Selasa, 24 Desember 2013

“Tak Begini” Part 4

Haloo readers, Welcome to Blog My Princess Brigitta Cynthia ;)
Selamat siang CiGi dan Semuanya,...
Selamat HARI NATAL Princess Ku Brigitta Cynthia dan Buat CiGi yang Merayakannya, ;
ayooo pada kangenn khan baca next CerBung "TAK BEGINI di blog ini, Wahh CikBung apa yang sedang kamu pikirkan sii?? Mengapa kamu begitu sedih?? +_+ Penasaran kan semuanya kenapa?? Okeh okeh, mari kita baca kelanjutan nya yaa.. 
Happy Reading ya... ;)


cast:
-gigi chibi
-bisma smash
-morgan oey
-reza smash
-anisa chibi
-ms dan mc


"hap"
Morgan kemudian memeluk gigi. Sahabatnya gigi benar2 tidak pernah seperti ini. Gigi benar2 selalu terlihat kuat. Namun, sekarang... Dia benar2 berbeda.....

"lo bisa nangis sekarang gi.. Lo bisa nangis dipelukan gue... Menangislah kalau memang itu jalan yg akan menenangkan hati lo..." ujar morgan.

Tanpa menjawab dan membalas pelukan morgan.. Gigi pun hanyut.. Hanyut dalam tangisan yang ia tahan... Air matanya mulai mengalir mengalir deras... Air mata yg benar2 menyiratkan kesedihan serta rasa salah yg mendalam..

Merasakan bahu yg mulai basah akan luapan air mata gigi, membuat morgan tampak lega.
Lega karena setidaknya gigi tidak menahan kesedihannya sendirian..
Gigi melangkah pelan sembari memandang sendu keadaan sekitarnya.. Keadaan yg sudah menghilangkan hiruk pikuk keributan pemecah damai disekolahnya.. Suasana sekolah yg benar2 hening akibat ditinggal pengajar serta pelajarnya sekitar setengah jam yg lalu saat bel panjang itu berbunyi..

Pikiran Gigi tak henti2nya memutar balik kenangan antara ia dan bisma.. Kenangan yg tersisa saat bisma masih berada disampingnya..

Langkah gigi terhenti sejenak.. Koridor ini, ya koridor ini dan tepat disini.
Koridor sekolah sebagai saksi mata yg tak hidup dimana gigi meninju bisma.. Dimana gigi membuat bisma tergulai tidak berdaya tepat dihari pertama ia bersekolah disini..
Kenangan itu masih begitu terngiang jelas dikepala gigi..
Gigi tersenyum sejenak. Mengingat betapa konyolnya tingkahnya saat meninju bisma dan betapa naasnya bisma saat ia tinju..

Namun senyum manis itu tampak tidak bertahan lama. Air mata kembali menetes di pipi mulus gigi mengingat sekarang bisma terbaring koma dirumah sakit...

Gigi pun segera menyeka air mata itu lalu melanjukan langkahnya..

Langkah pelannya yg berjalan lurus itu pun kemudian membawanya tiba didepan ruangan bertuliskan 'UKS'...........

Gorden biru yg bisanya menutupi kaca dan menghalangi pandangan untuk melihat bagian dalam UKS kini dibiarkan tersingsing begitu saja.. Membuat gigi dapat memandang secara leluasa isi ruangan bercat putih bersih itu....

Pikiran gigi pun kembali hanyut.. Hanyut dalam ingatan saat ia dan bisma terkunci diUKS itu..

Bisma.. Waktu itu dia juga sakit dan tak berdaya diatas kasur UKS itu... Namun guratan ekspresi masih tampak jelas terlihat diwajahnya.. Saat itu gigi masih bisa menatap wajah cemas bisma, tawanya, serta senyuman tulus dari bisma.. Wajah pucat bisma waktu itu benar2 masih bisa berekspresi... Berbeda sekali dengan sekarang. Bisma pucat, terbaring, dan tanpa sedikitpun ekspresi.. Hanya wajah pucat, pejaman matanya, perban dikepalanya, serta alat bantu disekujur tubuhnya yg terlihat...
Bisma. Dia benar2 sekarat.

Air mata pun kembali mengalir... Gigi sungguh tidak dapat menahan lagi kesedihannya.. Karenanya bisma kecelakaan. Karenannya bisma sekarat. Dan semua benar2 terjadi karena gigi.

Gigi pun berlari sekuat tenaganya. Berusaha menghindarkan kenangan antara ia dan bisma. Berusaha menghindarkan pikiran bahwa dia bukan penyebabnya..

.
.
.

Gigi terus berlari menjauh..
Dann..

"brak" gigi ambruk. Ia jatuh berlutut tepat dibelakang sekolahnya..

"kenapa? Kenapa semua hal ngingatin gue ke elo bis?!
Semua hal ngingatin gue ke elo!
Maafin gue bis! Gue! Gue penyebabnya!
Lo kecelakaan karena gue!
Gueee!!!!" jerit gigi tidak tahan. Air matanya begitu deras mengalir.

Gigi pun menyenderkan dirinya pada tembok dibelakangnya.

"disini. Disini lo datang untuk pertama kalinya.
Disini lo datang dan menyeka air mata gue bis!
Disini lo peluk gue!
Dan disini lo hadir saat gue nangis.
Ditempat ini bis. Disini!
Tapi kenapa?!
Kenapa sekarang lo gak ada!
Gue disini bis. Gue disini...
Tolong datang.." ujar gigi lemah... Air matanya tetap mengucur deras..

Ya.. Dibelakang sekolah inilah tempat dimana bisma hadir kembali dalam kehidupan gigi.. Setelah 2 tahun ia pergi meninggalkan gigi..
Waktu itu bisma datang tepat disaat gigi menangis karena 'morgan'...
Waktu itu bisma memeluk gigi dan menenangkannya.. Namun sekarang, gigi hanya menangis sendirian.. Dan tangisan itu untuk bisma....

S
K
I
P

#DiRumahSakitPukul4Sore

"Za. Gigi mana ya?
Tadi dia bilang mau nyusul.. Tapi kok jam segini dia belum datang juga.." ujar morgan pada reza yg duduk disampingnya

"gue juga gak tau gan..
Apa gue kesekolah aja ya?
Siapa tau gigi masih disana.." reza memberi ide

"iya.. Lebih baik lo jemput dia.. Gue kawatir gigi kenapa2.. Dia terlalu nyalahin diri dia sendiri akibat kecelakaan bisma.." ujar morgan

"gue juga kawatir gan.. Yaudah.. Gue kesekolah dulu ya nyari gigi.." ucap reza kemudian melangkah pergi..

S
K
I
P

"bisma?" ujar gigi melihat bisma ada dihadapannya

Melihat gigi membuat bisma tersenyum.. Wajah pucatnya begitu kontras dan bercahaya dengan jubah putih yg ia kenakan..

"bis kamu baik2 ajakan?
Kita dimana?" tanya gigi melihat keadaan sekitarnya berwarna putih dan diselimuti kabut

Lagi2 bisma hanya tersenyum.. Ia tidak menjawab pertanyaan gigi.. Lalu kemudian melangkah pergi..

"loh bis... Lo mau kemana?" gigi berusaha mengejar bisma. Namun entah kenapa langkahnya seperti terkunci.. Gigi tidak bisa berjalan dan menggerakkan anggota tubuhnya...
"bis! Lo mau kemana?! Tunggu gue! Jangan tinggalin gue bis!" pekik gigi.

Bisma tak bergeming ia tetap berjalan lurus kedepan.
Hingga sebuah pintu dihadapannya terbuka..
Pintu itu pun mengeluarkan sinar yg begitu terang dan menyilaukan membuat gigi mengalihkan pandangannya dan menutup matanya..

Bisma terus berjalan masuk melalui pintu itu. Entah kemana bisma akan pergi melalui pintu itu..

"Bismaaa!!!!
Tunggu!! Jangan tinggalin gue!!!" pekik gigi menangis. Bisma benar2 sudah jauh berjalan dari pandangan matanya.
"bismaaaa!!!"

berhasil. Bisma mendengarkan pekikan gigi dan kemudian membalikkan badannya..
"jangan takut kehilangan aku gi... Tuhan akan mempersatukan kita sebentar lagi..." ujarnya tersenyum lembut

lalu... Pintu itu kemudian tertutup perlahan.

"Bismaaaa!!!!" pekik gigi keras saat pintu putih nan besar itu benar2 tertutup dan membawa bisma hilang dari pandangan matanya...

"hah?" ujar gigi tersentak bangun

"gi.. Lo kenapa? Lo gak papa?" tanya reza disamping gigi. Yap. Gigi ketiduran dengan posisi duduk dan punggung yg bersandar pada tembok..

"reza?
Bisma? Bisma mana?" tanya gigi panik

"gi.. Bisma dirumah sakit. Sekarang kita jenguk dia ya.." ajak reza memegang tangan gigi dan membantunya bangkit..

S
K
I
P
#DiMobilReza

Dengan kecepatan sedang, mobil berlogo Mazda cat hijau itu membawa reza dan gigi melaju..

Sepanjang perjalanan tidak ada sepatah katapun yg reza dan gigi ucapkan. Keduanya hanya hanyut dalam pikiran masing2..

"gi" panggil reza memecah keheningan yg sedari tadi tercipta

Gigi tidak menjawab. Ia hanya menolehkan kepalanya kearah reza yg tampak fokus menyetir.

"lo gak papakan?"

Mendengar pertanyaan reza membuat gigi terkekeh pelan. "gue gak papa kok. Lo tenang aja.."

"tapi, kenapa tadi lo bisa tidur dibelakang sekolah kita?" tanya reza merasa aneh

"gue kecapean" jawab gigi singkat

Reza tidak bertanya lagi. Dia tahu sebanyak apapun dia bertanya, gigi pasti tetap enggan untuk menceritakan yg sebenarnya padanya.

"maaf za.. Tapi gue juga gak ngerti sama diri gue sendiri.. Rasa bersalah, sedih, bingung lagi berkecamuk diotak gue. Gue bingung harus ceritain ke elo dari mana. Belum lagi soal mimpi gue tadi.." batin gigi merasa bersalah..
Untuk sejenak dia membiarkan matanya terpejam, menarik nafas dalam2 dan menghembuskannya... Gigi rasa itu cukup Bisa membuatnya merasa nyaman sekarang..
Hal itu cukup membuatnya siap untuk melihat keadaan bisma.....

S
K
I
P

"gi lo turun duluan ya.. Gue beli sesuatu dulu ke supermarket buat ganjalan perut kita2.." ujar reza tersenyum setelah menghentikan laju mobilnya didepan RS dimana bisma dirawat.

Mendengarnya gigi hanya mengangguk.. Dia tahu pasti tidak seorang pun dari teman2nya yg menjenguk bisma didalam sudah mengisi perut mereka termasuk reza.. Sedikit makanan yg akan dibeli reza tentu akan membantu..

Gigi pun turun dari mobil reza dan membiarkan mobil itu melaju berlalu dari hadapannya..

Gigi pun mulai melangkahkan kakinya pelan memasuki RumahSakit tersebut.. Satu persatu lorong kini sudah gigi lewati.. Silih berganti gigi memandang sendu keadaan sekitarnya.. Keadaan dimana banyak orang melewatinya dengan beragam mimik.. Mimik wajah yg sirat akan kesedihan, kecemasan, kesakitan, hingga mimik wajah bahagia akan sukacita atas kesembuhan.. Semua itu ada dilorong2 ruangan ini.. Lorong ruangan RumahSakit menuju ruang ICU dimana bisma sedang tergulai koma tak berdaya....

Langkah gigi terhenti sejenak. Sebuah Kasur berlapis kain putih yg memiliki roda ditiang bawah penyangganya itu melewati gigi begitu saja..
Tidak. Itu bukan hanya sebuah kasur dengan kain putih saja. Namun, ada selimut diatasnya yg menutupi tubuh sosok didalamnya. Sepertinya orang itu telah meninggal dunia....
Beberapa orang perawat pria berseragam putih mendorong kasur menuju satu ruangan yg tidak gigi ketahui.. Dan dibelakangnya tampak seorang Ibu, ayah, dan anak perempuan kecil berjalan cepat mengikuti laju kasur yg didorong beberapa perawat itu.. Isak tangis nan histeris mewarnai langkah keluarga itu.. "anakku!!!" pekik seorang Ibu yg benar2 tidak merelakan kepergian anaknya dengan derai air mata. Sosok bapak tua disampingnya merangkulnya dan menenangkannya. Sedang adik perempuan dibelakang kedua orang tua itu tampak kewalahan mengikuti langkah orangtua itu dengan mimik wajah bingung tidak tahu apa yg terjadi.. Hingga "brak" adik kecil itu terjatuh..

Gigi segera berlari kearahnya mengingat kedua orangtua tadi tidak memperhatikannya dan terus berjalan mengikuti mayat anak mereka..

"dek, kamu gak papa?" tanya gigi kwatir sembari membantu adik kecil itu bangkit.

Adik perempuan nan manis itu hanya menggeleng pelan. "makasih kak" jawabnya manis

Menatapnya gigi tersenyum.. "baguslah.." ujar gigi berlutut dihadapan adik kecil itu guna mensejajarkan tingginya dengan adik perempuan itu..

"kak.. Mata kakak kenapa merah dan bengkak?" tanyanya polos

"hah? Enggak kok.. Kakak cuman sakit mata aja.." jawab gigi tersenyum

"kakak pasti bohong. kakak habis nangis ya..? Mata mama sama papa juga bengkak dan merah karena nangis..
aku heran, kenapa orang2 besar lagi pada suka nangis sih?
Mama sama papa aja nangis hanya gara2 liat abang bobo.. Tapi aku juga bingung kak. kok tempat bobo abang didorong2 sih? Mana dari semalam abang gak bangun2 lagi.. Dia tidurnya nyenyak banget loh kak..." cerita adik kecil itu tersenyum manis. Kepolosannya benar2 membuatnya masih belum menyadari apa itu 'kematian'. gigi pun mengerti bahwa sosok didalam selimut putih tadi adalah abang dari adik kecil dihadapannya. Dan 2 orangtua tadi orangtuanya..

"dek. Kamu jangan sedih kayak papa sama mama kamu ya... Jangan nangis seperti mereka.. Kamu harus kuatin papa sama mama kamu.." ujar gigi tersenyum

"aku memang gak sedih dan nangis kok kak. Tapi gimana cara buat papa sama mama gak sedih lagi ya?" tanyanya bingung

sejenak gigi tersenyum lagi.. Tersenyum dengan tulus memandang gadis kecil didepannya..
"adik cantik, Kamu cukup bilang kalau abang kamu sudah bahagia dirumah Tuhan.. Dan bilang kalau mama papa jangan nangis lagi..." saran gigi

Mendengarnya, mata gadis kecil itu berbinar indah.. "oke kak. Aku pergi dulu ya bilang itu sama mama papa!" ujarnya berlari pergi. Namun, dia berbalik lagi.
"cups" dia mencium pipi kanan gigi. "kakak juga jangan nangis lagi ya.. Orang yg buat kakak nangis juga pasti sudah bahagia dirumah Tuhan." katanya polos. Lalu berlari menjauh..

Mendengarnya membuat gigi tepaku. Kata2 sederhana yg diucapkan gadis kecil tadi kini sukses melehkan air mata gigi....

S
K
I
P

"gan.. Gue rasa sebaiknya kita ngebatalin rencana gue buat berobat keSingapure besok.." ujar christy dengan nada suara parau

Morgan yg duduk disamping christy pun menoleh kaget mendengarnya.. "chris.."

"iya. Gue tau.. Berjalan adalah cita-cita terbesar di hidup gue.. Memiliki kaki yg berfungsi adalah mimpi gue. Gue memang udah gak tahan jalan dengan kursi ini.. Tapi..... Tapi bisma. Dia lagi mempertaruhkan nyawanya didalam.. Dia, dia sedang berjuang gan. Gue gak mau jadi orang egois yg tega ninggalin sahabatnya koma untuk pengobatan diri sendiri. Untuk kesembuhan gue sendiri.." christy tak kuasa menahan tangisnya..

"chris.. Tapi ini.. Ini satu2nya kesempatan lo untuk sembuh.. Lo gak mungkin batalin semuanya chris.." respon morgan

"gak gan. Gue gak akan nyesal kok. Bisma.. Dia lagi terbaring didalam sana.. Gue... Gue... Gue takut... Takut kalau kita pergi dan nantinya pulang udah gak bisa melihat bisma lagi..
Jadi... Jadi biarkan gue bertahan disini buat jagain bisma sahabat kita. walau dengan kursi roda ini.." ujar christy

Morgan yg mendengarnya hanya memeluk christy.. Sadar akan betapa mulianya hati gadis mungil itu yg rela melepas mimpinya untuk berjalan demi sahabatnya..

"Gak!" pekikan itu terdengar begitu lantang dari ujung lorong ruangan itu. Membuat christy dan morgan menoleh kearahnya.

"chris. Mau lo apa sih! Lo hanya mau buat gue semakin merasa bersalahkan?
Mau lo apa chris! Bisma. Dia, dia kecelakaan gara2 gue! Dan sekarang lo juga akan melepas mimpi lo gara2 gue! Chris mau lo apa!!!" gigi menggeram. Air matanya mengalir deras.

"gi! Enggak! Maksud kamu apa sih! Bisma begini bukan gara2 kamu! Berapa kali aku harus bilang ini! Stop gi. Stop buat nyalahin diri kamu sendiri. Ini takdir Tuhan gi... Dan aku. Keinginan aku gi. Keinginan aku buat gak jadi jalanin terapi pengobatan itu. Dan itu bukan salah kamu." pekik christy keras berusaha meyakinkan gigi bahwa semua yg terjadi bukan kesalahannya.

Morgan yg berada diantara christy dan gigi hanya bisa terpaku larut dalam suasana itu. Tak mampu berkata apa2..

Gigi pun menjatuhkan tubuhnya berlutut. Digenggamnya kedua sisi kursi roda christy didepannya. "chris....... Gue mohon. Lo harus tetap ya berangkat kesingapure besok. Jalanin pengobatan terapi kelumpuhan itu chris. Lo harus kesana dan sembuh. Jangan buat gue semakin bersalah chris... Berjalan adalah mimpi terbesar lo.." ujar gigi terisak.

Christy dihadapan gigi tak mampu berkata2 menyaksikan sahabatnya menjadi lemah dihadapannya. Melihat gigi yg penuh akan derai tangis dan rasa bersalah..
Sejenak christy diam.. Dibiarkannya air matanya sebagai penjawab permohonan gigi..

"chris.. Gue mohon.. Lo pergi ya.. Lo harus sembuh.. Gue mohon.." lirih gigi disela tangisnya. Matanya yg basah dan merah memandang christy begitu penuh harap.

"iya gi.. Iya gue mau.. Demi lo.. Demi bisma.. Dan demi kita semua. Tapi lo harus janji ya.. Jangan kurung diri lo lagi dalam rasa bersalah lo.. Karena lo gak salah gi. Lo gak salah." ujar christy menangis.

Mendengarnya membuat gigi memeluk christy dan menangis dibahu perempuan itu sejadinya.... Christy dan gigi pun hanyut.....

S
K
I
P

#Pukul7Malam

"nak gigi.. Kamu ingin melihat keadaan bismakan? Silahkan masuk sekarang.." ujar Mama bisma sembari menyeka air matanya saat ia dan suaminya baru saja keluar dari ruangan Bertuliskan 'ICU'..

gigi terdiam. Sejenak ditatapnya Morgan Reza Christy serta anisa yg baru saja datang yg berada disekitarnya dan duduk dikursi tunggu.. Dan tatapannya jatuh pada anisa...

"nis.." lirih gigi

"gak papa gi.. Lo aja duluan yg masuk. Gue bisa nntar aja.. Gimana pun juga lo sahabat terdekat bisma" ujar anisa seakan tahu apa yg akan dikatakan gigi dan berusaha tersenyum..

Mendengarnya gigi hanya menatap dalam anisa.. Lalu melangkah pelan memasuki ruangan itu.. Baru saja sekitar jam 6 sore tadi dokter mengatakan bahwa bisma sudah bisa dibesuk..

S
K
I
P

ohh.. Bagaimana ya keadaan bisma sekarang?
FLASHBACK ON

(7 tahun lalu saat Gigi dan bisma masih duduk di kelas 5 SD)

#MalamHari pukul 10.20 pm

"Bisma! Inikan udah malem. Kamu ngapain sih datang nyusup kerumah aku?" semprot gigi saat bisma baru saja berhasil melompat masuk melalui jendela kamarnya.

"sssttt. Jangan keras2.. Nanti papa sama mama kamu tau.." suruh bisma menyumpal mulut gigi menggunakan telapak tangannya

"ihhh apaan sih!" ujar gigi menepis tangan bisma

Bisma kemudian menarik tangan gigi "udah ikut aku sekarang.."

"kemana?"

"udah ikut aja" suruh bisma pada gigi yg tampak bingung dan hendak menolak.

Bisma lalu membantu gigi keluar melalui jendela persis seperti cara dimana dia masuk. Setelah gigi keluar, barulah bisma beraksi mengeluarkan jurus kera panjat pinang andalannya.

S
K
I
P

"ishh. Kamu mau bawa aku kemana sih bis? Ini udah malem banget tau. Ganggu tidur orang aja. Lagian kalau besok aku telat bangun terus telat kesekolah gimana?
Akukan udah keseringan telat!!" omel gigi sepanjang jalan (?)

"udah.. Cepet naik." suruh bisma saat ia dan gigi sudah berada didepan sebuah rumah pohon tempat andalan mereka tak terkecuali reza dan morgan dalam hal 'nongkrong'..

"ehh. Kamu ngapain sih bawa aku kerumah pohon ini?" tanya gigi heran

"udah cepet naik. Ribet banget sih." paksa bisma

gigi pun akhirnya hanya menurut.

Tidak perlu waktu lama.. Kini gigi dan bisma sudah berada diatas rumah pohon itu.. (rumah pohon yg dimaksud kurang lebih seperti rumah pohon di film 'Heart')

tak perlu waktu lama, ditengah malam yg sangat larut selarut2nya itu, kini gigi dan bisma sedang duduk berdampingan dirumah pohon itu..

"ngapain sih kesini?" tanya gigi untuk kesekian kalinya

"itu.." tunjuk bisma keatas langit dimana banyak bintang bertaburan indah..

"bintang?
Kenapa?" tanya gigi tanpa kekaguman sama sekali.

Bisma menoleh heran menatap sahabatnya yg aneh.. "kamu gak ngerasa ya bintang2 itu indah?" bisma bertanya setengah mengomel

"yaya.. Bintangkan memang indah. Toh dari dulu bintang itu indah.. Trus?" ucapan gigi benar2 bernada cuek serta acuh tak acuh

"hhh..." bisma menghela nafasnya panjang. Butuh tenaga extra untuk menyampaikan suatu hal pada sosok manusia yg duduk bertengger disampingnya sekarang.. "gi.." panggil bisma

"apa?" sahut gigi

"aku cuma mau bilang walaupun suatu saat nanti kamu gak bisa melihat cahaya bintang dilangit.. Aku akan tetap jadi bintang dihidup kamu..
Karena aku akan selalu ada disamping kamu.." ujar bisma tersenyum. Kata2nya terdengar polos namun romantis bagi anak2 seumuran mereka..

"apaan sih bis.. Gak usah buat janji yg gak bisa ditepatin deh.. Kamu itu manusia biasa.. Hidup kita juga pasti akan terus berjalan..
Suatu saat nanti kita pasti akan pisah.. Jadi kamu itu pasti gak akan bisa jadi penerang hidup aku selamanya." respon gigi antusias dalam menunjukkan ketidaksetujuannya..

"tapi aku pasti akan terus disamping kamu kok. Dan aku akan hidup selamanya. Tanpa demam, tanpa pilek, tanpa batuk, tanpa rumah sakit, tanpa obat, tanpa koma, dan tanpa mati." ucap bisma yakin

gigi hanya tertegun mendengarnya..

"kamu kenapa?" tanya bisma heran

"gak. Aku cuma mau bilang-Kamu serius?"

"2 riuss!!" bisma tampak benar2 yakin

Mendengarnya gigi tersenyum senang. "janji?" tanyanya mengacungkan jari kelingkingnya

"Janji!" pekik bisma melingkarkannya kelingkingnya dengan kelingking gigi.

Mereka berdua pun akhirnya saling tertawa bahagia bersama...

FLASHBACK OFF

#RuangICU pukul 07.30 Malam

"penipu" ucap gigi datar.
Tatapan matanya dingin memandang bisma yang tergulai lemah diatas kasur dengan berbagai alat bantu ditubuhnya..

Tak berapa lama.. Rasa sesak datang menghimpit dada gigi.
Sekuat tenaga gigi berusaha menahan tangis. Menahan bola2 bening yg akan segera tumpah melalui kedua kelopak matanya..

Namun gigi tak setegar yg ia harapkan. Ia tak sekuat yg dia inginkan. Gigi pun jatuh berlutut begitu saja. Sebelah tangannya merenggut baju dibagian dadanya.. Perih.. Ya perih sekali rasanya...

Bulir2 bening itu kini benar2 nyata mengalir dipipi gigi.. Mengalir dengan derasnya...
Gigi benar2 tidak sanggup lagi menahannya...
Dadanya benar2 sesak akan rasa bersalah..

"maaf.... Maafin gue bis...
Gue penyebabnya.. Gue! Gue penyebabnya...." lirih gigi menangis sejadinya..

Menatap bisma dengan bantuan oksigen dimulutnya, alat2 pemacu jantung situbuhnya, serta kepala yg berlingkarkan perban berbercak darah benar2 membuat gigi tidak sanggup.. Ia tidak sanggup menatap bisma yg seperti ini..

"maaf bis.......
Maaf... Gue mohon.. Lo sadar ya.. Tolong kembali jadi bisma yg dulu.. Bisma yg selalu ada didekat gue.......
Bangun bis. Bangunnn" bola2 air mata itu terus mengalir deras.. Gigi benar2 tak kuasa menahan sakit yg menusuk dadanya.. Batinnya benar2 mengamuk didalam dirinya..
Rasa bersalah itu tak kunjung diredamnya...

S
K
I
P

"ceklek" gigi kembali menutup rapat pintu ruang ICU itu..

"gi..." lirih christy menatap gigi yg baru saja keluar dari ruangan ICU itu..
Penampilan gigi benar2 kacau.. Seragam SMA yg ia kenakan sudah tak semulus saat ia memasuki ruangan itu.. Rambut gigi berantakan. Dan mata merah gigi masih mengeluarkan tetesan air mata..

"gue gak papa kok..
Maaf gue lama..
Nis.. Lo bisa masuk sekarang..." ujar gigi parau menundukkan kepalanya guna menutupi kekacauan dirinya..

Anisa tidak mengatakan apa2..
Ia tak sanggup menatap gigi dalam keadaannya.. Dengan ragu, anisa pun mulai membuka pintu ruang ICU itu, lalu masuk kedalamnya..

Gigi memejamkan matanya sejenak. Kepalanya tetap ia biarkan menunduk..

"gi.." panggil morgan dan reza hampir bersamaan. Nada suara mereka benar2 menunjukkan kekawatiran..

"berapa kali gue harus bilang?
Gue kuat. Gue kuat!!" ujar gigi menggeram.
"gue permisi" ujar gigi lalu berlari sejauh mungkin dari hadapan ke3 sahabatnya..

"gi! Gigi! Lo mau kemana?" panggil reza hendak mengejar gigi.

"tunggu za. Biarin gue yg kejar gigi. Lo jagain christy ya.." tahan morgan lalu berlari mengejar gigi

Reza yg mendengarnya hanya menunduk.. "selamanya gue gak akan bisa berguna buat lo gi.. Maafin gue.." batin reza

christy dibelakang reza hanya menatapnya nanar seakan tahu apa yg reza rasakan..

S
K
I
P

Gigi terus berlari sekuat tenaga. Ia berlari secepat yg ia bisa..
Bulir2 air mata gigi terus berjatuhan, berkejaran dangan titik2 hujan lainnya..
Ya.. Saat ini hujan turun dengan derasnya..

Gigi kembali jatuh berlutut diatas rerumputan basah akibat terendam air hujan itu..
Gigi pun menyumpal mulutnya menggunakan sebelah tangannya, menahan diri untuk tidak berteriak kencang melepas sakit yg menyelimuti dadanya..

Gigi tak mengiraukan lagi sekitarnya..
Beberapa orang silih berganti melewatinya dengan tatapan iba..

"gi..." panggil morgan yg kini sudah berada dihadapan gigi

"gue gan. Gue memang salah.
Sebisa mungkin gue nyangkal rasa bersalah itu! Tapi gak bisa gan! Gue gak bisa! Bisma benar2 terbaring gara2 gue! Gara2 gue!" pekik gigi histeris.

Morgan terdiam. Ditatapnya dalam sahabatnya gigi yg benar2 rapuh .. Morgan kemudian menggenggam kedua lengan gigi guna membantunya bangkit..
Tanpa pikir panjang, morgan pun langsung memeluk gigi.. Memeluk sahabatnya itu erat guna menguatkannya...

Gigi. Dia membalas pelukan morgan lalu menenggelamkan wajahnya dibahu sahabatnya itu.. Air mata gigi tak kunjung dapat terbendung. Sama seperti hujan malam yg tak kunjung reda sekarang................

S
K
I
P

#KeesokanHarinyaDiBandara Pukul 10.06 pagi

Gigi memeluk erat sahabatnya christy.. Ia sadar bahwa christy tidak akan berada disampingnya dalam jangka waktu 1 bulan kedepan...
Yaa.. Pagi ini christy dan morgan akan segera terbang ke singapure untuk melaksanakan pengobatan terapi kelumpuhan christy...

"gi.. Hari ini aku akan menepati janji aku ke kamu.. Janji kalau aku akan pergi ke singapure dan melaksanakan therapy kelumpuhan disana..
Aku mau kamu juga tepatin janji kamu ya.. Janji untuk stop mengurung diri dalam perasaan bersalah kamu.. Jadilah sosok yg kuat gi.. Sosok gigi yg aku kenal dulu.." ujar christy dalam pelukan gigi

Sejenak gigi tersenyum.. "gue akan berusaha nepatin janji itu chris.. Tapi lo harus sembuh ya saat lo balik kesini nanti.." pinta gigi

"iya gi.. Gue akan berusaha tepatin hal itu" respon christy tersenyum hangat..

Setelah memeluk christy.. Gigi beralih memeluk morgan yg berdiri tegap disamping christy..
"jaga christy baik2 ya gan.. Gue percaya sama lo.." ucap gigi dipelukan morgan

"lo juga ya gi.. Jadilah tegar seperti gigi yg gue kenal dulu" respon morgan melepaskan pelukannya.. Morgan pun mengelus kepala gigi pelan. Layaknya hal yg biasa ia lakukan pada gigi yg ia anggap sebagai adik perempuannya walaupun umur mereka sama..

"gan. Jaga diri lo ya. Jaga christy juga.." kini reza yg mendekap morgan sahabatnya itu akrab

"lo juga ya za. Jaga gigi.. Jadilah reza yg gue kenal dulu.. Sebagai reza yg tak mau meninggalkan sahabatnya.." ujar morgan membalas dekapan reza

"iya.. Gue akan jadi reza yg dulu.. Dan gigi pasti aman disamping gue.." jawab reza mantap sembari melepaskan dekapannya

"chris.. Lo harus sembuhnya.. Lo harus bisa berjalan lagi.." ucap reza menepuk pundak christy..

Christy hanya tersenyum menatap reza lalu mengangguk mantap..

"oya, apapun yg terjadi komunikasi kita harus tetap lancar ya.. Dan za, lo harus kabarin gue tiap hari tentang perkembangan bisma.." suruh morgan melirik reza

"sippp. Lo tenang aja.." sahut reza

"oke kita berangkat dulu ya.." pamit morgan pada gigi reza lalu mendorong kursi roda christy..

"hati2 ya.." ujar gigi melambaikan tangan saat morgan dan christy sudah menjauh dari pandangan matanya..

S
K
I
P

seusai mengantarkan christy dan morgan kebandara, gigi dan reza pun bergegas pulang..

#DiMobil 11.02 a.m

"gi.." panggil reza

"..mm?" spontan gigi menolehkan kepala kearah reza

"sebelum pulang kita makan dulu ya.. Gue laper..." wajah reza tampak memelas

Mendengarnya gigi terkekeh pelan. "iya..iya.. Yaudah atur aja mau makan dimana.." respon gigi sembari tersenyum

melihat gigi membuat reza terperangah sejenak. Pasalnya, sejak bisma terbaring koma, senyuman gigi itu langka.. "oh iya oke. Kita ke cafe langganan gue aja ya.." ujar reza segera menutupi rasa herannya

Gigi hanya mengangguk mendengarnya..

#Cafe

Tidak perlu waktu lama, kini gigi dan reza sudah sampai di cafe bernama "you n me". Tempat, suasana, serta hidangan di cafe ini memang terkenal cocok bagi anak remaja seperti gigi dan reza.

"mau pesen apa gi?" tanya reza sembari membolak-balik lembaran buku menu dihadapannya

"nasi goreng sama milkshake chocolatenya satu ya mas.." ujar gigi memesan makanan kepada pelayan, tanpa menyentuh sedikit pun buku menu dihadapannya.. "lo apa za?" tanya gigi pada reza

"samain aja deh.." jawab reza singkat

"oke.. Nasi gorengnya 2 sama milkshake chocolatenya 2. Harap tunggu sebentar ya mas, mbak" ujar pelayan laki2 itu memastikan pesanan gigi dan reza lalu berlalu meninggalkan mereka.

"pesanan lo dari jaman SD gak berubah2 ya gi..
Tetep aja nasgor sama milkshake coklat" sindir reza pada sosok dihadapannya

"yeee.. Memangnya harus berubah gitu. Kan memang dari dulu gue sama bisma sukanya itu.." ujar gigi. Lalu ia tersadar akan nama bisma yg baru saja disebutkannya secara spontan. Hal itu membuat gigi menunduk sejenak.

"gi.. Lo gak papakan?" reza tampak mulai kawatir dengan perubahan ekspresi gigi

"hahahha! Gue gak papa kali. Lo sok kawatir banget sih.." seru gigi

"yah elonya juga sih..
Eh tapi.. Lo beneran gak papakan?" reza bertanya memastikan

"za, lo pikir gue mau ingkarin janji gue ke christy dan morgan apa..?
Ya enggaklah.. Gue bukan tipe pengingkar kali.
Dahh ah. Bahas topik lain kek." dumel gigi

"hehehe.. Yaudah deh iya.." reza pun akhirnya menyerah
.
.
.
.
"ehh kez.. Itu bukannya reza cowo lo ya?" tanya cherly pada kezia didepannya.

"hah? Mana?" tanya kezia celingukan

"itu loh..
Iya kan?
___bersambung……..
*Waduhhhh ada Cowonya ci Kez di Café tempat Reza dan Gigi makan?? Mungkinkah cowo itu Reza??? Dan kalau benar itu Reza, apa yah kira2 yang akan di lakuin Ci Kez terhadap Reza terutama ci Gigi?? Melabarak mereka kah?? Atau hanya diam saja??  Hmmmmmm penasaran????? Harusss dong…… hahahaha
Makanya keep stay di blog kita terus ya…..

Dan jangan Kasi saran ya....

Kalau gk bisa diblog ini, kasi saran lewat twitter aja yah,
Caranya sukup mention SARAN kamu ke @PrincessCigi *beuhhhkayakiklanpula hehe
Okeee  see you babayyyyy….


Dan jangan lupa follow @PrincessCigi ya….


Tidak ada komentar: