Haiii Twibiesss Kali ini MinHaCi
akan NgePost CerBung lagi, Cerbung kali ini juga Karya Twibies di Facebook.. Ini nih CerBung yang adm bilang mengharukan
waktu itu, Nahh kalian harus siapi Sapu Tangan nihh, yah setidaknya 10 lembar
tissue setelah membaca END Cerbung ini,…
Penasaran gimana CerBung nya, Tapi
setelah dibaca Bagikan Ke Twitter atau Facebook kalian yah,
*enjoy guys!!!
*happy reading!!!!
Cekidottttttttttttt……….
*Gigi, yak begitu biasanya ia dipanggil. Nama
lengkapnya adalah Brigitta Cynthia. Ia adalah perempuan chinese yg lumayan
cantik dan manis, tomboy, dan pendiam, ia juga agak misterius dan selalu
bersikap dingin kepada orang-orang. Ia adalah anak seorang pengusaha sukses yg
sering pergi ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Itulah sebabnya Gigi tidak
mudah bergaul, karena ia sering pindah rumah. Ia mempunyai sahabat kecil.
Namanya Cherly yg kebetulan Papanya adalah rekan kerja Papa Gigi.
#Flashback
@dua tahun yg lalu
Gigi sedang berada di sekolahan, ia
sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester di sebuah SMP di Jakarta, ini adalah
hari terakhir ia Ujian. Ia tidak tau bahwa Mamanya sudah tiada Mamanya sudah
meninggal dua hari yang lalu di Bandung. Papanya tidak memberitaunya karena
papanya takut jika ada kabar buruk seperti itu akan mengganggu berlangsungnya
ujiannya dan akan berdampak buruk pada prestasinya.
“aku pulang....” pekik Gigi dengan
wajah sumringah
“kenapa kamu? Kok seneng banget?”
tanya Papa Gigi
“iya dong, kan ujian nya udah
selesai..” kata Gigi yang mengembangkan senyumnya
“gimana bisa nggak tadi?” ujar Papa
yang kedua kalinya
“bisa dong, siapa dulu anak Papa
sama Mama.. oh iya pah, Mama kapan pulangnya? Di Bandung lama banget sih!”
tanya Gigi
“mungkin ini saat yang tepat buat
kasih tau yang sebenernya” batin Papa Gigi
“Pah? Kok malah ngalamun sih?” ujar
Gigi
“Gigi..” ujar Papa Gigi menatap
wajah manis anaknya
“sebenernya...” ujar Papa Gigi
menggantung
“apa pah? Sebenernya ada apa sih?”
tanya Gigi bingung
“sebenernya Mama kamu udah meninggal
dua hari yang lalu di Bandung karena Penyakit Leukimianya yang sudah akut” kata
Papa Gigi sembari meneteskan air mata
“haa. Papa becanda kan?” tanya Gigi
yg kini telah menangis, Papanya hanya diam sembari menyesali perbuatanya
“Papa jahat!! Kenapa Papa ga kasih
tau Gigi?? Kenapa Pah? Kenapa Gigi ga ada di samping Mama disaat terakhirnya?
Bahkan untuk melihat wajahnya untuk terakhir kali aja Gigi ga bisa pah?” ujar
Gigi menangis semakin jadi
“maafin Papa nak, Papa ga bermaksud,
Papa Cuma takut kalau kamu shok dan akan berdampak sama prestasi kamu Gigi..”
Ujar Papa Gigi sembari memegang pundak anaknya
“hh, pah.. bahkan Gigi rela jadi
orang bodoh dari Pada harus kehilangan orang yang Gigi sayang,Pah..” ujar Gigi
melepaskan genggaman tangan yang ada di pundaknya lalu beranjak pergi ke
kamarnya
“Gigi! Maafin Papa..” batin Papa
Gigi
*Sejak saat itu Gigi berubah ia
menjadi pendiam, murung dan tak ada lagi senyum yang menghiasi wajahnya.
Tersimpan rasa benci di di dalam hatinya kepada Papanya , sejak itu pula
hubungan dengan papanya semakin menjauh. Tetapi, hari demi hari rasa itu mulai
pudar. Gigi sudah bisa menerima kepergian Mamanya
#Flashback off
*Pada suatu hari Gigi haruus pindah
rumah ke luar kota, tepatnya di Bandung. Karena Papanya sedang mendapat client
di sana. Kurang lebih 2 tahun mereka akan tinggal di Bandung.
”Gi, besok kita harus pindah ke
Bandung untuk sementara waktu” ujar Papa Gigi sambil duduk di depan anaknya yg
sedang membaca novel
“Pindah lagi? Perasaan baru semester
kemaren aku masuk sekolah yang sekarang. Sekarang harus pindah lagi? Terus
sekolah aku gimana?” tanya Gigi berturut-turut
“ya pindah juga dong. Masa ia kita
harus bolak-balik Jakarta-Bandung? Lagian Papa udah nemu rekomendasi sekolah
yang bagus. Di tempat sekolah Cherly itu lho..” kata Papa Gigi
“serah Papa aja dah..” ujar Gigi
dengan nada cuek
“ya udah gih. Sana kemasin
barang-barang kamu!” kata Papa Gigi sambil beranjak dari tempat duduknya
*Gigi pun berjalan menaiki anak
tangga menuju kamarnya yg berada di lantai atas
S
K
I
P
*Keesokan harinya
“tin...tin..tin...” suara klakson
mobil
“Gi, ayo berangkat, nanti keburu
macet lho..” kata Papa Gigi yang sudah berada di dalam mobil
“iya, iya.. toh Jakarta ga macet
Cuma pas lebaran doang!” kata Gigi santai sambil membawa barang-barangnya ke
bagasi mobil
“ok, ggak ada yang ketinggalan kan?”
tanya Papa Gigi
“nggak” jawab Gigi singkat
“kapan ya aku ngeliat anakku senyum
lagi kayak dulu?ini memang salah ku! Huft..” batin Papa Gigi
*Lalu mereka berangkat. Di
perjalanan Gigi hanya mendengarkan musik lewat earphone-nya sambil sesekali
memejamkan matanya.
“Pah, boleh ga Gigi mampir ke tokko
buku sebentar?” tanya Gigi
“ya boleh lah, sayang. Tapi bentar
aja ya..!” ujar kata Papa Gigi
*Mereka pun berhenti disebuah toko
buku yang di depannya terdapat spanduk bertuliskan “TOKO BUKU VALENCIA”
sepertinya itu nama tokonya. Ya, itu memang nama tokonya
“mbak, saya beli novel yang ini
ya..” kata Gigi
“oh iya, tunggu sebentar ya” ujar
pelayan toko
“mbak ini udah di wilayah Bandung
ya?” tanya Gigi sembari menunggu ovelnya
“iya, ini novelnya mbak, jadinya
Rp100.000” kata Pelayan toko
“ini uangnya” kata Gigi sambil
menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah muda
“trima kasih, datang lagi ke sini
ya..” kata Pelayan
*Gigi hanya menyunggingkan senyum
kecutnya, ia segera keluar dari toko tersebut. Mungkin terlalu asik
sampai-sampai ia menabrak seorang laki-laki,” BRUKK..” begitulah kira-kira
bunyinya. Mungkin tak penting saya ceritakan bagaimana bunyi seorang yang
bertabrakan
“eh, sorry gue ga sengaja” ujar Gigi
“kalo jalan tu pake....” belum
sempat ia melanjutkanya, nampaknya ia terpesona akan paras Gigi yg menurutnya cantik,
saya kira tidak hanya parasnya ia adalah tipe wanita yang selama ini ia cari
tomboy, ga neko-neko, cantik lagi..
“kalo yang nabrak secantik ini sih,
gue rela ditabrak tiap hari” batin laki-laki tersebut
“hello..!! lo, lo ga papa?” tanya
Gigi ambil melambaikan tangannya di depan wajah laki-laki tersebut
“oh. Ga papa,gue yg salah
kok!” ujar Gigi
“Bis..” tiba-tiba laki-laki tersebut
dipanggil oleh salah seorang temannya. Yup, laki-laki tersebut bernama Bisma
Kharisma, biasa di panggil Bisma. Ia sama seperti Gigi dia terlahir dari
keluarga yang berada, ia cukup tampan, namun agak sedikit urakan
“oh gue pergi dulu ya..”ujar Bisma
sambil berlari menuju teman yang telah memanggilnya
“Gi!!” tiba-tiba ada seorang pria
yang menepuk pundak Gigi
“hua,.” Pekik Gigi kaget
“ini Papa nak, ngapain kamudi sini?
Katanya mau ke toko buku?” tanya Papa Gigi
“udah kok, ya udah kita ke mobil aja
deh..” kata Gigi
*Mereka pun melanjutkan perjalanan.
Setelah lama perjalanan , akhirnya mereka sampai juga di rumah baru mereka.
“kita udah sampe?” tanya Gigi
“udah, turun yuk. Terus turunin
barang-barangnya juga gih!” ujar Papa Gigi
“iya”jawab Gigi singkat, tetap
dengan gaya khasnnya yaitu dingin
”Gi, kamar kamu di atas ya!” ujar
Papa Gigi
“iya” ujar Gigi sambil menuju
kamarnya tak lupa barang-barangnya ia bawa
“hah.. emang dasar tu anak ga bisa
senyum dikit napa?” ujar Papa Gigi dalam hati
~~~~~~~~~skip~~~~~~~~~
*Saat makan malam pun tiba. Gigi
terlihat lesu menuruni anak tangga
“semoga ini bisa buat anakku seneng”
ujar Papa Gigi menyiapkan sushi untuk makan malamnya, karena ia tau bahwa sushi
adalh makanan kesukaannya, berharap ia bisa tersenyum jika ia membuatkan
seporsi sushi untuknya
“ayo makan, tebak Papa buat
apa?SUSHI.....!!” pekik Papa Gigi
“oh, sushi..” Gigi hanya
menanggapinya dengan “oo”?
“hah Cuma gitu doang reaksinya?”
batin Papa Gigi
“ya udah kamu makan dulu gih” kata
Papa Gigi yg akan menerima telfon
“loh Papa mau kemana?” tanya Gigi
“ketemu client Papa, ni orangnya
udah nelfon. Kamu makan sendiri gapapa kan?” ujar Papa Gigi
“iya ga papa” ujar Gigi sambil
cemberut
“ya udah Papa pergi dulu ya bye!
Hallo iya saya segera kesana....” kata Papa Gigi
*Gigi hanya terdiam selesai makan ia
lalu menuju kamarnya. Ia tidur lebih awal dari biasanya. Mungkin, karena ia kelelahan
stelah menjalani perjalanan dari Jakarta ke Bandung
*Keesokan harinya. Hari ini adalah
hari pertama ia masuk sekolah barunya yaitu SMA Penabur Bakti.
“Gi, ayo! Nanti kamu telat loh!”
kata Papa Gigi yang sudah bersiap di meja makan
“iya, bentar” kata Gigi sambil
mengambil tas punggung berwarna hitam
“sarapan dulu’gih! Nih rotinya udah
Papa siapin!” kata Papa Gigi
“iya” jawab Gigi singkat
*Selesai sarapan, mereka pun
berangkat ke sekolah Gigi. Kebetulan tempat kerja Papa Gigi melewati sekolah
Gigi.
“nah, kita udah sampe. Kamu masuk
sendiri aja, ya. Papa udah telat nih!” ujar Papa Gigi
*Gigi pu turun dari mobil
Alphard-nya. Di sisi lain, Cherly dan teman-temannya sedang berbincang bincang.
“Cher, nanti pulang sekolah jadi,
nggak?” kata Seorang temannya yang bernama Christy
“i...” kata Cherly terpotong
“eh, Cher, Christ! Itu siapa ya?kok
aku baru liat ya?” tanya Ryn, salah seorang teman yg lain
“iya, tuh Cher! Anak baru deh
kayaknya” sambung Christy
“mana sih?” tanya Cherly sambil
mencari-cari orang yang dimaksud kedua temannya itu
“itu loh Cher! Yang baru aja turun
dari mobil Alphard!” ujar Christy
“mana sih? eh bentar, di sekolahan
ini yang punya mobil kelas menengah ke atas kayak gitu tuh Cuma kelas khusus
doang!” ujar Cherly
“iya, makanya berarti dia itu anak
baru” seru Ryn
“itu lho Cher! Yang pake sepatu ket
itu!” ujar Chisty
*Di sisi lain Gigi terdiam sejenak
mengamati sekolah barunya yang dirasanya aneh.
“sekolah apaan, nih. Cewek-ceweknya
alay, sok cantik, trus yang gue anehin kenpa yang pake sepatu ket Cuma gue
doang? Semuanya pada pake flatshoes! Aneh!” ujar Gigi sambil mengamati kanan
kirinya. Lalu sekelompok perempuan bisa di bilang cantik, manis, tetapi
sepertinya dandanan mereka agak berlebihan, apalagi setelah diketahuinya mereka
menggunakan higheels. Sontak Gigi langsung terkejut. Dan perempuan itu adalah
Anissa, Felly, dan Kezia
“Tuhan, sekolah apa yang ngebiarin
muridnya pakai higheels! Ni sekolah bikin gue illfeel aja deh” ujar Gigi
Back to Cherly
“oh itu, kayaknya gue kenal deh!”
kata Cherly sambil mengamati dari jauh
“Gigi!!” setelah mengetahui murid
baru itu adalah teman semasa kecilnya, Cherlylangsung berlari menuju tempat
Gigi berdiri
“Gigi? Kenapa Giginya Cherly?” kata
Ryn dengan wajah polosnya. Chrysti pun hanya mengangkat bahunya
“Gigi..” ujar Cherly menghampiri
Gigi
“oh lo, Cher!!” kata Gigi, tetap
dengan gaya dinginnya
“udah lama ya, kita ga ketemu” ujar
Cherly
“iya. Oh iya kenapa ya di sekolahan
ini cewek2 pada kompak pake flatshoes semua ya” tanya Gigi
“hah??” seru Cherly yg menurutnya
pertanyaan temannya itu tak penting untuk di tanyakan
“ah, ya udah lah lupain aja” kata
Gigi
“ya udah, gue anter lo ke ruang
kepsek ya!” ajak Cherly
“iya” jawab Gigi singkat
*Di sisi lain Ryn dan Christy
“loh kok Cherly bisa kenal sih sama
anak baru itu?” ujar Christy
“iya ya! Eh tapi ngomong2 anak baru
itu cewek apa cowok ya?” tanya Ryn dengan waja polosnya
“aduh, please deh Ryn. Dia itu pake
ROK ya pasti cewek lah!!” seru Christy
“hehe. Iya juga sih. tapi gayanya
kya cowok ya?” ujar Ryn sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal.
“ya udah yuk. Kita ke kelas aja udah
mau bel nih!” ajak Christy
“ayo!” jawab Ryn
*kring..kring...kring...” suara bel
tanda masuk
“anak2.. kalian dapat teman baru.
Dia pindahan dari SMA Fons Vitae Jakarta” seru pak guru
“silahkan perkenalkan diri kamu!”
kata Pak guru
“nama saya Brigitta Cynthia, panggil
aja Gigi” ujar Gigi memperkenalkan diri
“loh itu kan cewek yang di toko buku
kemaren! Jadi namanya Gigi” ujar Bisma
“oke Gigi. Kamu duduk di sebelah
Cherly!” kata Pak Guru
“Bis, lo kenal sama dia?” tanya Morgan
“belum sih, tapi pernah ketemu aja
di toko buku” kata Bisma
“dia cute juga yah” ujar Morgan
“iya” jawab Bisma sambil
memperhatikan Gigi
“jangan2 lo suka lagi sama dia?”
tanya Morgan
“kayaknya gitu deh..” jawab Bisma
“hah? Terus Anisa lo kemanain?” tanya
Morgan
“Anisa? Gue ga pernah suka sama
dia!” ujar Bisma
“aelah lo Bis! PHP!!” ujar Morgan
“apaan tuh?” tanya Bisma
“Pemberi Harapan Palsu!” kata Morgan
“kalo lo ga suka Anisa, jangan lo
kasih harapan dong, yang ada nanti lo malah nyakitin dia.!” imbuh Morgan
“ada apa ribut2 di situ!!!” bentak
pak guru sambil menunjuk bangku Bisma dan Morgan
“eng..enggak kok, Pak” ujar mereka
berdua
“ya sudah, mari kita lanjutkan!”
kata Pak Guru
*Setelah berselang lama, akhirnya
waktu istirahat pun datang
#kantin
“hai, nama gue Christy..” kata
Christy yg mengulurkan tangannya tanda mengajak bersalaman
“Gigi” kata Gigi tanpa ekspresi
“ni anak ekspresinya datar banget.
Cuma sekedar senyum aja nggak bisa napa?” batin Christy
“gue Ryn” ujar Ryn
“Gigi” jawabnya
“oh ya Ryn, Christy. Gigi ini temen
kecil gue yang kebetulan Bokap gue itu rekan kerjanya Bokap Gigi” jelas Cherly
“oh, gitu!” jawab mereka berdua
“Gi, nanti pulang sekolah ke rumah
gue yuk. Bareng, Ryn n Christy
“boleh” jawab Gigi singkat
S
K
I
P
*Pulang sekolah mereka ke rumah
Cherly. Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu. Mereka ashik
berbincang-bincang yang didominasi oleh Cherly, Gigi hanya sesekali berbicara
itupun jika di tanya. Sampai Gigi memberanikan diri untuk bertanya
“Cher, kelas yg kita tempatin itu
kelas apaan sih? kok kaya beda gitu sama kelas2 yg lain?” tanya Gigi
“oh itu namanya kelas khusus. Yang
ada di situ tuh kalo nggak orang kaya ya orang pinter aja. Ya kalo kita sih,
bersyukur ya kita masuk kelas khusus murni ngandelin otak, nggak Cuma kekayaan
aja, toh kekayaan itu bukan milik kita, milik orang tua kita. Yang nyari duit
juga bukan kita tapi orang tua kita kan? Jadi jangan sekali-kali nyomboongin
diri..” kata Cherly
“oh.. kalo yang suka pake higheels
itu siapa?” Tanya Gigi
“oh, itu Anisa CS. Disitu ada Anisa,
Felly, Kezia!” jelas Cherly
“gue ga suka gaya mereka! Gayanya
sok. Sok berkuasa, sok cantik, mana caper lagi!” ujar Gigi
“iya sih, tapi sebenernya mereka
orangnya baik kok.. Cuma mereka segan buat nunjukin kebaikan mereka, ya kayak jaim
gitu deh.. mklum anak orang kaya biasanya gitu.. tapi dia ramah loh, dia pernah
nolongin gue waktu gue telat.. pokoknya dia tuh ga seperti yang lo kira deh..”
kata Cherly
“lo orang kaya, tapi lo ga jaim juga
Cher!” ujar Ryn
“iya” sambung Christy
*Tak terasa hari sudah sore. Lalu
mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing.
“Cher, Gi. Kita pulang dulu ya!”
seru Ryn
“emang rumah kalian searah ya?”
tanya Gigi
“iya” jawab mereka serempak
“oke Bye” ujar Ryn
“eh, Ryn. Lo ngerasa ada yang aneh
ga sih sama Gigi?” tanya Christy
“iya. Dia cewek tapi penampilannya
cowok banget” ujar Ryn
“bukan itu maksud gue. Dia tuh kaya
Vampire” ujar Christy
“iih.. Christy.. jelas2 tadi di
kantin Gigi makan bakso, bukan makan darah!” kata Ryn
“aduh Ryn, lo itu pernah nonton
“Twilight” ga sih?” tanya Christy
“pernah” jawab Ryn
“nah, yg gue maksud tuh kayak
vampire tuh. Dia tu makhluk berdarah dingin, terus misterius, ga berekspresi,
trus ga pernah senyum lagi!” ujar Christy
“hah, Christy ngarang lagi. Tadi di
kantin tuh aku salaman juga sama Gigi. Orang tangannya ga dingin kok!” ujar Ryn
dengan wajah polosnya
“auk ah gelap! Susah ngomong sama
sapi Jepang!” kata Christy kesal
<o:p> </o:p>
“lo mau gue anter, Gi?” tanya Cherly
“nggak usah, Cher. Gue bisa pulang sendiri
kok” tolak Gigi
“tapi kan lo baru aja tinggal di
sini, nanti yang ada nyasar lagi!” kata Cherly
“nggak lah, gue kan bisa naik
angkot!” kata Gigi
“kok angkot sih? kan ada taksi?
Ngapain naik angkot?” ujar Cherly
“naik angkot lebih seru kale..” kata
Gigi sambil berlari meninggalkan Cherly
“hah? Seru? Naik angkot seru? Dimana
seru nya coba? Hah tu anak ada2 aja” ujar Cherly
*Gigi sudah meninggalkan rmah Cherly
dan berjalan keluar kompleks
“mana angkotnya sih? biasanya kan
jam segini udah pada nongol?” ujar Gigi dalam hati
“ih dodol!! Ini bukan Jakarta
Gigi!!” ujar nya
“itu kan Gigi! Ngapain dia di sini?
Masih pake sragam lagi!” kata Bisma yang tak sengaja melihat Gigi dari
kejauhan. Lalu ia pun menghampirinya
“hai.. kok lo ada di sini sih? mau
kemana?” tanya Bisma
“bukan urusan lo! Kenapa sih lo
selalu muncul di hadapan gue?” tanya Gigi ketus
“jodoh kali!” ujar Bisma
“iih apaan sih!” ujar Gigi
“pasti mau pulang ya?” tanya Bisma
“udah tau nanya” ujar Gigi dingin
“gue anter ya?” tanya Bisma
“nggak perlu” lagi-lagi Gigi
menunjukan sikap dingin nya
“ayo lah, lo kan anak baru di sini”
ujar Gigi
“emang kenapa kalo gue anak baru di
sini! Asal lo tau ya Cherly tadi juga bilang kaya gitu tapi buktinya sekarang
gue bisa!” kata Gigi
“trus lo pulang naik apa?” tanya
Bisma
“naik angkot” ujar Gigi
“hah??” seru Bisma sambil
mengerutkan dahinya, persis seperti ekspresi Cherly tadi.
“tuh dia angkotnya! Gue balik dulu
ya!” ujar Gigi tanpa mengembangkan senyumnya
“dia kan tajir! Ngapain naik angkot?
Sumpah ya tu cewek bikin gue penasaran!” kata Bisma
“a udah lah. Gue pulang aja!” kata
Bisma yang menuju mobilnya untuk pulang
*Gigi sudah sampai di depan
rumahnya. Tapi, setetes darah keluar dari hidungnya. Sekejap, seperti ada layar
*flashback besar dihadapannya waktu
pertama ia melihat sang Mama mimisan. Ia terpaku, kini Mamanya telah tiada
“apa mungkin gue...” kata Gigi yang
tak melanjutkan perkataannya
“eh, Non Gigi ya?” ayo masuk Non!”
kata seorang perempuan sambil membuka gerbang rumah Gigi
“lo siapa?” tanya Gigi yang segera
menutup hidung dah mulutnya menggunakan masker
“saya pembantu baru, Non. Saya di
tugaskan Pak Son untuk menjaga Non” jelas perempuan tersebut
“oh gitu”kata Gigi cuek
“Mari, Non” kata pembantu tersebut
yg bernama Marina, sambil membuka pintu
“Nah, dia siapa?” tanya Gigi yang
melihatbseorang perempuan sebayanya sedang menyapu
“oh, dia anak saya Non. Namanya
Steffy!” jelas Bu Mar
“ayo beri salam sama Non
Gigi!” kata Ibu Mar kepada anaknya
“Siang, Non. Saya Steffy!” ujar
wanita tersebut yg diketahui bernama Steffy
“iya! Tolong bawain tas gue ke
kamar! Gue mau ke kamar mandi dulu” pinta Gigi kepada Steffy
“baik, Non!” Steffy pun segera
mengambil tas Gigi dan menuju kamar Gigi
#KamarMandi
*Di kamar mandi, Gigi membersihkan
hidung bagian luar dan ia segera mengelap hidungnya menggunakan tisu.
“kenapa ini terjadi lagi? Kemaren
udah nggak! Kenapa mimisan lagi, sih?” ujar Gigi
“gue harus ketemu sama dokter
pribadi Mama gue, yak Dokter Law” kata Gigi
*Di sisi lain Steffy sekarang sedang
berada di kamar Gigi
“wah gede banget kamarnya.. tapi
sayang masih berantakan! Apa aku bersihin aja ya..” ujar Steffy sambil
meletakkan tas Gigi di kursi meja belajarnya
“lo ngapain masih di sini?” tanya
Gigi yang ternyata sudah berada di kamarnya
“ini Non, saya mau beresin kamar
Non!” kata Steffy
“oh ya udah. Terusin gih!” kata Gigi
sambil duduk di atas jendela kamarnya” ujar Gigi
“Non sekarang umur berapa?” tanya
Steffy berusaha dekat dengan Gigi
“kepo banget sih, lo! Jangan sok
akrab deh..” sengak Gigi
“hehe.. ga papa, Non.
Sekali-sekali..” ujar Steffy
“17 besok Juli tanggal 9!” jawab
Gigi
“wah kita seumuran dong, tapi tua an
saya sih, kalo saya udah tanggal 30 Maret kemaren” kata Steffy
“gue nggak nanya ya!!” ujar Gigi
*Hening sejenak..
“lo kenapa mau bantuin nyokap lo,
bukannya sekolah malah cari uang!” kata Gigi
“saya udah berhenti sekolah, Non.
Belum lama sih, sejak dua minggu yang lalu. Maklum ibu saya nggak kuat bayar
biaya sekolah saya!” jelas Steffy
“oo.. mulai sekarang, lo ga usah deh
panggil gue “Non” lagi, risih gue dengernya!” ujar Steffy
“baik, Non. Eh.. Gigi!” seru Steffy
“nah, udah selesai nih!” ujaar
Steffy
“ya udah, lo boleh keluar!” kata
Gigi
“iyah..” jawab Steffy
*Saat makan malam pun tiba. Gigi dan
Papanya memanggil Steffy dan Bu Mar, karena ada sesuatu yang akan mereka bicarakan.
“”Steffy, mulai besok, kamu bisa
sekolah lagi. Semua biaya biar saya yang tanggung dan besok kamu bisa berangkat
bareng Gigi
“ya ampun,. Makasih Pak. Makasih”
ujar mereka berdua
“eh.. jangan berterima kasih sama
saya, ini semua Gigi yang merekomendasikan!” ujar Papa Gigi
“apaan sih, Pa. Pake di omongin
segala!” kata Gigi
“Trimakasih, Non. Terimakasih,
Gigi!” ujar mereka bergantian
*Keesokan harinya di sekolahan..
“Gi, aku sekarang harus
kemana?”tanya Steffy
“lo ke ruang kepsek dulu, tapi sama
temen gue.. “ kata Gigi
“o iya” kata Steffy
“Cher, Ryn, Christ. Ini temen gue,
namanya Steffy. Dia anak baru juga” kata Gigi
“Cherly! Ryn! Christy” kata mereka
bersalaman secara bergantian
“Cher, lo anter Steffy ke ruang
kepsek ya. Soalnya gue belum hafal sekolah ini” kata Gigi
“sip..” jawab Cherly
*Mereka berdua pun ke ruang kepsek
dan bertemu Gigi kembali di taman.
“Gi, ni temen lo! Udah gue anterin
nih ke ruang kepsek” ujar Cherly
“makasih, Cher” ujar Gigi
“iya. Gue ke kelas duluan ya!” kata
Cherly
“iya” jawab Gigi singkat
“Gigi, maaf ya, aku nggak sekelas
sama kamu, aku lebih miih kelas biasa aja. Karena aku sekolah di sini aja udah
bersyukur. Dan aku ga mau nyusahin Papa kamu dengan masuk ke kelas khusus,
karena aku tau itu ga murah!” jawab Steffy
“siapa juga yang mau sekelas sama
lo. Kenal aja baru kemaren!” ujar Gigi dingin
“huft.. Steffy sabar.. Gigi emang
orangnya kayak gitu. “ batin Steffy
“ya udah kalo gitu. Itu udah jadi
keputusan lo.. “ kata Gigi
“ya udah makasih. Aku ke kelas dulu”
kata Steffy dan melangkah pergi
#Kantin
“eh, lo anak baru. Ngapain lo
disini? Ini tuh tempat nongkrong anak kelas khusus!” ujar salah satu anak
kelas khusus
“oh, maaf kalo aku salah” ujar
Steffy meninggalkan kantin
“tunggu!!” pekik gadis bersuara
lantang, siapa lagi kalau bukan Gigi
“apa-apaan sih lo! Ini tuh kantin,
bukan cafe punya bokap lo! Jadi siapa aja berhak makan di sini” kata Gigi
“eh lo juga, anak baru. Lo ga usah
ikut campur ya!! Lagian bokap gue juga bisa kok beli ni sekolahan!” ujar gadis
tersebut
“oke terserah lo, yang jelas gue ga
suka lo kayak gini ke temen gue!” kata Gigi
“oh, jadi ini temen lo? Kok lo mau
sih temenan sama anak dekil kayak gini?” ujar wanita yg lainnya
“kalo iya emang keenapa? Emang apa
salahnya gue temenan sama dia. Gak kaya lo semua temenan Cuma mandang derajat
aja.” Ujar Gigi
“o jadi lo nyolot?” ujar gadis
tersebut
“lo ya yang bikin gue nyolot!!”kata
Gigi. Suasana di kantin semakin memanas. Ini berhasil mengalihkan perhatian
Bisma, dan ia segera menuju ke kantin
“ada apaan sih ribut-ribut gini?”
tanya Bisma yang baru saja datang
“tanya noh sama temen lo!” ujar Gigi
dan segera berlalu meninggalkan kantin
“Gigi!! Tunggu” pekik Steffy dan
kemudian menyusul Gigi
“ini pasti gara2 kalian kan?” tanya
Bisma mengejar Gigi dan Steffy
#taman
“lo ga papa kan?” tanya Bisma kepada
Gigi
“harusnya lo tanya gitu sama
Steffy!” kata Gigi
“oh, aku ga papa kok!” ujar Steffy
“ya udah kalo kalian ga papa, gue ke
kelas dulu ya!” kata Bisma
“go ahead!” kata Gigi cuek
“Steff, lo pulang duluan aja, gue
ada urusan” kata Gigi
“ya udah aku ke kelas duluan ya”
ujar Steffy sembari berjalan meninggalkan Gigi
*Dan tinggalah Gigi sendiri di
taman. Suasana hening tak ada yang ia pikirkan sekarang kecuali sang Mama
tercinta. Di saat ia mengingatnya kejadian waktu di depan gerbang rumahnya pun
kembali terulang. Darah terus mengalir deras keluar dari hidungnya. Ia segera
berlari menuju toilet.
S
K
I
P
*Tak terasa bel tanda pulang
berbunyi. Gigi segera keluar dari sekolahannya dan mencari taksi di depan
gerbang sekolah.
“nah tu dia taksinya! Pak..pak..!”
pekik Gigi sambil melambaikan tangannya. Gigi pun masuk ke dalam taksi
tersebut.
“Steff, ayo pulang! Non Gigi mana?”
tanya Mang Ujang, supir yg menjemput Gigi dan Steffy
“Non Gigi ada urusan, kita pulang
dulu aja!” ujar Steffy
“oh ya udah..” kata Mang Ujang
“Pak, ke Jl. Ahmad Yani Blok B No. 9
ya..” ujar Gigi kepada supir taksi
“oh iya” jawab supir taksi
“semoga Dokter Law masih di Bandung!
Tapi gue yakin dia masih di sini, soalnya biasanya bulan April dia tugas di Bandung”
batin Gigi
*Taksi Gigi berhenti, tanda sudah
sampai alamat yg di tuju. Gigi pun masuk ke dalam rumah Dokter Law, dokter
pribadi Mamanya dulu waktu beliau masih hidup. Ia mengetuk pintu perlahan.
“permisi..”ujarnya sambil terus
mengetuk pintu
“iya, sebentar” kata seorang laki2
hendak membukakan pintu
“Gigi?” pekik Dokter Law
“iya, Dok. Ini Gigi. Gigi sekarang
pindah ke Bandung” kata Gigi
“ayo, mari. Kita bicara di dalam
saja” kata Dokter Law
“mereka pun duduk di sofa
hijau di ruang tamu yg bisa di bilang cukup luas
“ada apa ya? Tumben cari dokter?”
tanya Dokter Law
“Akhir2 ini saya mimisan lagi, Dok”
ujar Gigi
“Maksud kamu? Mimisan lagi? Emang
sebelumnya kamu pernah mimisan?” tanya Dokter Law yang masih bingung
“iya, Dok. Setelah dua bulan
kepergian Mama, saya jadi sering mimisan. Dan setelah itu nggak lagi, Dok. Tapi
akhir2 ini saya mimisan lagi, Dok”ujar Gigi panjang lebar
“kok, kamu ga bilang kalo sering
mimisan setelah 2 bulan Mama kamu ga ada?” ujar Dokter Law dengan nada cemas
“selama ini, Papa masih sibuk dan
Gigi ga mau bikin Papa sedih..” kata Gigi
“ya udah, ayo ikut Dokter ke ruang
periksa” ajak Dokter Law
*Gigi telah selesai di periksa, dan
kini saatnya Dokter Law mengatakan yg sebenarnya
“....” Dokter Law menatap Gigi
dengan tatapan iba tanpa sepatah kata pun yg keluar dari mulutnya
“Dok, sebenernya Gigi kenapa, Dok?
Kenapa diem” tanya Gigi penasaran
“setelah melihat gejala2 kecil maupun
menditail dan setelah melihat kondisi tubuh kamu. Dokter menyimpulkan bahwa
kamu mengidap penyakit yg sama dengan Mama kamu, yaitu Leukimia. Sebenernya
penyakit seberatini ga boleh di kasih tau sama penderitanya, tapi apa boleh
buat. Sebenernya penyakit ini kemungkinan diturunkan oleh Mama kamu itu sekitar
40%. Tapi karena kondisi sekitar yg mendukung dan pola hidup jaman sekarang yg
ikut berperan, resiko mengidap penyakit ini menjadi semakin besar. Maaf ya, Gi!
Kamu harus tau dengan cara kaya gini” kata Dokter panjang lebar
“Ga papa dok, memang seharusnya
begitu” ujar Gigi yang masih shok dengan apa yg dikatakanoleh Dokter Law serta
menatapnya dengan tatapan kosong..
S
K
I
P
*“Pagi dunia.. mulai sekarang,
mungkin gue akan sering nyapa kalian. Karena gue nggak tau seberapa cepat Tuhan
ngambil gue, mungkin besok, lusa, atau...” Gigi tak melanjutkannya. Gigi kini
duduk di taman kompleks. Hari ini, saat ini, mungkin yg hanya bisa
menggambarkan perasaaannya saat ini. Matahari tak menunjukkan batang hidungnya.
Matahari bersembunyi di balik awan tebal nan gelap. Angin bertiup menembus
tulang rusuknya. Kini, hanya angin yang menemaninya ditengah sepinya kompleks.
Ia masih duduk termenung.
“Tuhan.. tak bisakah aku tinggal
lebih lama? Aku masih ingin bersama mereka. Mereka yg menyayangiku, mensuportku
di saat aku terpuruk setelah kehilangan orang yg palin aku sayangi. Apa mungkin
Kau akan mempertemukanku dengan Mama? Jika iya, beri aku kesempatan untuk
membahagikan mereka..” ujar Gigi di tengah lamunannya
*tak berselang lama, setetes air
jatuh dari awan gelap , kini hujan semakin deras..
di sisi lain di rumah Gigi. Steffy baru bangung dari tidurnya. maklum, hari ini hari Minggu, jadi ia bisa bangun lebih siang.
di sisi lain di rumah Gigi. Steffy baru bangung dari tidurnya. maklum, hari ini hari Minggu, jadi ia bisa bangun lebih siang.
"Buk, Gigi mana? belum bangun
ya?" tanya Steffy kepada ibunya yg sedang menyapu
"ibuk sih belum liat, coba kamu
cari di kamarnya!" ujar Bu Mar
"loh, kok ga ada sih?"
ujar Steffy yg telah mencari ke kamar Gigi.
"kalo pergi, nggak mungkin. ini
kan hujan" ujar Steffy, lalu ia mencari ke seluruh sudut rumah, namun tak
jua ia menemukan Gigi
"Buk, kok Gigi ga ada di
kamarnya, tadi aku udah nyari keliling rumah juga ga ada" ujar
Steffy
"ya udah coba kamu cari di
luar, gih!" pinta Bu Mar
*tiba2 "krek.."suara pintu
terbuka, Bu Mar dan Steffy tercengang. karena Gigi pulang dengan keadaan basah
kuyub
"Gigi??" pekik
Steffy
"ya ampun Gigi! kamu abis dari
mana sih? kok bisa kayak gini?" ujar Steffy cemas
"abis maen air di luar"
ujar Gigi berbohong
"Steff, sekarang kamu bikinin
teh hangat, dan masakin air buat mandi Non Gigi!" perintah Bu Mar
"iya, Buk"jawab
Stefffy
*Steffy pun membuatkan teh hangat
untuk Gigi
"ini Gi. teh nya" ujar
Steffy
"sekarang tinggalin gue
sendiri" ujar Gigi
*pandangan Steffy tertuju pada Gigi
yg kemududian ia mengaihkannya pada ibunya. kini pandangan mereka saling
bertabrakan, seakan mereka mengerti apa yg harus mereka lakukan sekarang, yaitu
pergi..
"ya udah, ibu tinggal
dulu.." ujar Bu Mar
"itu tehnya di meja. cepet di
minum nanti keburu dingin. aku tinggal dulu ya.." ujar Steffy lembut
*setelah mereka berdua pergi, Gigi
kini sendiri. ia duduk di jendela yg memanjang. kini tak ada yg ia lakukan, selain
menatap awan mendung penuh arti di tengah derasnya hujan
"awan..? andai setiap hari
seperti ini, biarlah matahari tak muncul. awan jangan biarkan matahari
menampakan dirinya. cahaya nya mengingatkanku kepada orang yg amat ku cintai.
tapi kini, ia telah pergi. ia selalu memberikan cahaya di tengah gelapnya
hatiku, memberikan nafas di tengah sesaknya dadaku. bahkan cahayanya
mengalahkan matahari.. jangan biarkan aku mengingatnya, karena itu amat sakit
bagiku..kenyataannya kini dia tak ada lagi di sampingku..tak dapat memberikan
senyum termanisnya, tak ku dengar lagi suara halusnya, tak kurasakan lagi
belaian tangannya.. mama..mama.." Gigi tak kuasa menahan tangis.
s
k
i
p
"eh, maaf kalo aku bangunin kamu" ujar Steffy
s
k
i
p
"eh, maaf kalo aku bangunin kamu" ujar Steffy
"ga papa" ujar Gigi
beranjak pergi
"kamu mau kemana?" tanya
Steffy
"bukan urusan lo!" ujar
Gigi
"sabar.. Gigi emang orangnya
gitu.." ujar Bu Mar yg datang setelah Gigi pergi
"ya udah, Steffy mau nyusul
Gigi dulu ya Bu.." kata Steffy
"Gigi!! tunggu, mau
kemana?" pekik Steffy
"gue udah bilang, bukan urusan
lo! lagian lo ngapain sih nyusul gu?" tanya Gigi
"aku takut terjadi apa2 sama
kamu" ujar Steffy
"ga usah sok perhatian deh!
mending sekarang lo pulang, gue pengen sendiri" ujar Gigi
"tapi..."
"gue bilang pulang.." kata
Gigi
"ya udah kalo itu mau
kamu" kata Steffy yg segera berlalu
Gigi menuju danau dekat kompleksnya..
"hai mau kemana?" tanya seorang pemuda yg asing baginya
Gigi menuju danau dekat kompleksnya..
"hai mau kemana?" tanya seorang pemuda yg asing baginya
"lo siapa?" tanya
Gigi
"gue Rafael" ujar Pemuda
tersebut
"lo mau ke danau?"
imbuhnya
"tadinya nggak, karena lo udah
ngomong, ya udah gue ke sana aja!" ujar Gigi
"gue juga mau ke sana, bareng
yuk" ujar Rafael
"lo juga sering ke danau?"
tanya Rafael
"lo suka?" tanya Gigi
balik
"iya" jawab Rafael dengan PD
nya
"sayangnya gue nggak" ujar
Gigi
"oh, gue juga ga sering2 banget
kok" ujar Rafael
"udah, ga usah nyama-nyamain
deh.." ujar Gigi yg sedah bisa membaca gelagat Rafael
"hehe.. ngomong2 kenapa lo ga
suka ke danau? ato lo sering di ajak nyokap lo ke mall bukan ke danau?"
tanya Rafael
*seketika wajah Gigi berubah drastis
setelah mendengar kata "Nyokap" yg keluar dari mulut Rafael
"nyokap gue udah meninggal
sejak gue SMP"
"eh.. sorry gue gak
maksud" ujar Rafael
"itu sebabnya gue ga suka ke
danau" ujar Gigi
"loh, apa hubungannya?"
tanya Rafael
"di danau banyak kenangan indah
sama nyokap gue"ujar Gigi
"emang salah ya? bukannya
kenangan itu yg buat kita inget kalo kta tu pernah punya Nyokap" ujar
Rafael
"lo bener, tp ga tau kenapa
saat gue inget itu rasanya nyesek banget" ujar Gigi
"mungkin lo belum bisa terima
kalo nyokap lo udah ga ada?" ujar Rafael
"tunggu, dari tadi gue ngomong
sama lo, lo ga nanya nama gue, dan gue ga tau siapa lo sebenernya?" ujar
Gigi
"oh, gue tau lo dari Bisma, dia
cerita banyak tentang lo, kalo gue sih sepupunya Bisma"ujar Rafael
"o.. sebaiknya gue pulang
sekarang" ujar Gigi sembari berdiri dari tempat duduknya
"gue anter ya.." pinta
Rafael
"ga usah, gue bisa
sendiri" kata Gigi
"kali ini aja, anggep buat
tanda perkenalan kita" ujar Rafael
"lo denger ga sih? gue bisa
sendiri! gue bukan anak manja yg harus di anter pulang pergi!" kata Gigi
dan melangkah pergi
"bener kata Bisma, dia itu
spesial" batin Rafael
s
k
i
p
“pah, sebaiknya piano nya di taroh
gudang aja” ujar Gigi kepada Papanya
“kenapa? Kan pianonya masih bagus,
masih bisa di pake” kata Papa Gigi
*Gigi menatapnya tajam. Seakan tau
apa yang harus ia lakukan..
