Jumat, 25 Juli 2014

PUTERI SENJA~ Part 2 (LastPart)


Haloo readers and CiGi, Welcome to Blog My Princess Brigitta Cynthia ;)

Selamat sorehhhh semuanyaahhh, adm bosen liat tl twitter tau gk, masi pada bahas yang kadaluarsa2 mulu, hmmmm buat adm si tak manusia yang kadaluarsa emang makanan?? mmpttt... okedehhh lupakan...
sore ini adm mau lanjutin post cerbung putri senja lagi nih, cerbung ini cuma 2 episode kok hehehehe.... nanti bakal post ada cerpen juga jadi hari ini post kira kira 3 cerita :D
 yukk ahh baca ini aja hahahaha
Oke oke yukk ahh capcussssssss.....


Cast : Gigi ChiBi
Steffy ChiBi
Ryn ChiBi
Bisma Smash
Rangga Smash
Rafael Smash, dll
 
“gue harap ini kelanjutan dari lelucon kita tadi... iiya kan? Tolong bilang iya, Gi..” Christy tahu ini bukan lelucon. Melihat ekspresi Gigi yg serius dan nampak sedih dan gelisah. Gigi juga tak akan bercanda seperti ini. Ia sudah menduganya
“sayangnya ini emang kenyataan” jawab Gigi
“gue seneng..” jawab Christy. Jawabannya sungguh sulit dipercaya. Gigi memandangnya aneh
“gue seneng lo terbuka sama gue”

***

CHRISTY POV

Aku bahagia, bahagia bisa mengenalnya, bahagia bisa menjadi sahabatnya, dan bahagia bisa mengetahui apa2 tentang dirinya. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Mendapatkan seorang sahabat yg aneh, namun entah mengapa aku merasa dekat dengannya. Walaupun ia sering memandangku dengan tatapan membunuhnya, memaksakan kehendak yg tak bisa kulawan, dan jarang menunjukkan senyumnya. Tapi kalian pasti akan terkesima melihat senyuman pertamanya. Dan kalian tahu, apa yg membuatku jauh lebih senang? Ia telah mempercayaiku untuk menyimpan sebuah rahasia besar tentang dirinya

***

“Gigi! Christy!!” pekikan seseorang terdengar keras dari belakang. Gigi dan Christy menengok
“Bisma??!” Christy tersenyum lebar
“dia jadi ikut?” Gigi menyambar. Christy hanya mengangguk
“hai..” sapa Bisma. Tunggu, ada yg berbeda dengan dirinya. Kalung? Bisma mengenakan kalung? Astaga! Kalung itu sama persis dengan milik Gigi. hanya saja liontinnya berbentuk matahari, bukan bulan. Apakah ini hanya suatu kebetulan? Tapi Gigi yakin tak ada yg menjual kalung semacam ini di toko manapun
“lo dapet kalung itu dari mana? Gue baru liat lo pake itu?” kata Gigi yg tak mencerminkan b ahwa ia sedang bertanya. Datar..
“ini? Udah lama, ini dari nyokap gue. Kenapa?” tanya Bisma. Gigi segera menutup kalungnya, dengan memasukkan ke bagian leher bajunya
“nggak, ayo!” kata Gigi
+BUUKKH!!+
Christy terjatuh, lututnnya berdarah terbentur batu kasar yg ada di bawahnya. Gigi melihat itu, dan secara spontan dan tiba2, tanpa disadari dirinya sendiri, ia melakukan apa yg tak ingin ia perbuat. Ia mendorong Christy menjauh darinya, begitu kuat. Tubuh mungil Christy terhempas dan membentur pohon
“Gigi!!! lo apa2an sih???!! Christy jatuh, lo malah kaya gitu!bukannya ditolongin!!!” Pekik Bisma. Amarahnya meluap. Memandang Gigi dengan tatapan tajam, tidak hangat seperti biasanya, kali ini tegang, kaku, dan dingin. Itu membuatnya sakit, tapi ia tak bermaksud melakukannya, sungguh
“ma-maaf..” ujarnya terbata

“udah, deh. mending sekarang lo pulang! Lo nggak sadar apa yg lo lakuin sekarang??!” Bisma memkik.
Air mata Gigi menetes, setaunya vampir tak punya hati, tapi mengapa ia bisa menangis seperti ini? Hatinya terasa di remas, dan sekarang sudah hancur. Tak ada lagi yg bisa ia perbuat selain pergi
Sementara Christy masih tergeletak lemah bersama Bisma.....
S
K
I
P
#‎RumahCrhisty

“Bisma! Lo udah buat Gigi sakit hati!” ujar Christy menampakan rasa kekecewaannya
“tapi dia udah buat lo celaka, Christ!” Bisma menatap Christy heran
“lo lupa? Gigi itu vampir Bis. Dan lo liat? Tadi lutut gue berdarah. Dan kalo seandainya Gigi nggak ngelakuin itu tadi, mungkin dia bisa lepas kontrol dan mungkin juga gue udah sama kaya Gigi. jadi vampir” jelas Christy
“jadi intinya, Gigi nggak mau ambil resiko? Nggak mau dia lepas kontrol dan buat lo jadi....................” ujar Bisma menggantung. Tampak rasa bersalah dan menyesal menyelimuti dirinya
“tapi dia vegetarian” Bisma mencoba mengingat apa yg sudah ia lihat. Setiap di kantin, ia selalu memesan sayuran
“Bis.. vampir punya kodrat. Walaupun vegetarian, tapi kalo udah ada yg merangsang, pasti hal itu bakal terjadi. Walaupun mereka vegetarian, tapi mereka tetep minum darah, entah beberapa ratus tahun sekali” jelas Christy
“gue rasa lo udah terlalu jauh mengenal Gigi” kata Bisma
“gue rasa gitu” Christy mengangguk. Kasihan Bisma, pasti dia laper gara2 nungguin gue waktu pingsan tadi ujar Christy dalam hati
“tenang aja, gue masih kenyang kok, tadi makan di kantin” ujar Bisma tiba2. Christy mercekat, matanya membulat. Bagaimana bisa ia tahu apa yg ada di pikirannya
“lo ngomong sama siapa, Bis?” kata Christy
“ya lo lah, Christ. Siapa lagi? Masa iya gue ngomong sendiri? Gue masih sehat kali” kata Bisma membela diri
“hah? dari tadi gue nggak ngomong apa2 kok sama lo” jelas Christy, muncul kerutan di dahi Bisma. Mereka pun hanya bertemu pandang dengan tatapan heran

***

++BUAKKHH!!++(?)

Dua wanita menyerangnya dari belakang. Gigi tersungkur lemah di tanah. Ia berusaha memfokuskan matanya kepada wajah 2 wanita tersebut
“Annabelle? Annalise?” ya, Anna belle muncul kembali. Bahkan, kali ini ia mengajak serta kakaknya, Annalise
“mana temen lo? Ditinggal? Oouh.. kacian..” ujar Annabelle mendekatkan wajahnya ke telinga Gigi. Gigi membuang muka sambil menyernyit kesakitan.
“mau kalian apa sih? kenapa selalu ganggu keluarga gue?” ujar Gigi mencoba bangkit
“lo masih nanya kenapa? Bokap lo udah bunuh seluruh keluarga kita! Dan sekarang kita Cuma sendiri dan lo? Hidup dengan tanpa rasa bersalah? Nggak akan gue biarin itu, nggak akan gue biarin keluarga lo hidup bahagia!!” kini Annalise angkat bicara. Cara bicaranya sama persis dengan adiknya. Kasar, angkuh, dan emosional
“bokap gue nggak bunuh keluarga kalian!” elak Gigi
“apapun itu! Kalian udah bunuh keluarga kita!!”
“tapi keluarga kalian sendiri yg mau itu. Keluarga kalian sendiri yg mau mengorbankan nyawanya! Dan itu demi kalian! Mereka rela menjadi Kesatria Malam demi melindungi bangsa kami, bangsa kalian. Jika mereka nggak ada, mungkin kalian termasuk gue juga udah nggak ada!!” jelas Gigi panjang lebar, nafasnya terengal. Mendengarnya, Annabelle dan Annalise termenung, matanya memerah dan air mata menggenang di pelupuk matanya. Mengingat keluarganya yg sudah tiada seperti ada sebuah benda tajam yg menyayat jantungnya
“tapi kena harus keluarga gue? Kenapa nggak yg lain aja??!!” Annabelle bergumam, airmata nya kini telah jatuh. Gigi salah, vampir memang masih punya hati
“karena...”
“karena Cuma keluarga kalian yg mau berkorban, Cuma keluarga kalian yg kami percaya, Cuma keluarga kalian yg kami andalkan. Jadi tolong..... biarkan mereka pergi, biarkan mereka tenang dan bahagia di atas sana. udah 500 tahun kalian kaya gini, dan gue yakin keluarga kalian nggak akan suka kalian seperti ini. Gue harap, kita bisa kaya dulu lagi” ujar Gigi pada akhirnya. Gigi pergi dengan langkah lebar, dan akhirnya menghilang di balik pepohonan

***

KELUARGA ANNA

Pada suatu senja..

“Annabelle!!” Pekik wanita cantik di halaman belakang. Lalu, datang seorang gadis ceria berambut merah. Masih suci, belum tergores noda apapun. Polos dan manis
“iya, Ma!” gadis itu berujar dengan ceria. Kakaknya, Annalise datang dengan wajah murung. Gadis berambut cokelat tua itu seperti kehilangan seseorang, belum, tapi akan
“Mama, Mama mau kemana? Papa juga? Paman? Bibi?” kata Annabelle dengan wajah lugunya.

“Annalise, tolong jaga adikmu baik2. Jika kita masih ditakdirkan untuk bersama, kita pasti akan bertemu kembali”
Annalise tak menjawab, bulir2 bening menetes keluar dari mata indahnya. Ia merangkul adik semata wayangnya, berusaha menahan kesedihannya. Hatinya bagai dihujam ombak besar yg membawa keluarganya pergi jauh, jauh, dan semakin jauh. Namun kenyataannya, itu memang benar. Keluarganya telah menjadi Kesatria Malam yg bersiap tempur dengan Suku Terang. Annabelle, tak henti2nya memandang bergantian keluarganya dan kakak yg ada di sampingnya
“Annabelle, jadi anak baik, jangan pendendam, dan tetap ceria” ujar Ibunya lembut. Lalu mereka melesat pergi terbawa angin senja ke pertempuran. Semoga ini tak akan menjadi mimipi buruk
“Kakak? Mereka kemana? Mama belum menyiapkan makan malam!” ujar Annabelle dengan wajah polosnya
“Entahlah, Belle. Kurasa mereka akan saaaaaaaaangaaaaaaaaaat lama” kata Kakaknya
“Lama? Kapan mereka akan kembali?” adiknya terus bertanya
“hhmmm... mungkin saat kita terlahir kembali” kata Annalise tersenyum simpul. Sangat berat kenyataan ini, harus menghidupi adiknya seorang diri. Sementara keluarganya harus mengabdi kepada Raja Kegelapan dan mungkin ia tak akan pernah melihatnya lagi
“apa maksudnya?” tanya Annabelle. Maksudnya mereka tak akan kembali, mereka akan kembali di kehidupan selanjutnya. Di Surga.....
“sudah lah, ayo kita makan. Kakak sudah menyiapkan roti isi!”

****

“Gigi!! dari mana aja? kok baru pulang?” Ryn sudah berdiri di ambang pintu

“tadi gue abis ketemu sama anak keluarga Anna” ujar Gigi ringan sambil menerobos masuk ke rumah. Mendengarnya, Rafael, Ryn dan Ayahnya menengok bersamaan. Dan mendekati anak bungsu itu
“hah? kamu sudah ketemu sama dia Gi? kamu nggak di apa2ain kan? Mana yg luka?!” kata Ayah Gigi khawatir sambil mengecek tubuh anaknya
“nggak, Pa. Gigi nggak diapa2in kok. Gigi bersyukur aja udah bisa lurusin semua. Gigi udah jelasin apa yg sebenernya terjadi” jelas Gigi. semua yg ada di rumah menghela nafas lega
“Tapi, Pa. Apa ada kemungkinan keturunan Suku Terang masih hidup?” tanya Gigi
“kenapa kamu bertanya seperti itu, Nak?” kening Ayahnya berkerut. Ia lalu duduk di sofa dan diikuti anak2nya
“Gigi ngeliat potensi itu pada temen Gigi” jelas Gigi
“denger ya, Nak. Kalaupun keturunan Suku Terang masih hidup. Kita nggak usah dan nggak boleh cari gara2 sama mereka. Kekuatan mereka luarbiasa dahsyat. Tapi Papa yakin, kalian semua pasti nggak akan bertindak gegabah. Dan bisa melindungi diri kalian sendiri”
“Tapi, Pa. Seandanya... ini Cuma seandainya ya.. kalo kita menikah dengan suku Terang apa yg akan terjadi?” kini Rafael angkat bicara
“tidak ada, semua itu hal biasa. Bahkan, seorang keturunan Raja Kegelapan seperti kalian jika bersatu dengan keturunan Raja Terang, anaknya kelak akan menjadi pewaris kekuatan yg maha dahsyat..”
“tapi kenapa kita bisa bermusuhan?” tanya Ryn dengan seksama
“entahlah, ini semua hanya berawal dari kesalah pahaman. Perbedaan kita disalah artikan oleh orang2”
“sudah. Ryn, siapkan makan malam” inilah Resiko menjadi anak perempuan paling tua. Makan malam, membersihka rumah, segalanya harus ia selesaikan
“Raf, tolong ambilkan perkakas di gudang bawah tanah. Dan Gigi, cepat mandi! Wujud mu sudah tak berbentuk lagi, dan jika semua sudah selesai, cepat berkumpul di ruang makan” ujar Ayah mereka tegas. Disiplin sudah menjadi makanan mereka sehari hari

***

“Gigi, maaf soal kemarin. Gue nggak bermaksud......”
“gue ngerti. Christy lebih penting di mata lo” ujar Gigi menepis perkataan Bisma
“bukan gitu, Gi. guecuma lupa kalau lo.....” ujar Bisma menggantung. Ia tak tau lagi harus berkata apa. Berada di dekat gadis ini sungguh membuatnya gugup
“udah lah, Bis.. “ ujar Gigi tak bersemangat. Ia membereskan buku2 dan memasukkan nya ke dalam tas. Ia melihat sekilas wajah Bisma dan segera berlalu
“Bisma? Gimana? Gigi udah baikan sama lo?” tanya Christy yg baru saja masuk. Bisma menggeleng kuat
“hhh.. sabar aja ya, Bis..”
“tapi anehnya, Gigi bersikap seolah2 gue suka sama lo” kata Bisma
“hah? hahahaha.. jadi intinya dia cemburu gitu?” Tawa Christy meledak. Ia mendekat pada Bisma dan menepuk bahunya
“mm.. bilang aja sama Gigi kalo gue suka sama Rangga” ujar Christy tersipu malu. Wajahnya memerah
“hah? lo... lo suka sama Rangga??!” kata Bisma. Matanya membulat seolah tak percaya dengan apa yg Christy katakan. Sedangkan Christy hanya tersenyum menanggapinya
“Gila Christ! Dia itu alay banget tau! Hahahaha.. tapi gue rasa, dia juga suka sama lo. Dia selalu nanya2 kabar lo nan jauh di sana.. wkwkwk” Bisma tertawa renyah
“hai, guys!!!” orang yg dibicarakan akhirnya datang juga. Bisma dan Christy menoleh serempak
“eh apa apa nih? Seru banget? Ngomongin gue ya...” Rangga yg baru datang segera berbaur dengan 2 temannya ini
“iya, lagi ngomongin ke alay-an lo!” celoteh Bisma. Jitakan berhasil mendarat mulus di kepala Bisma
“aduh, sakit dodol! Udah ah! Gue mau pulang” ujar Bisma melangkah pergi meninggalkan mereka berdua
“Chist, lo pulang sama siapa? Sendiri?” tanya Rangga
“berdua” kata Christy. Mendengarnya, Rangga tak bersemangat.. ia berjalan lunglai keluar kelas
“lo nggak nanya gue pulang sama siapa?” pekik Christy ketika Rangga berada di ambang pintu
“siapa?” keningnya berkerut
“sama lo! Mau kan?” Christy mendekat. Wajah Rangga memerah dan raut wajahnya berubah. Menjadi semangat. Sorot matanya tulus dan bahagia.

***

“Buk, Bisma mau nanya sesuatu” kata Bisma menghampiri ibunya di ruang tengah yang tengah asyik menonton tv
“tanya apa, Bis?” ujar Ibu Bisma belum melepaskan pandangannya dari layar televisi
“soal kalung ini” kata Bisma. Ia sudah duduk disamping ibunya. Ibunya menoleh cepat. Bisma tengah menunjukkan kalung berliontin matahari miliknya.
“kenapa tiba2 tanya soal itu?” Ibu Bisma salah tingkah. Nampak ada yang disembunyikan dibailik kalung itu. Tapi apa? Kalung yang sudah melekat dilehernya sejak kecil. ibu Bisma selalu menanyakannya jika Bisma tak memakai kalung itu. Apakah kalung ini sangat penting? Kata Ibu, kalung ini peninggalan mendiang Ayahnya.
“Buk, tolong jujur sama Bisma. Sebenernya apa yang terjadi, kalung ini, ada apa dibalik kalung ini?” tanya Bisma. Ia sudah tak tahan lagi. Setiap kali ia bertanya tentang kalung ini, Ibunya selalu menghindar. Rasa penasarannya tak dapat di bendung lagi
“hhh.. mungkin ini saat yang tepat untuk kasih tahu semuanya” Ibu Bisma mendesah keras
“Bisma, memang benar kalung itu peninggalan Ayah kamu. Dan sebenernya nggak ada apa2 tentang kalung itu. Yang perlu kamu tahu, Ayah kamu. Sebenarnya.. beliau itu........ vampir” kata Ibu Bisma ragu. Bisma tercekat, terdengar hentakan nafas Bisma. Matanya membulat. Tapi, bagaimana bisa? Bagaimana bisa Ayahnya seorang vampir?
“Buk, tolong ceritakan semuanya”
“Vampir ada 2 golongan. Suku Terang dan Suku Gelap. Ayah kamu adalah seorang Raja Suku Terang. Dan kamu, Bis. Suatu saat kamu akan mewarisi semua kekuatan dari beliau. Mungkin sebentar lagi kekuatan itu akan muncul”
“apa bedanya Suku Gelap dan Suku Terang, Buk?”
“Suku Gelap cenderung dingin, misterius, dan keras. Kalau Suku Terang, mereka ceria, yah.. seperti layaknya manusia” jawab Ibu Bisma
“Tunggu, Buk. Berarti sama aja, Bisma ini keturunan vampir?”
“ya, kekuatan mu sudah muncul. Kamu telah sepenuhnya menjadi vampir”
“Bisma ngerti, semua udah muncul. Pantes aja. ibu tau, waktu Bisma lari di pelajaran olahraga, Bisma tuh ngerasa ringan banget. Mungkin saking ringannya, sampai2 Bisma nggak ngerasa kalau kaki Bisma nepak di tanah. Dan, waktu Bisma denger suara Christy tapi ternyata Christy nggak bilang apa2 dan... Pohon itu, dia bisa gerak dan ngomong sama Bisma” jelas Bisma
“mungkin masih banyak kekuatan yang akan muncul nanti. Kamu harus bisa kontrol itu. Tapi ibu nggak bisa bantu apa2” kata Ibu Bisma. Bisma mengangguk mengerti
“Oh iya, Buk. Bisma liat, temen Bisma juga punya kalung kaya gini, tapi liontinnya bulan”
“oh ya? Bisma, kamu harus hati2 itu Suku Gelap!”
“tapi apa semua vampir punya kalung kaya gini?”
“nggak, Bisma. Hanya keturunan Raja Kegelapan atau Raja Suku Terang saja yang punya kalung itu” jawab Ibunya
“berarti Gigi.............. dia anak Raja Kegelapan?” gumam Bisma
“apa Bis?” ujar Ibu Bisma sambil memandang anaknya dengan kening berkerut
“hah? nggak, Buk” elak Bisma. Ia menatap lurus ke depan, masih belum percaya dengan semua yang terjadi. Ia berusaha mencerna kata2 yg keluar dari mulut ibunya. Ia seorang vampir? Apa semua ini benar? Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia memberitau kepada teman2nya? Kepada Gigi? apa dia berhak tau? Beribu pertanyaan berkelebat dibenaknya. Apa Bisma masih bisa mencintainya? Apakah Bisma bisa bersatu dengannya? Memang mereka sejenis, tapi mereka berbeda. Perbedaan yg sangat mencolok. apa Gigi juga merasakan hal yg sama dengannya? Ia tak tau apa yg harus ia lakukan.
“Buk, apa boleh Bisma mencintai mereka?” tanya Bisma tiba2 yg membuat ibunya menoleh cepat ke arahnya
“maksud kamu? Ibu nggak ngerti. Mereka? Mereka siapa?”
“Suku Gelap” jawabnya singkat. Ibunya tersenyum..
“Denger ya, Nak.. semua makhluk berhak mencintai, tapi sama sekali nggak berhak memaksakan kehendak orang yg mereka cinta. Kamu boleh mencintai mereka, tapi kamu nggak berhak memaksa mereka untuk mencintai kamu”
“Bisma ngerti, Buk.. tapi apa mungkin kami bersatu?” tanya Bisma lagi
“kenapa nggak? Kalau kamu memang benar2 mencintainya begitupun sebaliknya, kenapa nggak? Perjuangkan apa yg menjadi hak mu, Bis.. walaupun hasilnya nanti nggak sesuai dengan apa yg kamu inginkan, tetapi setidaknya kamu udah mencoba. Kamu lihat? Ibu dan Ayah kamu berbeda. Ayah kamu seorang vampir dan Ibu hanya manusia biasa. Tapi kamui bersatu karena kami saling mencintai dan memperjuangkan apa yg kami ingin kan..” ujar Ibu Bisma. Bisma mengangguk mengerti. Ia harus mencoba, setidaknya menunjukkan perasaan nya. Soal Gigi mencintainya atau tidak, itu urusan ke sekian. Yang pasti, Bisma sudah berusaha memperjuangkan apa yg ingin ia raih!

***

“Hai, Gigi!! selamat Pagi!!” pekik Christy riang masuk ke dalam kelas. Sekarang ia sudah berada di samping Gigi
“haii..” gumam Gigi singkat sambil menebarkan senyum kecutnya. Memandang Christy sekilas dan mengalihkannya kepada buku2 tebal di hadapannya
“serius amat bacanya”
“.................”
“Gi, gue ada berita nih.. lo mau denger nggak? Yg pasti lo nggak bakal nyangka” kata Christy
“nggak makasih” ujar Gigi. ia tak mendengar berita buruk, berita jika Christy dan Bisma sudah jadian, atau semacamnya. Astaga! Kenapa ia menganggap itu berita buruk baginya? Atau jangan2 Gigi memang menyukainya?
“beneran nih?”
“................”
“beneran nggak mau denger berita kalau gue sama.... Rangga udah jadian?” kata Christy sedikit berbisik. Gigi menoleh cepat dengan mata terbelalak
“lo.. sama siapa tadi?” apa Gigi tak salah dengar. Rangga? Bukan Bisma? Kenapa hatinya mendadak lega?
“iya, gue sama Rangga udah jadian!” ujar Christy girang. Ia menceritakan semua yg terjadi kemarin
“jadi kemaren, pulang sekolah gue pulang sama Rangga dan gue..............................” dan bla bla bla.. Gigi tak bisa mendengar dan tak mau mendengarnya. Otaknya tengah disibukkan memikirkan laki-laki yg telah membuatnya galau. Apa yg dipikirkan laki2 itu? Kenapa tak menjelaskan sejak awal?
“Gi, Gigi!!” pekik Christy membuyarkan lamunannya
“hah?”
“jadi dari tadi gue ngoceh panjang lebar, lo nggak dengerin? Astaga...” ujar Christy kesal
“Christ, lo liat Bisma?!” tanya Gigi tiba2
“Astaga gue lupa!”

***

“Mana sih Gigi? jangan2 Christy lupa ngasih tau Gigi, malah keasyikan curhat tentang jadian konyolnya itu?! Hhh..” gumam Bisma. Ia sekarang berada di danau perbatasan hutan. Tempat biasa ia melihat Gigi, tempat ia melepas kerinduannya.. dan sekarang ia akan menyatakan semuanya. Ia sengaja menyuruh Christy memberitau Gigi untuk datang ke danau. Ia sudah menyiapkan semuanya. Bangku beserta meja yg berhiaskan sebatang lilin dan setangkai bunga mawar merah. Entah hal konyol apa yg ia pikirkan, sehingga menyiapkan semua yg terlalu biasa ini.
“Bisma!!” pekik seseorang dibelakang Bisma. Sepertinya tak asing baginya. Suara yg selalu menenangkan, dan suasanan dingin mencekam yg selalu ia ciptakan. Gigi!
“Gigi!!” pekik Bisma berbalik badan. Ya, gadis cantik itu telah berdiri di sampingnya. Ia berharap mendapat senyuman itu lagi darinya. Sedetikpun tak apa
“waah.. ini?” gumam Gigi terkesima melihat semua yg Bisma persiapkan
“iya, ini semua... ini semua Cuma buat lo”
“buat gue? Kenapa gue?” kata Gigi meminta penjelasan. Pertanyaan bodoh, Gigi. pikir Bisma dalam hati. Ya pertanyaan yg sudah pasti jawabannya
“karena lo yg ada di hati gue, karena gue cinta sama lo. Jujur, saat pertama gue liat lo, gue sedikit bingung, cenderung takut sama sikap lo yg misterius. Tapi semua itu buat gue penasaran. Gue cari tau semua tentang lo. Dan akhirnya gue tahu kalo lo.............”
“gue tahu, gue juga ngerasa hal yg sama. Tapi kita beda, Bis. Gue ini vampir, nggak pantes buat lo, manu............”
“gue sama kaya lo, gue juga vampir. Dan lo tahu? Gue seneng denger itu, kesempatan bersama sama lo itu jauh lebih besar..” potong Bisma. Gigi menatapnya tak mengerti
“kalung ini. Lo punya juga kan?” tanya Bisma yg dijawab dengan anggukan Gigi. Gigi mengeluarkan liontin kalungnya dari balik jaket tebalnya
“Matahari dan Bulan. Suku Gelap dan Suku Terang. Sesuatu yg bertolak belakang. Namun mengerti satu sama lain. Disaat Matahari Muncul, bulan nggak egois. Bulan membiarkan Matahari yg menyinari bumi di siang hari. Dan begitu sebaliknya. Sama halnya dengan Suku Gelap dan Suku Terang...”
“Sifat Suku Gelap yg cenderung keras dan dingin, bisa ternetralisir dengan adanya Suku Terang yg sabar, ceria, dan pengertian..” potong Gigi
“well, sekarang lo tahu apa gunanya perbedaan? Mereka diciptakan untuk bersatu!” ujar Bisma
“jadi?”
“jadi lo mau nggak jadi yg terakhir buat gue?” Mimik muka Bisma sangat serius. Ia menatap Gigi dalam2. Berharap semua perjuangannya tak sia2. Gigi tersenyum
“Sure, Mr. Brightside!!” gumam Gigi. Bisma tak bisa berkata apa2, ia mendekat dan memeluk erat tubuh Gigi.

“Our Love Will Last Forever”

~CINTA ABADI SEPASANG VAMPIR~

                                                      THE END



Karya>> MinPha<<

haha, gaya2 pake foto segala. saya nggak jago ngedit! ;)

Tidak ada komentar: