lo udah bisa jalan sekarang.”

“apa lo cinta sama gue?” tanyaku

saat itu, gerimis mulai turun membasahi rambutku. seakan langit juga ikut
menangis merasakan kepedihanku.

“..................” tak ada jawaban

Tolong, bilang saja kau mencintaiku, berbohong-pun tak apa, katakan kau
mencintaiku dan aku akan membiarkanmu menolongnya. tolong....

“ma-maaf, Gi” kata Bisma sambil menarik tangan nya dari genggamanku dan berlari ke arah Christy

+deg.... deg..... deg..... deg......+

begitu Bisma berlari meninggalkanku, badanku langsung terkulai lemas tersandar di tembok. tubuh ini tak bisa bergerak, terlalu lemas- terlalu perih untuk dapat
bergerak. detak jantungku-pun mereda beriringan dengan jatuhnya rintik2 hujan di
wajahku. pandanganku kabur terhalang oleh air mata yang satu per satu mulai
membasahi pipiku.

kenapa air mata ini keluar? padahal aku sama sekali tidak bermaksud untuk
menangis. begitu perih-kah hingga air mata ini keluar tanpa menunggu perintah dariku?
Kenangan bersama Bisma..

“kenapa jam tangan? Karena gue mau, tiap menit dan detik lo selalu inget gue. Kenapa pink? Karena gue pengen milikin lo sebagai wanita. Pink itu mencerminkan keanggunan dan feminin nya seorang wanita”

Bohong!

“kenapa? Ya karena lo pacar gue. Lo milik gue yg harus gue bahagia in dan gue lindungi! Dasar bodoh!”

Bohong

Pelukan hangat di tengah hujan waktu itu.. saat itu.. baru saja ia meyakinkanku tentang perasaan nya. Tapi kenapa sekarang...

Semua itu BOHONG!!!

bisa2nya kau berkata padaku begitu, padahal hatimu mencintai Christy.
berarti, selama ini, kata2 yang kau keluarkan itu semua untuk Christy?
dan berarti, selama ini aku hanya penggantinya dan tidak lebih?
apa gunanya selama ini aku tulus mencintaimu? kenapa kau mempermainkan ketulusanku dan membuatku terikat padamu? tidak bisakah kau rasakan ketulusanku? tetapi bagaimana kau bisa begini kejam? padahal setelah kejadian itu,
mataku selalu terpaku kepadamu dan sama sekali tidak pernah melihat ke
arah lain.ternyata ini bukan hanya kecurigaanku, semuanya terbukti. Kau masih mencintai nya?! terlalu perih... terlalu sakit......kumohon, tolong aku.... kumohon.... kumohon......

"Huwaaaaa....." tangisku, aku sudah tak dapat lagi menahan perasaan sedih ini.

"HUWAAAAAAA!!!!"
aku menangis malam itu diiringi hujan besar yang ikut merasakan kepedihanku.
S
K
I
P
“Gue.. gue dimana?” suaraku serak

“Gigi? lo udah bangun?” aku mendapati Steffy sedang di hadapnku

“Gigi.........” pekik Steffy memelukku

“Steff? Kenapa sih?!”

“Cherly nemuin lo pingsan di pinggir jalan deket tiang listrik semalem, kehujanan, dan masih pake gaun! Apa yg terjadi??” tanya Steffy menangis

“pingsan? Di jalan?” NYUT!! Mengingat kejadian itu. Tanpa ku minta, airmata deras mengalir di pipi. Aku harus terima bahwa Bisma memang masih mencintainya, aku hanya menjadi pelarian nya saja

“Gigi.. lo ga apa2? Apa ini gara2 Bisma? Bisa2 nya dia ninggalin lo sendirian di jalan! Kalo terjadi apa2 sama lo gimana?! Kenapa sih tuh anak suka banget bikin lo nangis bombay kaya gini!” geram Steffy mengeluarkan ponselnya

“mau ngapain?” tanyaku

“mau telfon Bisma lah.. minta pertanggung jawaban atas semua ini!” kata Steffy makin memanas(?)

“Jangan!!!!” pekikku meraih tangan Steffy. Aakhh.. kepalaku sangat berat, pening, dan pandanganku berputar. Aku melepas kembali tangan Steffy dan kembali berbaring

“lo kenapa sih, Gi??”

“percuma, lo telfon dia beratus2 kali juga percuma, Steff. Dia ga bakal peduli sama gue.. dia lebih milih Christy. Sekarang gue udah tau perasaan dia sama gue”

“hah?? maksud lo apa?”

“apa yg lain udah tau?” tanyaku tak ingin menjawab pertanyaannya

“belum. Waktu Cherly telfon gue, gue langsung kesini dan belum kasih kabar sama temen2”

“kalo gitu jangan kasih tau!” jika yg lain tau, pasti Bisma juga akan tau, aku tak ingin bertemu dengan nya saat ini

“kenapa?” tanya Steffy. Aku menatap mata nya tajam. Steffy menutup mulutnya rapat2

“iya.. ya udah, lo istirahat aja. gue pulang dulu” kata Steffy. Aku mengangguk. Setelah Steffy keluar dari kamar, aku menarik selimut dan tidur..

+++

“Gi.. bangun, minum obat dulu” suara itu samar2 kudengar. Aku membuka mata. aku mengangkat tubuhku dan berhenti dalam posisi duduk. aku menerima obat yang dibawakan Cherly dan meneguknya dengan air.

"ini.. terimakasih ya." kataku sambil menyerahkan gelas kosong ke Cherly

"dasar! Kok bisa lo sakit? Cepet sembuh dodol!” Cherly keluar dari kamar. walau kata2 nya tajam, tapi aku yakin dia tulus

“Ceklek” Cherly membuka pintu lagi

“ada apa lagi?”

“tadi Bisma nyariin lo”

“hahh?? Terus lo bilang apa?”

“ya gue bilang lo sakit..” sekarang dia sudah tau. Kenapa dia masih peduli denganku setelah dia mencampakkanku kemarin?

“eh tapi tadi dia dateng sama cewek.. kalo ga salah namanya Christy..”

DEG

Ternyata.. dia kesini hanya untuk melihat ku menangis? Menangis dalam kebahagiaan mereka? Bahkan aku belum memutuskan hubungan ini, tapi dia sudah membawa wanita lain di hadapan pacarnya?

“eh.. Christy apa Christin ya?”

“Christy, Cher..” jawabku lunglai. Menyebut namanya saja sudah membuatku lemas

“oh.. lo kenal sama dia?” kata Cherly

"udah ah! Keluar sana! Gue mau tidur!"

“okey” Cherly mengangkat tangan nya. Dan menutup pintu kamar
Kepalaku masih sakit, badanku berkeringat.. apa aku demam?
tapi ini tidak sakit, sama sekali tidak sakit dibandingkan dengan hatiku. andai saja hati yang sakit bisa disembuhkan dengan obat, pasti akan bagus sekali.
Lalu sekarang apa yg harus kulakukan? Apa yg harus kulakukan jika bertemu Bisma? Mungkin aku akan merelakan dia pergi terlebih dahulu.. aku tidak mau menjadi penghalang baginya
tidak, sebenarnya bukan itu alasannya. bukan 'aku tidak mau menjadi penghalang' alasannya. alasan sebenarnya adalah karena ke-pengecutanku. aku terlalu takut untuk disakiti lagi oleh Bisma. Hp ku berdering, di meja belajar. Aku turun dari ranjang! Ukkh.. kepalaku sakitnya bukan main? Semua terasa berguncang, berputar putar, tubuhku gemetar. Aku terduduk di lantai.. sebegitu parahkan sakit ini?

“Gigi!!!” pekik Papa setelah melihatku

“kamu kenapa nak? Muka kamu pucet banget!” Papa semakin panik

“nggak apa2, Pah.” Jawabku tersenyum lemah

“ke rumah sakit ya..”

“nggak usah, Pah. Gigi biak2 aja kok”

“Gi.. kali ini tolong nurut sama Papa”

“Cherly!!!! Siapin mobil!!” pekik Papa

“iya, Pa!!” teriak Cherly dari ruang tengah
Papa memapahku masuk ke mobil. Di saat itu, aku berharap itu hanya bayangan, tetapi Bisma terlihat amat jelas dihadapanku

“Gi.. maaf, ga seharusnya lo kaya gini.. gue tau, tapi malam itu.....”

“cukup, Bis.. semoga lo bahagia sama Christy! Kita putuss!!” kataku tegas. Aku berusaha sekuat tenaga menahan air mata. Papa yg memapahku memandang Bisma penuh harap. Seakan berkata tolong biarkan Gigi tenang. Aku masuk mobil diikuti Papa. Ku lihat dari kaca spion, Cherly menepuk pundak Bisma dan mengatakan sesuatu setelah itu masuk ke mobil

BISMA POV

“PLAKK!!”

“bisa2 nya lo lakuin ini semua!! Lo jebak gue??!! Semalem preman2 itu suruhan lo?? Jadi waktu lo bilang telfon dari temen lo itu ternyata dari anak buah lo?? Lo suruh mereka keroyok Gigi?? lo sadar ga sih, dia itu cewek, dia juga punya perasaan! Sekarang kalo lo di posisi nya gimana?” aku tak tahan lagi dengan kelakuan nya. Christy nampak ketakutan..

“ma-maaf.. ta-tapi gue sayang sama lo..”

“coba buka hati lo buat cowok lain, dan rubah sikap lo. Lo itu cantik, Chris.. banyak yg mau sama lo, banyak jug cowok yg lebih baik dari gue..” Christy terperanga dengan ucapanku. Aku harap dia sadar..

“bawa gue ke rumah Gigi!” pekiknya

“lo mu ngapain lagi?” tanyaku

“gue mau minta maaf.. karna gue semua jadi kacau” kurasa dia mengerti apa maksudku
Hari itu juga aku dan Christy ke rumah Gigi. Cherly sedang menyirami tanaman yg ada di halaman depan

“Cher.. Gigi ada?” tanyaku. Cherly menatap Christy

“oh iya, ini Christy.. Chris, ini Cherly. Kakak Gigi”

“lo belum tau? Gigi sakit, gara2 semalem kehujanan. Dia pingsan semalem” jelas Cherly

"hah?? sakit? Pingsan? Semalem?” berarti itu karena aku? Aku meninggalkan nya sendiri di tengah hujan? Dan dia tidak langsung pulang? Dasar Gigi bodoh.. Christy menatapku.. tatapan bersalah, ya Christy sudah berubah

“ya udah Cher. Gue pulang aja. besok ke sini lagi” Cherly mengangguk

“sebaiknya kita pulang aja. biarin Gigi istirahat dulu” kataku. Aku menyesal, menyesal karena meninggalkan nya, menyesal karena membiarkan nya diguyur hujan, menyesal karena telah membuat nya sakit.... hati
Besoknya aku kembali.. sebuah mobil hitam sudah bersiap di depan pintu. Aku melihat Papa Gigi memapahnya keluar menuju mobil. Wajah Gigi pucat, sembab, dan.. tak bersemangat. Dia benar2 sakit.. benar2 kacau!

“Gi.. maaf, ga seharusnya lo kaya gini.. gue tau, tapi malam itu.....” aku mencoba menjelaskannya

“cukup, Bis.. semoga lo bahagia sama Christy! Kita putuss!!” kata Gigi tegas

DEG

Kenpa? Kenapa semua jadi begini? Aku tahu aku telah menyakitinya. Apa dia tak bisa memberiku kesempatan? Lututku melemas.ia sudah masuk ke mobil. Cherly menepuk pundakku

“berusahalah! Gue yakin Gigi cinta banget sama lo! Dateng ke rumah sakit besok, dan jelasin semua. Gue percaya sama lo”

CHERLY POV

Gigi sedang berbaring di ranjang, wajahnya pucat. Aku tau dia sangat terluka. Gadis manis seperti dia, tak akan berfikir sedangkal itu. Aku tahu alasan nya memutuskan hubungan nya dengan Bisma, bukan karena ia sudah bosan dengan Bisma, bukan karena perasaan nya yg sudah berubah, bukan karena wanita lain, Christy? Bukan karena itu. Tapi karena perasaan Bisma. Perasaan yg menurutnya belum sepenuh nya mencintai nya. Ia takut terluka untuk yg kesekian kalinya.. aku tau itu

“gimana Cher?” tanya Mama membuka pintu

“masih tidur”

“apa Mama masih memaksakan diri buat bujuk Gigi masuk ke dalam dunia bussines?”

“Cher, ga ada pilihan lain.. hanya itu satu2 nya cara buat pertahanin perekonomian keluarga kita” kata Mama

“Ma.. Gigi punya impian. Dan impian nya bukan di dunia itu. Manusia itu bagaikan burung. Dan mimipi sebagai sayapnya. Gimana burung itu bisa terbang kalau Mama patahkan sayap itu? Gimana manusia bisa sukses kalau mimpinya dipatahin? Burung tanpa sayap itu bukan burung, dan manusia tanpa mimipi itu bukan manusia!”

“mama harus liat ini. Anak Mama itu berbakat! Cherly bisa bantu Mama ngurus semua perusahaan” kataku aku menunjukkan video pertunjukan Brekdance yg Gigi meminta ku untuk mengambil video. Sekarang, aku tahu untuk apa video itu
Mama membekap mulutnya dengan tangan kanan nya. Ia tercekat melihatnya

“Gigi punya kemauan keras, ga mudah menyerah”

“baiklah.. Mama ga akan maksa Gigi lagi” aku tersenyum lebar. Gigi.. kamu bebas

CHERLY POV End

Aku membuka mata. Cherly dan Mama tertidur pulas di sofa ruangan. Sekarang sudah malam. Apa Bisma datang menjengukku? Aah! Jangan pikirkan Bisma!! Jangan ingat dia!!

“Yakk.. sekarang giliran siapa yg mau request lagu. Silahkan kirim e-mail atau sms ke no 089XXXXXXXXX.. ya.. ayo buruann!!”
Suara penyiar radio yg ceria itu terdengar. Gigi berpikir sejenak lalu meraih ponsel yg ada di meja kecil dekat ranjang. Ia menulis pesan singkat lalu menyebutkan lagu yg ingin di putarkan. Ya, Gigi mengirimnya ke radio tsb

“yup! Sudah ada sms masuk! Hey hoo.. dari Gigi nih untuk Bisma. Waahh.. yak, Gigi request lagu nya Sammy Simorangkir dengan judul Aku Kembali. Katanya, “lagu ini cocok buat ngungkapin perasaan gue. Semoga lo bahagia dengan dia” wah.. jadi ikut sedih nih.. okey Gigi, jangan khawatir, gue bakal puterin lagu itu buat lo. Check this out!”

“Ingin rasanya melihatmu mampu bertahan bersama diriku
Walaupun akhirnya kau telah pupuskan cintaku dengan bersamanya
Tak pernah ku bayangkan kau sanggup tinggalkan diriku”

lagu sudah berdendang. Air mata ini mengalir deras seiring lagu itu berputar

“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku kembali”

kembali menata hidup, bersiap kehilanganmu
“Lelah rasanya hati, lelah untuk disakiti, namun telah ku jalani
Ingin ku berlalu mengejar cintaku dan mencoba untuk bertahan bersama mimpiku
Tak pernah terbayangkan ku harus lupakan semua cerita ini”

ya, hati ini sudah lelah, lelah dengan semua kepahitan yg mulai menerpa, lelah dengan dirimu yg menyakitiku berkali-kali. Aku mencoba melupakanmu, tapi, mungkin seumur hidupku pun aku tak akan sanggup untuk itu

“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku kembali Mungkin sudah saatnya tuk lupakan semua rasa kecewa
Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri, meskipun kini aku sendiri namun aku kembali”

Dan untuk terakhir kalinya, ku persembahkan lagu itu untukmu, sebelum kamu benar2 pergi meninggalkanku..

BISMA POV

Ini sudah larut, tapi mata ini menolak untuk terpejam.

“yup! Sudah ada sms masuk! Hey hoo.. dari Gigi nih untuk Bisma. Waahh.. yak, Gigi request lagu nya Sammy Simorangkir dengan judul Aku Kembali. Katanya, “lagu ini cocok buat ngungkapin perasaan gue. Semoga lo bahagia dengan dia” wah.. jadi ikut sedih nih.. okey Gigi, jangan khawatir, gue bakal puterin lagu itu buat lo. Check this out!”

suara nyaring itu tak sengaja ku dengar dari radio kamarku. Aku terpaku seketika mendengar namanya. Gigi? untukku?

“Ingin rasanya melihatmu mampu bertahan bersama diriku
Walaupun akhirnya kau telah pupuskan cintaku dengan bersamanya
Tak pernah ku bayangkan kau sanggup tinggalkan diriku”

mendengar lirik itu, hatiku serasa disayat. Gigi.. aku masih ingin bertahan, aku tak pernah meninggalkanmmu

“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku kembali”

Aku ingin bersama mu, berdiri di sampingmu dengan segala kebahagiaan abadi..

“Lelah rasanya hati, lelah untuk disakiti, namun telah ku jalani
Ingin ku berlalu mengejar cintaku dan mencoba untuk bertahan bersama mimpiku
Tak pernah terbayangkan ku harus lupakan semua cerita ini”

Maaf, maaf jika aku sudah membuatmu lelah, menyakitimu. Aku tahu, selama ini kau menjalani dengan berat hati, sakit itu mungkin sudah tak bisa di sembuhkan dengan kehadiranku disana. Luka lama mu mencuak kembali

“Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku kembali
Mungkin sudah saatnya tuk lupakan semua rasa kecewa
Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri, meskipun kini aku sendiri namun aku kembali”

Aku harap kamu masih bisa memaafkanku, menerimaku kembali, entah sebagai kekasih atau teman baik? Aku rela HANYA menjadi teman baikmu, asalkan kamu tetap disisiku. Menghiasi hariku dengan senyum manismu

+++

Keesokan harinya..

“Bis.. gue ikut ya? Gue kan belum sempat minta maaf ke dia” ujar Christy. Aku mengangguk lemah.

“tenang aja, Bis. Gigi pasti maafin lo, kok. Gue percaya dia masih sayang sama lo dan ga ada rasa benci sedikitpun..” ujar Christy lembut

“tapi.. gue ga yakin dia bisa nerima kehadiran gue”

“udah.. liat aja nanti. Gue bakal bantu lo jelasin semua!” Christy tersenyum lebar. Aku hanya bisa membalas senyumnya

#‎RumahSakit

“Cher, gimana keadaan Gigi?” tanyaku kepada Cherly yg duduk di luar ruangan.

“Tenang aja, Gigi udah baikan kok” jawab Cherly tenang

“Kak, gue boleh masuk?” tanya Christy

“boleh, silahkan..” kata Cherly membukakan pintu

“mau gue temenin?” tanyaku

“nggak usah, Bis”

+++

“hai Gi.. udah baikan?”

“Christy?? Lo- lo ngapain di sini?”

“gu-gue.. gue mau minta maaf sama lo. Gara2 gue semua jadi kaya gini. Gara2 gue juga hubungan lo sama Bisma jadi berantakan”

“................”

“gue tau gue udah keterlaluan. Gue udah suruh orang buat pukulin lo, gue udah suruh preman buat ganggu gue supaya Bisma nolongin gue dan akhirnya lo cemburu”

“ja jadi kemaren malem itu.....”

“iya, itu semua gue yg ngatur. Sekali lagi maafin gue. Dan satu hal lagi, perasaan Bisma udah seutuhnya lo milikin. Jadi, ga ada alesan lagi buat lo marah sama dia”

“gue ga marah.. Cuma gue ga mau jadi penghalang lo berdua”

“penghalang? Semua udah jelas, Gi.. Bisma cinta mati sama lo! Dan gue, gue udah relain Bisma buat lo. Mungkin Bisma emang bukan buat gue. Gue serahin semua ke elo. Jangan pernah lepasin Bisma lagi. Jadi, jangan kecewain gue”

+++

“gimana Christ?” tanyaku setelah Christy keluar dari ruang inap... dengan senyum lebar

“masuk aja” kata Christy. Aku membuka pintu. Sesosok kurus berdiri menatap pemandangan kota Jakarta lewat kaca besar. Rambutnya bersinar terkena pantulan sinar matahari. Kulitnya yg putih bersih berkilau di tengah ruangan yg berbau obat2an ini.

“Gi...” gumamku. Ia tak menjawab. Aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Tubuh kurusnya semakin terlihat. Aku mencium rambutnya

“bodoh! Kenapa waktu itu lo ga langsung pulang? Kenapa malah diem di sana! lo kan juga tau gimana keadaan lo kalo udah kena yg namanya air hujan!!”

“karena gue terlalu sesak buat bernafas, terlalu lemah buat berdiri, terlalu sakit buat berjalan, dan terlalu rapuh untuk dihancurkan” dia masih menatap luar kaca dengan pandangan hampa

“maaf..” gumamku

“gue udah tau semua. Christy udah bilang semua”

“bagus lah.. Christy nepatin janjinya” kataku. Gigi berbalik badan cepat, aku merangkulkan kedua tanganku dipinggangnya. dengan wajah konyol, ia berkata

“janji apa?”

“ehem.. ada yg cemburu..”

“ih.. apaan sih!” Gigi menepuk lenganku, dengan wajah cemberut ia berbalik badan lagi. Tetapi aku segera memeluknya

“ga apa2.. tolong bersikap kaya gitu setiap lo cemburu. Tunjukin kalo lo sayang sama gue” Gigi tercekat, nafasnya terengah. Aku menariknya dan menciumnya

“ehem..” Gigi berdeham

“ih.. dasar genit!” protesnya

“biarin, kan pacarnya..” kataku ringan

Mungkin setelah ini, kami masih akan bertengkar dan mendapat masalahmasalah lain yang tak pernah kami pikirkan sebelumnya. Tapi aku yakin, dalam pertengkaran2 dan masalah2 yang akan kami hadapi kedepannya, takkan membuat kami berpisah malah akan membuat hubungan kami semakin kuat. Ku kui Gigi mengubah hidupku. Membuat hari2ku yang biasa2 saja menjadi berarti. Kesenangan2 dan kegilaan2 yang kami lewati, akan selalu hidup menjadi kenangan manis bagiku. Bisa dibilang, Gigi membuatku jadi GILA! Akannya

THE END---

Karya: ZulFa 

Gimana CerBung nya CiGi?? Kasi saran yah.

Kalau gk bisa diblog ini, kasi saran lewat twitter aja yah,
Caranya sukup mention SARAN kamu ke @PrincessCigi *
Post yang akan datang CerPen.. Pensaran??? Keep Waiting!!!
Okeee  see you babayyyyy….

Sekian dan terima kasih