“mungkin dia inget Mamanya” ujar
Papa Gigi dalam hati
“Bu Mar, tolong suruh Mang Ujang
buat pindahin piano ini ke gudang ya” ujar Papa Gigi
“iya, Pak” jawab Bu Mar
“udah..” ujar Papa Gigi sambil
mengangkat kedua alisnya, Gigi hanya mengangguk
*Di sekolah..
#kantin
“hai.. lo Gigi ya?” kata seorang
perempuan
“kalo iya emang kenapa? Ada masalah
lo ama gue?” tanya Gigi dingin
“waduh galak juga ni anak” batin
perempuan tersebut
“gue Anisa!” ujarnya sambil
mengulurkan tangannya
“udah tau” jawab Gigi singkat
“dari mana lo tau?” tanya Anisa
“semua anak di sekolah ini juga tau
kali, kalo cewek yg dandanannya paling mentereng ya Anisa dan kawan2 lo itu”
ujar Gigi
“emang dandanan gue berlebihan ya?”
tanya Anisa
“menurut lo???” ujar Gigi
#Hening sejenak..
“ah lupain aja deh! Gue denger lo
sering ya ketemu sama Bisma?” tanya Anisa
“ya iya lah.. gue kan sekelas” jawab
Gigi ketus
“bukan, maksud gue, di luar sekolah”
ujar Anisa
“nggak Cuma 2 kali aja, di toko buku
sama pulang dari rumah Cherly” ujar Gigi
“oo.. lo suka baca ya?” tanya Anisa
sambil melirik novel yg tengah di baca Gigi
“iya”jawab Gigi singkat
“eh, Gi.. lo mau bantuin gue nggak?”
tanya Anisa
“bantuin apaan dulu nih?” tanya Gigi
“lo mau nggak nyomblangin gue sama
Bisma?” ujar Anisa
“hah? Kenapa musti gue? Kenapa ga
temen2 lo itu?” ujar Gigi yg kini perhatiannya tertuju pada Anisa
“yah.. kalo mereka nanti malah di
embat sendiri. Lo tau kan, mereka kan paling ga tahan sama orang ganteng” ujar
Anisa
“lo pikir gue nggak??” ujar Gigi
“jadi lo suka sama Bisma?” tanya
Anisa
“bukan, maksud gue, lo ga takut kalo
gue nanti naksir sama Bisma?” tanya Gigi
“haha.. mana mungkin orang kaya lo
tu suka sama cowok?ups! maksud gue, gue yakin lo tuh tipe orang yg setia kawan,
keliatan dari muka lo!” jelas Anisa
“emang muka gue kenapa?” tanya Gigi
“melas banget! Hahaha” kata Anisa
“sialan lo! Udah nih.. mau di
bantuin ga?” tanya Gigi
“eh.. eh.. mau dong” ujar Anisa
“eh.. entar deh gue pikir2 dulu”
ujar Gigi sambil melangkah pergi dengan membawa sebotol minuman kosong
“Gi.. Gigi!! Please,,..” bujuk Anisa
“haha.. sekarang tampang lo yg
melas” pekik Gigi sambil melempar botol kosong ke kepala Anisa
“thuk..” suara terdengar keras
“auw..” rintih Anisa
“baru kali ini gue di timpukin botol
sama anak baru! Di ketawain lagi” kata Anisa
“eh, tunggu.. tadi dia ketawa? Yes,
minimal gue udah bikin dia ketawa! Langkah selanjutnya deketin dia biar mau
bantuin gue! Ternyata perlu pengorbanan juga ya buat bikin cewek dingin kaya
dia bisa ketawa” ujar Anisa
“hey!!”pekik Felly yg berhasil
mengagetkan Anisa
“Felly!! Bisa ga kalo ngomongnya
pelan aja! Suara lo bikin jus melon gue berubah jadi warna ijo tau” ujar Anisa
“yee.. dari dulu jus melon emang
ijo, Nisa!!” kata Felly
“eh, Nis.. lo abis ngobrol sama anak
misterius itu ya.. lo ga takut apa kalo tiba2 lo di jadiin kawanan dia?” tanya
Kezia
“maksud lo?” ujar Anisa
“ya dia kan vampire! Hahaha..” ujar
Kezia
“jangan gitu. Dia bisa bantu gue
buat deket sama Bisma” ujar Anisa
“emang dia mau?” tanya Kezia
“belum sih” kata Anisa
“huuuu..”seru Felly dan Kezia
#perpus
*Gigi, Ryn, Cherly, Christy, dan
Steffy kini sedang membaca buku fisika secara serempak, entah apa yg mereka pikirkan
sehingga mau membaca buku pelajaran, padahal biasanya saja bacaan favorit
mereka hanyalah novel yg bertemakan cinta atau komik jepang yg bisa mengocok
perut mereka.
“Gigi..!!” panggil seseorang. Mereka
berlima mendongak bersamaan
*Raut wajah Gigi berubah drastis,
menjadi pucat pasi setelah melihat orang yg pernah singgah di hatinya sekarang
berada di hadapannya
“siapa, Gi? Ganteng banget..” bisik
Cherly
“Reza, ngapain lo di sini?” Gigi
terkejut
“kalian bisa tinggalin gue sama Gigi
ga?” pinta pemuda tersebut yg Gigi panggil Reza, meskipun nada suaranya tak
mencerminkan permohonan sedikit pun. Mereka ber 4 saling pandang mencari
keputusan
“biarin aja mereka di sini. Gue ga
mau berdua sama lo!” tolak Gigi
“ada apaan sih antara Reza sama
Gigi?” pikir Cherly
“ga usah, lagian kita mau ke kantin
kok. Iya yan Cher, Ryn, Steff?” bujuk Christy
“apaan sih? kapan lo ngajak?gue di
sini aja” tanya Cherly
“iya, di sini aja. Aku kan ga laper
Christ!”ujar Ryn kendati Christy tetap menarik tangan mereka berempat untuk keluar
dari perpus
*Setelah mereka berempat keluar dari
perpus
“lo masih suka baca ya?” tanya Reza
“kalo gue ga suka baca, terus
ngapain gue di perpus sekarang” kata Gigi sambil membolak balik buku yg ada di
depannya tanpa menoleh
“hehe,.. Gi, dulu lo kan suka banget
baca. Seka..”
“udah deh!!” Gigi memotong ucapan
Reza
“gak usah sok baik sama gue! Ngapain
lo ateng ke sini?” ujar Gigi
*Reza tersenyum. Senyum yg pernah
buat Gigi menerima cintanya dan akhirnya di campakkan 2 tahun yg lalu. Dengan
mudahnya cowok berambut casual ini meninggalkan hubungan selama 2 tahun hanya
untuk siswi baru. Bahkan tidak ada pemutusan resmi, bicara kasar pada Gigi,
membentak Gigi, itu lah keadaan yg membuat Gigi jadi seperti sekarang ini
setelah terpuruk kehilangan Mamanya, seharusnya ia bisa ada di saat ia hancur.
Jika saja Reza ini Malin Kundang, mungkin Gigi sudah mengutuknya saat itu juga
“gue kan pindah sekolah, Gi” jelas
Reza
*Tubuh Gigi lemas setelah mendengar
Reza sudah pindah sekolah bersamanya
“gue pengen deket lagi sama lo. Gue
masih sayang sama lo. Gue pengen balikan, Gi” pinta Reza
“hah.. terus cewek lo itu juga lo
campakin? Murah banget sih lo!” ujar Gigi
“nggak, Gi. Gue sadar kalo gue masih
ada rasa sama lo!” ujar Reza
“halah.. itu Cuma omong doang,kan?
Setelah lo liat cewek2 di sini, palingan lo juga ninggalin gue lagi, iya kan!!”
kata Gigi sembari melangkah pergi
“Gi, Gigi!!”pekiknya namun tak di
hiraukan oleh Gigi
S
K
I
P
*Waktu istirahat kedua, Gigi hanya
duduk2 di kursi memanjang di depan kelasnya. Tiba2 Anisa menghampirinya dengan
wajah sumringah, berharap Gigi bisa jadi jembatan penghubung antara dia dan
Bisma.
“hai..!” pekik Anisa
“heeh.. lo lagi!” ujar Gigi menghela
nafas
“iya, gue ga bakal berhenti ganggu
lo sebelum lo mau bantuin gue. Gimana? Lo mau ga?” tanya Anisa. Gigi tetap
bungkam..
“nah.. lo diem, gue anggep lo mau!
Oke,oke?” ujar Anisa
“loh kok gitu? Lagian gue sekarang
juga jarang ketemu dia” ujar Gigi
“udah ga apa2” kata Anisa
“serah lo deh.. kok lo ngebet banget
sih sama Bisma?” tanya Gigi
“Bisma kan keren, Gi. Udah gitu
pinter lagi. Tipe gue banget..” ujar Anisa
“gue udah ngasih nomer Hp gue ke
dia, boro2 nelpon sms aja ga pernah” ujar Anisa
“dia emang tipe lo, tapi belum tentu
lo tipenya. Buktinya misedcall aja nggak. Sok cakep sih lo!” ujar Gigi
“iihh.. lo bukannya semangatin gue,
malah ngejatohin gue..” ujar Anisa kesal
“ eh tuh Bisma, lebih baik sekarang
lo samperin deh,..” ujar Gigi sambil menunjuk arah yg dimaksud
“oh iya, udah rapi belom?” ujar
Anisa sambil mengeluarkan cermin kecil dari sakunya dan segera merapikan poni
rambut dan seragamnya..
“udah..udah..”ujar Gigi walaupun tak
melirik Anisa sama sekali
“hah.. minimal gue bisa bebas dari
makhluk aneh itu..” ujar Gigi sambil memperhatikan Anisa yg mulai mendekati Bisma.
Sepertinya Anisa tak berhasil mendekati pria idamannya itu, terlihat Anisa yg
agresif membuat Bisma illfeel, apalagi dandanan Anisa yg nampak berlebihan.
Gigi hanya bisa menahan tawa melihat tingkah Anisa
“Gigi!! Gimana??” tanya Anisa yg
berjalan menuju tempat duduk Gigi
“lu tuh, jadi cewek agresif banget
sih! pantes dia illfeel! Lagian dandanan lo juga lebay, kayak ibu2 mau
kondangan. Lo juga pake make up tebel2 lagi. Pantes Bisma ga betah liat lo”
ujar Gigi
“trus gimana?” tanya Anisa
“udah, sekarang lo cuci tu make up,
lebay bangat tau!”Gigi buru2 menjawab lalu mendorong-dorong punggung Anisa
masuk ke toilet. Sambil berjalan menuju toilet, Gigi menengok ke belakang.
Bisma berjalan membelakanginya menaiki anak tangga.
“Gigi, gue ga mau masuk toilet ini!”
ujar Anisa tiba-tiba
“apaan sih lo, hapus dulu make up
lo!” bentak Gigi
“bukan itu, tapi ini kan toilet
cowook..!!” pekik Anisa terkejut
“hah? Ya ampun, gue salah masukin
Anisa ke toilet!” balasnya sambil menarik tangan Anisa ke luar toilet
S
K
I
P
#rumahGigi
“nak, kamu siap2 ya, nanti malem
kita dinner sama Papanya Cherly dan Papanya Reza” ujar Papa Gigi
“hah? Papa Reza? Ngapain mereka
dinner di rumah kita,Pah? Mereka kan ga ada proyek sama Papa” ujar Gigi
terkejut
“ya itung2 reuni, Gi. Waktu kita
masih di Jakarta kan kita sering ketemu, ngobrol bareng, tapi sekarang abis
pindah ke Bandung kan udah jarang. Sekalian mau ngerayain kepindahan Papanya
Reza ke Bandung. Lagian kamu dulu kan deket banget sama Reza” ujar Papa Gigi
“iya, dulu. Sebelum Gigi dia
ninggalin Gigi buat cewek lain” ujar Gigi lirih
“apa? Tadi kamu bilang apa?” tanya
Papa Gigi
“oh, iya Gigi dulu deket sama Reza,
tapi setelah Gigi pindah jadi ga lagi” ujar Gigi
“ohh.. ya udah kamu siap2 dulu deh”
ujar Papa Gigi
Skippp
*Makan malam pun tiba, Gigi bersiap
dengan T-Shirt berwarna pink dan rok pendek berwarna hitam yg sengaja
dipilihkan Papanya untuk anaknya dan rambut yg di kucir satu di atas menambah
kesan feminin. Kini dia sedang di dalam kamarnya
“Gigi, tenang.. itu masa lalu..”
ujar Gigi menyemangati dirinya
“tapi kenapa setiap gue di
deket dia, kaya ada rasa yg masih nyangkut sih di hati gue” ujar Gigi
“argg.... heehh... calm down.. Gigi
makan malam ini bukan Cuma berdua tapi banyak orang” ujar Gigi menghela nafas
“Gi!! Udah siap belum? Papa Cherly
dan Reza udah siap tuh di meja makan” pekik Papa Gigi dari luar kamar
“iya..” pekik Gigi lalu membuka
pintu kamarnya
“nah,.. gini kan jadi keliatan
ceweknya! Lagian kamu cantik kok kalo kayak gini” ujar Papa Gigi
*Lalu mereka segera menuruni anak
tangga. Gigi nampak canggung dengan penampilannya. Apalagi setelah melihat Reza
yg nampak tampan dengan setelan jas namun berdalaman kaos. Dan Cherly dengan
gaun yg anggun dan higheels yg cukup tinggi. Astaga!! Ia baru sadar jika ia
sekarang menggunakan sepatu ket! Sepatu yg rasanya tidak cocok untuk
penampilannya saat ini, biasa ia memakainya dengan penampilan casual dan hem
style tomboy. Namun sekarang acara yg sebetulnya tak formal menjadi sangat
tegang ini rasanya tidak cocok ia menggunakan sepatu tersebut.
“nak Gigi? Wah.. sekarang tambah
cantik ya..” ujar Papa Reza
“jadi Reza juga rekan kerja Papa
Gigi? Kenapa ga gue aja sih yg di bilang cantik sama bokapnya, jelas gue lebih cantik
dari pada Gigi” ujar Cherly dalam hati
“ya udah silahkan” ujar Papa Gigi
“nak Reza gimana, betah ga di sini?”
tanya Papa Gigi
“ya betah dong om, kan ada Gigi”
ujar Reza cengengesan
“apaan sih lo” kata Gigi
“sudah, nak Cherly masih suka main
boneka? Dulu waktu kecil, kalo nak Cherly main boneka Gigi suka jailin sampe
nangis, tapi ga tau nih sekarang malah Gigi yg sering mewek” ujar Papa Gigi
“nggak kok om, sekarang Cuma koleksi
yg unik2 aja” ujar Cherly
“Za, ngomong dong, dari tadi liatin
nak Gigi terus, haha..” ujar Papa Reza
“ih, Papa. Kalo orang tua kan sering
bilang. Kalo makan tuh ga boleh ngobrol” ujar Reza
“kalo ga ngobrol di mana rasa
kebersamaannya, kita ke sini buat jalin kebersamaan, kalo Cuma pentingin makan aja
sih, dinner di rumah gue juga bisa” ujar Cherly
“bener kata nak Cherly” ujar Papa
Gigi
*Papa masing2 tengah sibuk
membicarakan pekerjaannya di ruang tamu. Sementara anaknya sekarang berada di
taman. Kini Gigi sedang duduk di taman, melihat Reza menghampirinya, ia berdiri
dari tempat duduknya.
“Gi, lo mau kemana?” tanya Reza
“mau temenin Cherly di depan, kasian
dia sendiri” ujar Gigi
“udah di sini dulu aja” ujar Reza
sambil duduk di kursi taman, Gigi pun menurut
“haha... Gigi..Gigi lo tuh ya” kata
Reza
“ngapain lo ketawa?” tanya Reza
“ya iya lah.. kaos pink, pake rok,
eh.. bawahnya tetep sepatu ket juga ujung2nya” ujar Reza
“kenapa? Lo ga suka? Kalo lo ke sini
Cuma mau ngomong kayak gitu, mending lo temenin Cherly sana gih” ujar Gigi
“loh kok gue?” tanya Reza
“iya, kayaknya dia suka sama lo deh”
ujar Gigi
“hah? Masa sih? gak ah gue gak akan
berpaling dari lo” ujar Reza
“iih.. apaan sih lo! Ga ada kerjaan
laen apa selain gombalin orang” ujar Gigi
“eh, besok lusa lo ikut ga?” tanya
Reza
“kemana?” tanya Gigi balik
“aduh.. masak lo yg masuk duluan di
sekolah kita , lo sih yg ga uptudate” ujar Reza
“hah?” ujar Gigi mengerutkan dahinya
“iya, lusa, kita mau kemah di hutan
sama anak2 SMA Nusa Bakti” ujar Reza
“ooh.. Cuma anak kelas khusus aja?”
tanya Gigi
“nggak sih, lo boleh ngajak anak
kelas biasa” ujar Reza
“apa gue ngajak Steffy aja ya? Eh
ngomong2 dari tadi Steffy kok ga keliatan ya?” batin Gigi
“Gi? Lo ga papa?” tanya Reza
“oh.. ga kok! Gue mau masuk dulu”
kata Gigi
*Di sisi lain Cherly sekarang sedag
bersama Papa Gigi
“om, Biasanya kalo tiap pindah rumah
pianonya selalu di bawa, kok sekarang ga keliatan sih?’ tanya Cherly
“ohh.. itu, pianonya di taruh
gudang” kata Papa Gigi
“loh kenapa? Bukannya Gigi suka main
piano ya?” tanya Cherly
“iya, tapi om ga bisa cerita sama
kamu tentang ini” kata Papa Gigi
“oh, ya udah om ga apa2” kata Cherly
SKIP
#sekolah
“anak-anak.. besok kita akan mengadakan
bersama SMA Nusa Bakti, bertempat di hutan masih dalam lingkup kota
Bandung. Harap anak2 sudah melakukan persiapan dari sekarang. Besok kita akan
berangkat pukul 07.30 anak2 juga bisa membawa beberapa alat musik, seperti
gitar, tamborin,dll untuk acara api unggun.. sekian dari saya trimakasih..”
ujar Ibu Guru
“eh, Gi! Lo ikut ga?” tanya Christy
“belum tau!” jawab Gigi singkat
“Gi, ikut aja. Nanti kalo ada hewan
buas kan kita bisa aman. Kamu kan lebih buas dari pada mereka.haha,..” ujar Ryn
“apaan sih lo” ujar Gigi
“iya Gi, ikut aja..” ujar Cherly
SKIP
#kantin
“Gi, lo udah lama ya kenal sama
Reza?” tanya Cherly
“kenapa lo jadi ngomongin Reza?”
ujar Gigi
“ya, gue pengen tau aja” ujar Cherly
“lumayan..” jawab Gigi
“lo suka ya sama Reza?” tanya Gigi
“mm..”kata Cherly sambil senyum2 ga
jelas
“iya” tambahnya
“DEG” rasanya jantung Gigi berhenti
berdetak, perasaannya menjadi tak karuan. Padahal, ia berpikir bahwa ia sudah
tidak mempunyai rasa lagi padanya, tapi ia seperti terjebak dalam nostalgia dan
tak dapat kembali lagi perasaanya masih sama seperti 2 tahun yg lalu.
“kok hati gue mendadak panas gini
ya..” batin Gigi
*Tiba-tiba Bisma datang
“hai guys.. pasti pada ngomongin
kemah ya?” tanya Bisma
“iya” jawab Christy
“lo ikut ga, Gi?” tanya Bisma
“cie.. jadi yg di tanya Cuma Gigi
doang nih?” ujar Christy
“eh, kalian juga dong..” ujar Bisma
“kalo kita sih ikut, tapi kalo Gigi
ga tau tuh, dari tadi diem mulu” ujar Cherly
“ikut aja Gi, lo kan punya gitar,
jadi bisa buat pesta api unggun..” ujar Bisma
“oh, jadi lo ngajak gue Cuma gara2
gue punya gitar, berarti sama aja lo ngajak gitar gue dong..” kata Gigi
“aduh, nggak gitu juga, maksud
gue..mm.. nanti kalo ada lo pasti bakal tambah seru” kata Bisma
“hai semua” pekik Anisa yg baru saja
datang
“Anisa?” pekik Gigi terkejut melihat
perombakan penampilan Anisa menjadi lebih sederhana
“iya, ini gue! Gimana penampilan gue
sekarang? Udah ga lebay lagi kan?” tanya Anisa
“iya,. Bagus deh kalo lo ngerti apa
yg gue maksud dandanan lebay itu kayak gimana! Sekarang lo sadar kan, kalo
dandanan lo kemaren2 itu norak banget?” Jawab Gigi singkat
“iya,Gigi..” ujar Anisa
“kalian ini ngomongin apaan sih?”
tanya Bisma penasaran
“ada deh.. ini tuh urusan cewek”
ujar Anisa
“Gi, bisa minta waktu sebentar?”
tanya Bisma
“apaan sih? ada anak2.. ga enak kalo
kita berduaan” ujar Gigi
“please... kita ke aula” ujar Bisma
sambil menarik tangan Gigi, Gigi mengangguk pasrah
#aula
“ada apaan sih, Bis?” tanya Gigi
*Kini raut muka Bisma berubah
menjadi serius..
“Gi, gue mau tanya sesuatu sama lo”
ujar Bisma pelan
“apaan?” tanya Gigi
“seandainya gue jadi cowok lo, lo
mau ga?” tanya Bisma
“hah??” pekik Gigi
“ssstt..jangan keras2” ujar Bisma
“apaan sih, Bis. Ini ga lucu ya”
ujar Gigi
“tapi Gi, ini serius” ujar Bisma
*Gigi melihat ada sebuah gitar di sudut
aula, Gigi pun memainkan sebuah lagu untuk menjawab pertanyaan Bisma
Telah lama ku tahu
engkau
Punya rasa untukku
Kini saat dia tak
kembali
Kau nyatakan cintamu
Namun aku takkan
pernah bisa, ku
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau
beri
Ku terjebak di ruang
nostalgia
Semua yang ku rasa
kini
Tak berubah sejak dia
pergi
Maafkanlah ku hanya
ingin sendiri ku di sini
Namun aku takkan
pernah bisa, ku
Takkan pernah
merasaRasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang
nostalgia
Takkan pernah merasaRasakan
cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang
nostalgia
“jadi, maksud lo. Lo belum bisa
lupain mantan lo?” tanya Bisma
“gue juga ga tau, Bis. Rasanya gue
terjebak dalam nostalgia kenangan gue sama dia, dan rasa gue ga bisa balik..
tapi gue coba untuk lupain semua itu” ujar Gigi
“jadi lo mau ga?” tanya Bisma sekali
lagi
“ada yg lebih butuhin lo, Bis” ujar
Gigi lalu melangkah pergi
“Gi, Gigi!! Siapa, Gi? Siapa yg
lebih butuhin gue selain lo!!” pekik Bisma
“kenapa semua jadi begini sih? gue
punya misi buat nyomblangin dia sama Anisa, tapi kenapa dia malah...
argg..” jeritan hati Gigi
“Gi, ngapain lo di sini? Ayo, ikut
gue” ujar Anisa
“kemana?” tanya Gigi
“udah, ikut aja” ujar Anisa. Anisa
pun membawa Gigi ke kelas, yg kebetulan semua siswa sedang berada di luar kelas
“Gi, lo harus ikut ke kemah itu”
ujar Anisa
“lo inget kan sama tugas lo?” imbuh
Anisa
“apaan sih?” tanya Gigi
“aduh.. masa lo lupa sih, lo kan mau
nyomblangin gue sama Bisma” ujar Anisa
“ooh soal itu, tapi..”
“udah ga ada tapi2 an pokoknya lo
harus ikut” paksa Anisa
“loh kok gitu sih?” ujar Gigi
“udah..” ujar Anisa
S
K
I
P
*Pulang sekolah..
“Ryn, lo besok ikut ga?” tanya
Christy
“ya ikut, dong.. kan di sana bakal
ada gebetan aku..” ujar Ryn
“hah, serius lo Ryn? Lo punya
gebetan juga?” ujar Christy tak percaya
“ya iya lah.. aku kan juga punya
perasaan Christ” ujar Ryn
“kirain lo bisanya Cuma minum susu
aja” ujar Christy
“iiih Christy! Mulai deh..” ujar Ryn
kesal, Cherly dan Gigi pun datang
“hai, ada apaan nih? Heboh banget?”
tanya Cherly
“eh, Cher. Ternyata sapi Jepang kita
ini udah punya gebetan loh..”ujar Christy
“wih.. peningkatan nih.. haha” ujar
Cherly
“ngomong2 siapa gebetan lo?” tanya
Gigi
“mm.. anak Nusa Bakti” ujar Ryn
“berarti besok ada dong, di
perkemahan kita?” tanya Cherly
“iya” jawab Ryn
“wah.. seru dong, cie.. bisa PDKT”
ujar Cherly
“eh, tuh Cher siapa yg dateng..”ujar
Christy melihat Reza mendekat. Cherly jadi salah tingkah, pipi nya memerah.
Justru Gigi yg memalingkan wajahnya, pura2 tak melihat kedatangan Reza
“hai..” pekik Reza dari kejauhan
“hai juga..” semua menjawab, kecuali
Gigi yg sedari tadi hanya mengotak atik smartphone nya
“cie.. cari Cherly ya..”ujar Ryn
“sst.. Ryn!!” pekik Cherly
“hah? Enggak kok, gue ke sini mau
ngajak Gigi pulang bareng, kalian ga keberatan kan?” ujar Reza
“teweweweww..”
*Kini Cherly hanya bisa melongo
mendengar perkataan Reza, Cherly yg tengah menaruh harapan besar padanya, dan
mengira yg akan di ajak pulang oleh Reza adalah dirinya, rasanya dia baru saja
terjatuh dari lantai 13 apartemen miliknya..
“yuk, Gi” ajak Reza
“nggak ah, gue mau pulang sendiri
aja” ujar Gigi lalu melangkah pergi
“Gi!!”pekik Reza
“sorry, gue pulang duluan ya” ujar
Reza
“Cher, lo ga apa2 kan?” tanya
Christy
“nggak, gue nggak apa2” kata Cherly
masih menatap kepergian Reza
“ya udah, pulang yuk..” ajak Ryn
SKIP
“Pah, besok Gigi mau ikut kemah
boleh ga?” ujar Gigi
“boleh.. sayang..” ujar Papa Gigi
sambil sibuk dengan laptop yg ada di hadapannya
“bahkan, ga nanya dulu itu acara
apa? Tempatnya di mana? Main ngebolehin aja, kalo anaknya kenapa2 gimana?”
batin Gigi
“masih ada yg mau kamu omongin nak?”
tanya Papa Gigi
“Pah, kalo Gigi nanti ga sama Papa
lagi, trus Papa juga tetep sibuk kerja kayak gini?” tanya Gigi
“Gigi, kenapa kamu ngomong kayak
gitu?” tanya Papa Gigi
“nggak, Pah. Gigi Cuma pengen ngerti
aja. Papa lebih pentingin kerjaan Papa atau anaknya sendiri?” ujar Gigi
“denger ya,nak. Papa kerja untuk
siapa? Ya Cuma untk kamu. Kalo kamu ga ada, buat apa Papa kerja lagi?” ujar
Papa Gigi sambil memegang kedua bahu Gigi
“makasih, Pah.. Gigi sayang Papa”
ujar Gigi sambil memeluk Papanya
“Iya, nak. Papa juga sayang kamu”
balas Papa Gigi
S
K
I
P
“Steff, lo besok ikut juga ya ke
kemah” ajak Gigi
“iya, dong Gi, aku kan bakal jagain
kamu” ujar Steffy
“halah, gaya lo.. nanti kalo ada
apa2 aja pasti ujung2nya gue juga yg nolongin lo” ujar Gigi
“hehe.. iya juga sih! eh, Gi.. besok
kemah sama anak2 SMA Nusa Bakti ya?” ujar Steffy
“iya, emang kenapa?” tanya Gigi
“denger2 cowok2 di sana ganteng2
loh..” kata Steffy
“yee.. modus lo” ujar Gigi
“hehe.. ya siapa tau kamu bisa move
on dari dia dia” ujar Steffy
“maksud lo?”tanya Gigi
“ya sama Bisma dan Reza” ujar Steffy
“hah.. gue lagi males mikirin
mereka” ujar Gigi
“Gi, gue boleh tanya ga?” tanya
Steffy
“apa?” ujar Gigi
“sebenernya kamu suka sama siapa
sih?” tanya Steffy
“mm.. kalo gue deket sama Bisma,gue
ngerasa nyaman dan dia juga bisa tenangin hati gue. Kalo sama Reza, gue ga tau
apa gue masih punya rasa sama dia, tp setiap Cherly bilang kalo dia suka sama
Reza, hati gue mendadak panas” ujar Gigi
“iih.. Gigi, kamu harus putusin
sekarang, mana yg kamu pilih” ujar Steffy
“ga bisa Steff, Anisa ngebet sama
Bisma, sementara Cherly suka sama Reza” ujar Gigi
“ya udah, kamu jalanin dulu aja,
siapa tau kamu dapet yg terbaik” ujar Steffy
“thanks” kata Gigi
“ama2” ujar Steffy
“sok imut lo” kata Gigi
“biarin wek..” ujar Steffy
“Gi, hidung kamu” ujar Steffy
“kenapa? Jangan liatin idung gue
sampe segitunya kali, udah tau kalo idung gue mancung” kata Gigi
“iiih!! Bukan itu, idung kamu! Ada
darahnya, kamu mimisan?” ujar Steffy
“hah, masa sih? ujar Gigi sambil
mengelap hidung yg sudah berlumuran darah
“iya, Gi. Apa perlu aku panggil Papa
kamu” ujar Steffy
“jangan!! Ngak, nggak perlu” ujar
Gigi
“tadi siang kejedot pintu” ujar Gigi
berbohong
“masa kejedot pintu tadi siang, yg
mimisan sekarang sih?” ujar Steffy heran
“kan perlu proses”ujar Gigi
“ya udah, kamu bersihin dulu hidung
kamu, sekalian beres2 buat besok” ujar Steffy
“untung, dia percaya kalo gue
kejedot pintu” batin Gigi
#kamarGigi
“Tuhan, sampai kapan ku sembunyikan
semua ini?” ujar Gigi menatap bintang yg bertaburan di langit “yah, kok mendung
sih?” ujar Gigi melihat awan menutup semua keindahan yg baru saja ia lihat.
“eh, dulu gue suka mendung,
sekarang, semenjak gue kenal mereka, Cherly yg tegas, Steffy yg polos, Ryn yg
agak lemot, Christy yg bijak, Anisa yg lucu banget tingkahnya.. sekarang
perlahan gue bisa sembuhin luka hati gue karena Mama” ujar Gigi
“kayaknya gue udah nemuin keluarga
ke dua, rasanya gue ga mungkin hianatin mereka” ujar Gigi
“ jika suatu saat nanti gue udah ga
ada,setidaknya gue udah bisa tersenyum karena mereka..”ujar Gigi. Gigi menulis
sesuatu pada selembar kertas dan ia simpan di laci kamarnya..
*Gigi melihat gitarnya yg berada di
sudut ruangan, ia melepaskan tasnya dan duduk di jendela memanjang..
“mendung2 gini enaknya nyanyi apa
ya? Nah, pasti ini mau hujan nyanyi “IT WILL RAIN” aja”
If you ever leave me,
baby
Leave some morphine at
my door
Cause it would take a
whole lot of medication
To realize what we
used to have
We don’t have it
anymore
There’s no religion
that could save me
No matter how long my
knees are on the floor, oh
So keep in mind all
the sacrifices I’m making
Will keep you by my
side,
will keep you from
walking out the door
Cause there’ll be no
sunlight if I lose you, baby
There’ll be no clear
skies if I lose you, baby
Just like the clouds
my eyes will do the same
If you walk away,
every day it will rain, rain, rain
I’ll never be your
mother’s favorite
Your daddy can’t even
look me in the eye
Ooh, if I was in their
shoes
I’d be doing the same
thing
Saying there goes my
little boy
Walking with that
troublesome guy
But they’re just
afraid of something they
can’t understand
Ooh well, little
darling, watch me change
their minds
Yeah, for you I’ll
try, I’ll try, I’ll try
I’ll pick up these
broken pieces till I’m bleeding
If that’ll make you mine
Ooh, don’t you say
goodbye
Don’t just say,
goodbye
I’ll pick up these
broken pieces
Till I’m bleeding if
that’ll make it right
SKIP
“Gi, bangun! Kamu jadi ikut ga
kemah?” ujar Steffy membangunkan Gigi
“hoam.... bentar napa gue masih
ngantuk” kata Gigi
“ayolah Gi!!” ujar Steffy
“lo bisa diem ga sih! lo ga tau sih
gue semalem begadang nulis..........” ujar Gigi yg tak melanjutkan
ucapannya
“nulis apaa?” tanya Steffy
“tauk ah.. 5 menit lagi deh” ujar
Gigi
“aduh, Gi.. lima menit lagi udah jam
setengah tujuh” ujar Steffy
“hah? Serius lo?” ujar Gigi sambil
membelalakkan matanya
“iya, noh liat”ujar Steffy sambil
menunjukkan jam tangannya
“mampus gue!!” ujar Gigi dan berlari
menuju kamar mandi
“haha.. ga tau dia kalo aku cepetin
jam nya” kata Steffy lirih
“Gi, udah belom? Sarapan dulu gih”
ujar Steffy
“ga usah pake sarapan, nanti
ketinggalan bus”ujar Gigi sambil merapikan tas bawaannya
“ya elah, baru jam 6” ujar Steffy
“loh? Tadi bukannya udah jm setengah
tuju ya?” ujar Gigi bingung
“tadi aku cepetin jamnya, kalo ga
gitu, kamu ga bakal bangun”ujar Gigi
“wahh.. parah lo! Oh, jadi sekarang
lo udah ada kemajuan ya, dulu lo baru bisa senyam-senyum, masih ingusan,sekarang
udah bisa boongin orang” ujar Gigi kesal
“ya udah, sarapan dulu, udah aku
siapin nih” kata Steffy
#sekolah
“Gi, lo bawa tas Cuma satu?” tanya
Anisa
“ya iya lah, gue Cuma bawa barang
seadanya.. kita mau kemah bukan mau pindah rumah” ujar Gigi
“iya nih, lo sih, Nis. Pake acara
nyuruh bawa kotak make-up segala” ujar Kezia
“ye.. ga apa2 kali, walau kemah tp
tetep harus cantik” ujar Anisa
“hah.. di otak lu mah Cuma ada Bisma
doang, nanti di sana tinggal TP deh” ujar Felly
“TP apaan?” tanya Anisa
“tebar pesona” kata Felly
“ye itu kan emang kerjaan gue. Haha”
ujar Anisa
“udah udah, ni bus nya udah mau
jalan, ayo kita naik aja daripada ketinggalan kita ga jadi kemah deh..”ujar
Cherly
#bus
“gue sama Gigi” ujar Ryn
“ga bisa, Gigi pasti ga mau sama lo,
lo kan bau sapi” ujar Cherly
“mending Gigi sama gue aja” kata
Cherly
“iih, Cherly!!”pekik Ryn
“tidak,tidak,tidak.. aku yg jagain
Gigi jadi aku harus duduk di samiping Gigi” ujar Steffy
“ya udah sama gue aja” kata Christy
“apa apaan sih, masih banyak kali yg
mau duduk sebelahan sama kalian, emang apa enaknya sih duduk sebelah Gigi? Ga
bosen apa. Paling Cuma di kacangin aja lo” ujar Anisa
“mending sama gue aja. Biar bisa
ngobrolin soal itu...” ujar Anisa
“yeee... sama aja!!” pekik Ryn,
Cherly, dan Christy
“ya udah, gue sama Anisa” ujar Gigi
“yah..” kata Ryn lunglai
“udah sama gue aja” kata Cherly
“trus, gue sama siapa?” tanya
Christy
“noh sama pohon pisang!!” pekik
Cherly
“ya ampun, jahat banget kalian” ujar
Christy
“ya cari kek sama siapa, tuh sama
Felly ato Kezia” ujar Cherly
“ya udah deh terpaksa sama Felly
aja, kalo sama Kezia yg ada nanti gue di omelin lagi, abis galak banget, omongannya
pedes” ujar Christy
“eh, lo tadi ngomong apa? Lo pikir
gue ga denger?” pekik Kezia
“tuh, apa gue bilang” kata Christy
“Gi, ini kesempatan lo buat deketin
gue sama Bisma” ujar Anisa
“ya ampun, kita berangkat aja belom.
Lo masih aja ngomongin masalah itu, ga bosen napa?” tanya Gigi
“ga lah, kalo masalah ini gue ga ada
bosen2nya deh ingetin lo” ujar Anisa
“eh, nanti di sana, gue tuh ga
nganggur, jadi gue ga Cuma ngurusin impian ga penting lo itu” ujar Gigi sambil
memalingkan wajahnya melihat ke luar jendela
“apa?” pekik Anisa namun tak di
hiraukan oleh Gigi
“oke, anak2 kita siap berangkat..
sudah ibu cek semua, perhatian SMA kita nanti akan berada di sebelah selatan
SMA Nusa Bakti. Ibu berharap kalian dapat menjaga nama baik sekolah dengan
tidak membuat keributan, mengerti?” jelas Ibu Guru
“ya, Bu..” seru siswa2
S
K
I
P
“kita udah sampe?” tanya Anisa
“ya udah lah, kalo belom ngapain
kita berhenti?” ujar Gigi
“gila ni hutan serem amat, kayak di
dalemnya ada jurang banyak, hewan buas, trus..”
“sst... udah deh, lo tuh negative
thinking mulu!” ujar Gigi
“trus gue harus tidur di hutan?”
tanya Anisa
“ya iya dong nis, masak iya tidur di
hotel! Kita mau camping bukan karya wisata” ujar Gigi
“pasti banyak nyamuk, trus nanti
mandinya gimana?” ujar Anisa
“eh, lo kalo mau hidup enak, balik
aja ke rumah lo. Bawel banget sih!” ujar Gigi
“eh jangan, nanti Bisma gimana?”
ujar Anisa
“serah deh” ujar Gigi singkat
“Gi, kita main yuk ke tempat anak2
Nusa Bakti” ujar Steffy
“hah? Lo gila ya? Kita baru aja
nyampe, bangun tenda aja belom! Kalo lo mau samperin mereka nih sama tukang TP”
ujar Gigi dan pergi menghampiri Cherly
“hah, sama Anisa? Ga ah, yg ada
nanti aku malah di suruh bawain barang2nya lagi” ujar Steffy
“yeh, siapa yg mau di bawain sama
lo?” ujar Anisa
“ya udah, kalo ga mau diem aja. Ga
usah lebay deh..” ujar Steffy
“Cher, buat tenda yuk” ajak Gigi
“yuk, ngajak Reza ya..” ujar Cherly
“hah? Ngapain? Kita bisa sendiri kok”
ujar Gigi
“yee.. kita? Lo aja kale gue
nggak!!” ujar Cherly
“serah lo deh..” ujar Gigi pasrah
“Za, lo lagi nganggur ga?” tanya
Cherly
“oh, iya gue lagi ga ngapa-ngapain”
ujar Reza
“bisa bantuin gue ga bangun tenda?”
ujar Cherly
“o boleh” jawab Reza
“yess!! Saatnya PDKT” ujar Cherly
dalam hati
“Gi, lo bisa minggir bentar ga?”
ujar Cherly sedkit menyenggol lengan Gigi
“ni anak kenapa sih? perasaan gue
deh yg ngajak bikin tenda, kenapa jadi dia yg ngotot” ujar Gigi lirih
*Gigi pun hanya duduk2 di atas batang
pohon yg tertidur, dia mengamati semua yg di lakukan siswa2, melihat Cherly
dengan Reza yg mendirikan tenda, Christy dan Felly yg semakin akrab,Anisa dan
Kezia mencari ranting2 kering untuk api unggun, Steffy dan Ryn yg sedang asyik
mengincar cowok2 SMA sebelah. Huft rasanya sepi banget. Akhirnya ada Bisma yg
menemaninya
“Hai, Gi! Diem aja?” tanya
“ngapain lo di sini? Lo ga kasian
liat cewek lo pungutin ranting2 pohon?” ujar Gigi
“cewek? Gi, gue nembak cewek ya baru
ke elo aja, lo ngasih jawaban aja belom, gimana gue mau punya cewek?” ujar
Bisma
“dia kan cinta banget sama lo, dia
rela ngelakuin apa aja buat lo, tapi lo ga nganggep dia, pasti nyesek banget
tuh” ujar Gigi
“Gi, sebenernya siapa sih yg lo
maksud itu?” tanya Bisma
“Anisa” ujar nya sambil menundukan
kepala
“Gi, tapi gue ga suka sama....”
“hey!! Ngapain mojok di sini? Ayo
bantuin!!” pekik Anisa yg tiba2 datang
“mending lo bantuin Anisa” ujar Gigi
dan melangkah pergi
“Bis, lo dengerkan?” ujar Anisa
bersambung......
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar